Soroti Kemandirian NU, Katib PCNU Garut Ajak Nahdliyin Sisihkan 10 Persen Dari Pembelian Rokok
Selasa, 12 Desember 2023 | 10:00 WIB
Muhammad Salim
Kontributor
Garut, NU Online Jabar
Katib Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Garut KH Samhari mengungkapkan, kemandirian NU bisa dilihat dari rokok. Hal tersebut di sampaikan saat membuka acara Konferensi Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Garut Kota yang bertempat di Sekretariat MWCNU Garut Kota di Jalan Cikuray Nomor 67 Kelurahan Regol Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut. Ahad (10/12/2023).
Pria yang pernah menjabat Ketua Umum Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Garut tersebut menjelaskan bahwa hal tersebut di hitung dari perkiraan konsumsi rokok di Kabupaten Garut.
"Kemandirian NU itu mudah, dalam kegiatan konferensi saja bau asap rokok, bahkan tidak hanya ruangannya saja yang bau asap rokok," ujarnya yang juga selaku sesepuh Pondok Pesantren An Nahdlah dalam Video Youtube NU Garut Chanel.
Ia mengungkapkan, berdasarkan informasi yang ada, jumlah rokok yang terjual di Kabupaten Garut sepuluh tahun yang lalu mencapai 400 ribu bungkus per hari. Menurutnya, jika 50 persen konsumen rokok tersebut adalah nahdliyyin, maka rokok yang terjual kepada nahdliyyin sekitar 200 ribu bungkus. Kemudian ia mengalikan jumlah rokok tersebut dengan harga rata-rata 25 ribu, maka didapatkan angka nominal 5 Milyar per hari.
KH Samhari mengajak nahdliyyin untuk menyisihkan 10 persen (Rp. 2.500) dari pembelian rokok tersebut untuk kemandirian organisasi. Jika hal tersebut berjalan, maka bisa kita dapatkan angka 50 juta perhari atau 18 Milyar pertahun.
Ia menilai, angka tersebut merupakan angka yang luar biasa.
"Jadi kalau NU sudah mandiri, maka warga NU di tingkat bawah tidak akan di makan ajag (serigala)." ungkapnya.
Ia menegaskan sebagaimana hadits rasul yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari bahwa sesungguhnya serigala hanya akan memakan kambing yang terpisah.
Selain itu, KH Samhari juga mengungkapkan tantangan paham ahlusunah waljamaah yang tidak kalah bahaya yaitu adanya paham wahabi, islam bai'at (NII) dan juga penggiringan arus pemikiran dari kelompok yang mengaku keturunan rasul.
Terpopuler
1
Bangkitkan Semangat Wirausaha, Talk Show di Cirebon Ajak Perempuan Muda Jadi Pelaku Ekonomi Mandiri
2
Angkatan Pertama Beasiswa Kelas Khusus Ansor Lulus di STAI Al-Masthuriyah, Belasan Kader Resmi Menyandang Gelar Sarjana
3
PBNU Serukan Penghentian Perang Iran-Israel, Dorong Jalur Diplomasi
4
Kuota Haji 2026 Baru Akan Diumumkan pada 10 Juli 2025, Kemenag Masih Tunggu Kepastian
5
Koleksi Manuskrip Warisan Ulama Sunda, KH Enden Ahmad Muhibbuddin Jadi Rujukan Tim Peneliti Naskah Nusantara
6
Pengembangan Karakter Melalui Model Manajemen Manis
Terkini
Lihat Semua