• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 28 April 2024

Kabupaten Bogor

LPBINU Jabar Gelar Workshop Pembuatan Peta Partipatif di Kelurahan Cisarua Bogor

LPBINU Jabar Gelar Workshop Pembuatan Peta Partipatif di Kelurahan Cisarua Bogor
Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Jawa Barat kembali menyelenggarakan workshop dengan metode Focus Group Discussion (FGD) Pembuatan Peta Partisipatif di Kelurahan Cusarua, Kabupaten Bogor, Rabu (28/2/2024). (Foto: NU Online Jabar)
Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Jawa Barat kembali menyelenggarakan workshop dengan metode Focus Group Discussion (FGD) Pembuatan Peta Partisipatif di Kelurahan Cusarua, Kabupaten Bogor, Rabu (28/2/2024). (Foto: NU Online Jabar)

Bogor, NU Online Jabar
Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Jawa Barat kembali menyelenggarakan workshop dengan metode Focus Group Discussion (FGD) Pembuatan Peta Partisipatif di Kelurahan Cusarua, Kabupaten Bogor, Rabu (28/2/2024).


Kegiatan ini diikuti oleh 25 orang peserta yang merupakan perwakilan Forum Penanggulangan Risiko Bencana (FPRB) Kelurahan dan Komunitas lainnya yang difasilitasi langsung oleh Ketua LPBINU Jabar Dadang Sudardja.


Menurut penuturannya, pemetaan partisipatif merupakan Metoda yang pembuatannya melibatkan masyarakat. Masyarakatlah yang melakukan pemetaan wilayahnya, juga menjadi penentu perencanaan pengembangan wilayahnya sendiri. 


“Pemetaan partisipatif dilakukan dengan menggabungkan data-data spasial hasil pengukuran dengan data deskriptif yang didapatkan dari hasil diskusi-diskusi dengan masyarakat,” ungkapnya.


Mengapa penting melibatkan masyarakat?


Menurutnya, pengelolaan risiko bencana berbasis masyarakat sangat berguna untuk membangun kesadaran masyarakat khususnya yang berada di daerah atau lingkungannya yang memiliki ancaman dan kerentanan dari berbagai aspek (geologis, sosial, lingkungan, ekonomi dll).


“Pemetaan partisipatif juga dapat menumbuhkan semangat dalam menggali pengetahuan lokal, sejarah kebencanaan, kearifan lokal dalam mitigasi bencana dan lain sebagainya,” ucapnya.


Dalam workshop ini, disepakati pentingnya dilakukan pemetaan partisipatif yang akan ditindak lanjuti dengan melakukan kunjungan kelapangan (transek) melihat kondisi faktual dengan tokoh kunci di masyarakat untuk mendiskusikan soal batas wilayah RT/RW/Kampung, melengkapi data dan hal lain yang masih belum selesai di FGD. 


“Peta ini akan menjadi bagian dari Dokumen Kajian Risiko Bencana Kelurahan Cisarua,” tandasnya.


Selain diikuti oleh forum dan komunitas pecinta lingkungan, kegiatan ini juga diikuti oleh Pemuda Ansor Cisarua.


Kabupaten Bogor Terbaru