• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Daerah

Ustadz Brama Kumbara Ungkap Sistem Kepemimpinan Nabi Muhammad dan Khulafaur Rosyidin

Ustadz Brama Kumbara Ungkap Sistem Kepemimpinan Nabi Muhammad dan Khulafaur Rosyidin
Ilustrasi (NU Online)
Ilustrasi (NU Online)

Bekasi, NU Online Jabar
Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda (GP) Ansor bersama Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa se-Bekasi Utara menggelar Maulid Akbar Nabi Muhammad Saw, di Lapangan Perumahan Villa Indah Permai, Telukpucung, Bekasi Utara, Kota Bekasi, pada Ahad (15/11) malam.

Kegiatan ini diisi oleh penampilan atraksi silat dari Pasukan 'cilik' PSNU Pagar Nusa Kota Bekasi. Selain itu, dimeriahkan oleh Tim Hadroh Gabungan, yakni Taqorubbillah dari Villa Indah Permai dan Al-Ijabah dari Pesantren At-Taqwa Bekasi.

Kemudian hadir pula sebagai penceramah, Dai Nusantara Ustadz Muhammad Faizal Sukma atau yang akrab disapa Ustadz Brama Kumbara (UBK). Pada kesempatan itu, ia mengatakan bahwa saat ini sudah banyak pihak yang membungkus agama untuk kepentingan politik. 

"Sekarang sudah banyak juga yang ingin mendirikan negara di atas negara Indonesia. Mereka membungkus itu untuk kepentingannya. Maka ketika kita menolak mereka, sudah pasti kita dituduh sebagai pihak yang anti-agama," katanya.

Rasulullah saat menjadi pemimpin ketika itu, telah menjadikan sistem demokrasi. Kemudian, ketika Nabi wafat, dikumpulkan kaum Muhajirin dan Ansor untuk memilih pemimpin selanjutnya, yakni Abu Bakar Ash-Shiddiq yang dinilai jujur.

"Bukan anaknya Rasulullah. Kemudian setelah Abu Bakar, kepemimpinan didapuk oleh Umar bin Khattab bukan anaknya Abu Bakar," katanya. 

Setelah Umar meninggal, Utsman bin Affan menjadi pemimpin. Dipilih oleh rakyat. Lalu digantikan oleh Ali bin Abi Thalib. Semua itu, bukan menggunakan dasar sistem monarki.

"Maka jangan menuduh kita yang menggunakan sistem demokrasi sebagai thagut," tegasnya.

Barulah ketika Dinasti Umayyah, kemudian turun-temurun dipimpin oleh anak-cucu keturunannya. Itulah sistem monarki, sampai pada Turki Ottoman. Menurut Ustadz Brama Kumbara, hal itu tidak baik untuk diteruskan.

"Oleh karena itu, jangan kita menolak sistem demokrasi," ungkapnya.

Dalam kesempatan ini, hadir pula beberapa perwakilan pengurus badan otonom NU di Kota Bekasi. Di antaranya adalah Sekretaris Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Kota Bekasi Hasan Muhtar, Ketua MWCNU Bekasi Utara Ustadz Nur Kholik, Ketua PRNU Telukpucung Ustadz Marwan.

Selain itu, hadir pula Ketua Rijalul Ansor Kota Bekasi Ustadz Hasyim Adnan, Dewan Khos PW PSNU Pagar Nusa Jawa Barat KH Muchsin, A'wan PCNU Kota Bekasi KH Hasan Toha.

Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Abdullah Alawi

 


Daerah Terbaru