KH Aceng Aam Umar 'Alam Tegaskan Nasab Bukan Jadi Ukuran Kemuliaan Seseorang
Jumat, 9 Juni 2023 | 13:00 WIB
M. Rizqy Fauzi
Penulis
Garut, NU Online Jabar
Salah seorang Mustasyar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Garut KH Aceng Aam Umar 'Alam menjelaskan manusia yang paling mulia di hadapan Allah SWT. Menurutnya, manusia yang paling mulia adalah manusia yang memiliki ilmu dan orang yang meninggal karena berjuang membela agama (syahid).
Kiai yang juga selaku sesepuh Pondok Pesantren Fauzan tersebut mengaku, salau demikian, orang yang mati syahid masih kalah dengan orang yang berilmu, alasannya karena orang yang berjuang di jalan Allah belum tentu mau melakukannya jika tidak didasari oleh ilmu.
"Yang syahid masih kalah oleh orang yang berilmu, karena mereka belum tentu mau berjuang jika tidak didasari oleh ilmu," ujar Kiai yang akrab disapa Aceng Aam saat mengisi istighosah pengajian bulanan di Pondok Pesantren Fauzan Kp Fauzan RT 05 RW 05 Desa/Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Ahad (28/5/2023) lalu dilansir dari laman NU Online.
Aceng Aam mengajak kepada semua jamaah yang hadir untuk terus istiqamah dalam mengaji agar bisa mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT. Selain itu, jelas dia, disebutkan bahwa orang yang mau mengaji satu jam saja pahalanya itu sangat luar biasa.
Aceng Aam juga menuturkan, bahwa nasab bukan menjadi ukuran kemuliaan seseorang. Ia menilai, pada dasarnya Allah memandang semua manusia sama, kecuali dengan ilmu dan iman. Hal ini sejalan dengan sebuah hadits tentang ketegasan Rasulullah yang menyampaikan bahwa jika putri satu-satunya yaitu Siti Fatimah kedapatan mencuri, Rasulullah sendiri yang akan menghukumnya.
“Karena hukum tidak melihat nasab, namun hal tersebut karena keadilan dari Allah,” jelasnya.
Dengan ilmu, tambah Ceng Aam, umat Islam akan berjalan di jalan yang sesuai dengan aturan Allah. Misalnya jika ia diberikan anugerah kekayaan dan sudah masuk kategori muzakki, tentu dia akan mengeluarkan zakat. Namun demikian, ia juga mengingatkan agar teknis mengeluarkan zakat disalurkan dengan cara yang baik, misalnya melalui lembaga zakat resmi atau bisa langsung disalurkan kepada masyarakat.
“Jika jumlah zakatnya besar, jangan sampai membuat masyarakat berdesak-desakan sehingga membahayakan nyawa orang lain,” tandasnya.
Kontributor: Muhammad Salim
Editor: Muhammad Rizqy Fauzi
Terpopuler
1
Bangkitkan Semangat Wirausaha, Talk Show di Cirebon Ajak Perempuan Muda Jadi Pelaku Ekonomi Mandiri
2
Pelatih Timnas U-23 Panggil 30 Pemain Ikuti TC di Jakarta Jelang Asean Mandiri Cup 2025, Ini Daftarnya
3
PBNU Serukan Penghentian Perang Iran-Israel, Dorong Jalur Diplomasi
4
54 Rumah Rusak Berat, Pemerintah bersama LPBINU dan LAZISNU Jabar Gerak Cepat Serahkan Bantuan ke Korban Pergeseran Tanah di Purwakarta
5
Kuota Haji 2026 Baru Akan Diumumkan pada 10 Juli 2025, Kemenag Masih Tunggu Kepastian
6
Koleksi Manuskrip Warisan Ulama Sunda, KH Enden Ahmad Muhibbuddin Jadi Rujukan Tim Peneliti Naskah Nusantara
Terkini
Lihat Semua