• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Selasa, 30 April 2024

Garut

KH Hilman Umar Bashori Sebut Tujuan Hidup Orang Beriman adalah Akhirat

KH Hilman Umar Bashori Sebut Tujuan Hidup Orang Beriman adalah Akhirat
Ketua LP Ma'arif NU Garut KH Hilman Umar Bashori. (Foto: NU Online Jabar/Rudi Sirojudin A).
Ketua LP Ma'arif NU Garut KH Hilman Umar Bashori. (Foto: NU Online Jabar/Rudi Sirojudin A).

Garut, NU Online Jabar
KH Hilman Umar Bashori mengatakan bahwa sebagai orang beriman kita diharuskan dan diwajibkan untuk menjadikan akhirat sebagai akhir dari tujuan hidup ini. Hal itu diungkapkannya saat menyampaikan tausiah digital bertajuk Kalam Ramadhan Episode 24 sebagaimana dikutip Chanel Youtube, Jum'at (5/4/2024). 


"Manusia merupakan khalifah, wakil Tuhan di muka bumi. Ia diberi keleluasaan untuk mengelola dan mengatur segala sendi kehidupannya. Namun untuk melaksanakannya, ia harus tunduk dan patuh pada aturan dan norma yang telah digariskan oleh Tuhannya," ucapnya. 


Kia yang akrab disapa Ceng Hilman itu menjelaskan bahwa untuk memakmurkan kehidupan di muka bumi ini, segala apa yang dilakukan manusia tidak cukup hanya diorientasikan untuk kehidupan dunia saja, melainkan juga harus ditujukan dan diorientasikan kepada kehidupan akhirat. Menurutnya hal itu menjadi penting mengingat kehidupan terakhir manusia itu ada di akhirat. 


"Hidup manusia terbagi menjadi beberapa tahapan dari mulai alam rahim, alam dunia, alam antara (barzakh), dan alam akhirat. Alam dunia adalah tempat manusia untuk beribadah melaksanakan perintah Tuhan, dan bercocok tanam melalui amal kebaikan.  Sementara akhirat merupakan kehidupan untuk mengambil, menikmati buah dari hasil perbuatan manusia di dunia. Oleh karena itu kehidupan akhirat harus diutamakan," tutur Ceng Hilman. 


Ia mengutip firman Allah SWT dalam surat al-Qasas ayat 77;


وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ  وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا  وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ  وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ


Artinya: "Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan." (QS al-Qasas [28]: 77). 


Ceng Hilman juga mengutip perkataan Hujatul Islam Imam al-Ghazali:


الدنيا مزرعة الآخرة ؤكل ما خلق فى الدنيا
فيمكن أن يتزود منه للآخرة.


Artinya: "Dunia adalah ladang akhirat. Maka setiap yang diciptakan Allah di dunia, bisa untuk dijadikan bekal menuju akhirat." 


Lebih lanjut kia pengasuh Ponpes Fauzan Sukaresmi Garut itu menyebut bahwa kehidupan dunia harus dipandang sebagai tempat untuk mengabdi kepada Allah SWT. Menurutnya apa pun yang dilakukan manusia harus didasarkan dalam rangka meraih rida Allah SWT. 


"Misalnya, kita bekerja untuk mendapatkan rezeki, maka selain rezeki itu diniatkan untuk kekuatan fisik kita, juga harus diniatkan untuk ibadah. Maka oleh karena itulah kita  sadar bahwa setiap yang dilakukan oleh manusia akan kembali kepada dirinya sendiri," papar Ceng Hilman. 


Ia mengutip firman Allah SWT dal Al-Qur'an surat az-Zalzalah ayat 7-8;


فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ  وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ


Artinya: "Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula." (QS az-Zalzalah [99]: 7-8). 


"Dari ayat itu, kita semestinya jangan memvonis kita harus meninggalkan dunia dan memiskinman diri. Tetapi dunia harus kita ambil seperlunya. Dunia mesti dijadikan saran untuk beribadah, untuk kekuatan agama.  Sementara akhirat harus jadi tujuan utamanya," jelas Ceng Hilman.  


Adapun terkait dengan harta, Ceng Hilman menilai bahwa kemuliaan dunia terletak pada harta. "Meskipun ada yang miskin misalnya, maka disitulah kepedulian orang yang kaya untuk membantunya. Maka saya berharap kepada mereka yang diberikan kelebihan harta untuk senantiasa peduli kepada sesamanya," imbuhnya. 


Ceng Hilman menyarankan agar kemiskinan jangan dijadikan alasan untuk kita agar lebih dekat kepada Allah. Menurutnya, justru orang yang mampu memanfaatkan kekayaan dijalan Allah merupakan salah satu orang yang paling utama di sisi Allah. 


Ceng Hilman mengutip doa


اللهم لا تجعل الدنيا اكبر همنا ومبلغ علمنا


"Allahumma laa taj'al al-dunya akbara hamminaa wa laa mablagha 'ilminaa"


Artinya: "Yaa Allah, janganlah Engkau jadikan dunia sebagai cita-cita kami dan jangan Engkau jadikan dunia sebagai tujuan utama ilmu kami."


"Itu artinya, kita harus mencari rezeki yang banyak untuk mendapatkan dunia, supaya dapat menjadi orang kaya, namun bukan untuk disombongkan, bukan untuk difoya-foyakan, tetapi untuk dipergunakan di jalan Allah SWT," kata Ceng hilman.


"Rezeki, kekayaan juga harus dijadikan untuk memperkuat fisik, memperkuat ekonomi,  memperkuat agama dan menjadi sarana untuk bekal di akhirat nanti. Dengan demikian, seluruh aktifitas yang kita lakukan di dunia ini untuk mendapatkan akhirat semuanya, demi meraih rida Allah SWT ," tandas kia yang juga sebagai ketua LP Ma'arif NU Garut itu. 


Garut Terbaru