• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 28 April 2024

Kabupaten Bogor

LPBINU Jabar Gelar Workshop Series Penyusunan Kajian Risiko Bencana di Kelurahan Cisarua dan Desa Citeko

LPBINU Jabar Gelar Workshop Series Penyusunan Kajian Risiko Bencana di Kelurahan Cisarua dan Desa Citeko
Kegiatan Workshop Series Penyusunan Kajian Risiko Bencana  (KRB) dan Rencana Aksi LPBINU Jabar untuk Kelurahan Cisarua dan Desa Citeko, CIsarua, Kabupaten Bogor, Selasa (23/1/2024). (Foto: NU Online Jabar)
Kegiatan Workshop Series Penyusunan Kajian Risiko Bencana  (KRB) dan Rencana Aksi LPBINU Jabar untuk Kelurahan Cisarua dan Desa Citeko, CIsarua, Kabupaten Bogor, Selasa (23/1/2024). (Foto: NU Online Jabar)

Bogor, NU Online Jabar
Menindaklanjuti kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Jawa Barat menyelenggarakan kegiatan dengan nama Workshop Series Penyusunan Kajian Risiko Bencana  (KRB) dan Rencana Aksi di tingkat desa atau kelurahan dalam Urban Communities for Resilient Action Program (Komunitas Perkotaan Untuk Aksi Tangguh - KUAT).


Kegiatan yang berlangsung di Kelurahan Cisarua dan Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor ini berlangsung selama 4  hari ini dimulai tanggal 21–24 Januari 2024 di Aula Kantor Kelurahan, dan di aula Desa. 


Menurut uwa Dadang, panggilan akrab Ketua LPBINU Jawa barat, workshop series penyusunan kajian risiko dan rencana aksi di tingkat desa/kelurahan merupakan agenda tindak lanjut setelah agenda Pelatihan Community Led Disaster Management (CLDRM) atau Manajemen Risiko Bencana yang Dipimpin oleh Masyarakat. 


Melalui Pelatihan CLDRM sebagai salah satu bentuk penguatan kapasitas dan peningkatan pengetahuan masyarakat khususnya anggota Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa Citeko dan Kelurahan Cisarua dalam mengurangi dampak bencana di wilayah mereka. 


“Melalui strategi ini, masyarakat diharapkan dapat secara aktif dapat melakukan penilaian, menganalisa mengelola, dan mengevaluasi upaya pengurangan risiko bencana di daerah dengan memaksimalkan sumber daya lokal yang ada,” ungkapnya.


Untuk mencapai perubahan yang berkelanjutan melalui Program KUAT yang dilaksanakan dengan mitra pelaksana adalah LPBINU Jabar khususnya di Desa Citeko dan Kelurahan Cisarua akan memberikan fasilitasi dan pendampingan Penyusunan Kajian Risiko Bencana dan Rencana Aksi oleh Forum Pengurangan Risiko Bencana Desa/Kelurahan.


“Workshop ini  menggunaan metoda FGD (Focus Group Discusion) dengan melakukan penggalian lebih mendalam, konfirmasi, dan validasi untuk melengkapi data yang telah dihasilkan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB_  pada pelatihan CLDRM di masing-masing lokasi yang akan dilakukan dengan diskusi dengan menghadirkan warga di luar FPRB khususnya yang rentan dan sering terdampak bencana,” jelasnya.


Adapun maksud dari kegiatan ini adalah melakukan penggalian informasi dan memotret ancaman, kerentanan, dan kapasitas yang dimiliki desa/kelurahan dalam membangun kolaborasi komunitas perkotaan untuk aksi tangguh yang nantinya dipetakan dalam bentuk visual dan juga dalam bentuk deskrptif, sehingga diperoleh hasil dalam bentuk peta dan dokumen tingkat desa/kelurahan.


“Tujuan dilaksanakannya kajian risiko bencana dan penyusunan rencana aksi ini adalah mendapatkan gambaran dan informasi terkait dengan ancaman, kerentanan dan kapasitas penanggulangan bencana dari tiap  lokasi,” terangnya.


Selain itu, kata dia, meningkatnya kapasitas masyarakat, kelompok anak, dan anak muda dalam melakukan pemetaan dan pengkajian mandiri dan menganalisis sebagai bahan dalam perencanaan dan pengelolaan risiko bencana dan menyusun rencana penanggulangan bencana tingkat desa/kelurahan.


“Kita juga berharap mereka mampu menyusun rencana aksi di tingkat desa/kelurahan berdasarkan prioritas dan kesepakatan bersama, juga mampu menghasilkan peta desa/kelurahan mandiri yang memiliki keterbacaan dan informasi yang lebih detail dan akurat terkait ancaman, kerentanan dan kapasitas dalam penanggulanggan bencana,” ujarnya.


Sementara itu, ia berharap hasil penyusunan kajian risiko bencana dan penyusunan rencana aksi  tingkat desa/kelurahan akan menjadi dokumen milik desa atau kelurahan yang telah disepakati bersama dan dapat dijadikan landasan dalam melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan risiko bencana di tingkat desa atau kelurahan. 


“Adapun hasil dokumen yang dihasilkan terdiri dari dokumen naratif dan dokumen peta visual,” pungkasnya.


Workshop ini dihadiri juga oleh Yenny Suryani sebagai Country Manager  CRS Indonesia, Esther  M Fatwa sebagai Manager Program KUAT dan dari Pengurus LPBINU Jawa Barat.


Kabupaten Bogor Terbaru