Indramayu

Peringati Hari Santri, MWCNU Gelar Ziarah ke Makam Muassis dan Muharrik NU se-Kedokanbunder 

Rabu, 23 Oktober 2024 | 15:00 WIB

Peringati Hari Santri, MWCNU Gelar Ziarah ke Makam Muassis dan Muharrik NU se-Kedokanbunder 

Safari ziarah MWCNU Kedokanbunder dalam rangka HSN 2024. (Foto: Dok. Pribadi)

Indramayu, NU Online Jabar
Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2024, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Kedokanbunder, Kabupaten Indramayu, menyelenggarakan kegiatan ziarah makam para Muassis (Pendiri) dan Muharrik (Penggerak) Nahdlatul Ulama, Ahad (20/10/24).


Ziarah ini diikuti oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kedokanbunder, pengurus MWC NU, pengurus Ranting NU, Banom NU, dan Lembaga NU.


Kegiatan dimulai dengan doa bersama di Pondok Pesantren Majmaul Ummah, Desa Kedokanbunder Wetan, yang dipimpin oleh KH. Muslich AS. Setelah pengarahan dari panitia, ziarah dilanjutkan dengan mengunjungi makam KH. Masdim, K. Mukhlas, dan Basyari Abdul Mu'in, yang menjadi rute pertama dalam rangkaian kegiatan.


Panitia peringatan Hari Santri Nasional 2024, Amin Hidayat, yang juga Sekretaris LAZISNU Kedokanbunder, menyatakan bahwa Hari Santri adalah momen penting untuk mengenang sejarah keberanian, keteguhan, dan dedikasi para ulama dalam
memperjuangkan Islam, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Kecamatan Kedokanbunder. 


"Semoga kita sebagai generasi penerus dapat melanjutkan perjuangan tersebut dengan mengisi kemerdekaan melalui prestasi sesuai minat dan bakat masing-masing," ujarnya.


Ketua MWC NU Kedokanbunder, Kiai Jabidin, juga menyampaikan rasa syukurnya atas kelancaran kegiatan ziarah ini.


"Alhamdulillah, berkat doa dan dukungan dari Rois Syuriah KH. Mujahidin serta seluruh pengurus, kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik. Saat ini, MWC NU fokus pada program 'NU Peduli' dan peremajaan Banom NU di level MWC yang sudah terbentuk secara menyeluruh," ungkapnya.


Ziarah ini tidak hanya menjadi momen untuk mengenang jasa para ulama dan tokoh agama yang berjuang bagi Islam, tetapi juga memperkuat ikatan kebersamaan dan semangat gotong royong antar warga NU di Kedokanbunder.