• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 24 April 2024

Daerah

Resmikan Muktamar Jam'iyyah Hadiyu ke-I, Bupati Cirebon: Upaya Pengejawantahan Nilai Agama dalam Dimensi Kehidupan

Resmikan Muktamar Jam'iyyah Hadiyu ke-I, Bupati Cirebon: Upaya Pengejawantahan Nilai Agama dalam Dimensi Kehidupan
Resmikan Muktamar Jamiyah Hadiyu ke-I, Bupati Cirebon: Upaya Pengejawantahan Nilai Agama dalam Dimensi Kehidupan
Resmikan Muktamar Jamiyah Hadiyu ke-I, Bupati Cirebon: Upaya Pengejawantahan Nilai Agama dalam Dimensi Kehidupan

Cirebon, NU Online Jabar
Bupati Cirebon, H Imron Rosyadi, memukul gong sebagai pertanda resmi dimulainya Muktamar Jam'iyyah Hadiyu (JAMHA) ke-I di halaman Gedung Pendidikan Diniyah Formal Muallimin Muallimat Babakan Ciwaringin Kabupaten Cirebon, Sabtu (5/2). Muktamar tersebut diikuti oleh para peserta yang terdiri dari pengurus aktif dari tingkat pusat sampai desa/kelurahan, unsur pembimbing dan pengasuh, serta unsur dari pemerintah.

 

Dalam sambutannya, H Imron mengungkapkan bahwa Muktamar tersebut adalah bagian dari upaya membentuk masyarakat yang bisa mendapatkan kebaikan di dunia serta di akhirat, yang bersumber dari nilai-nilai agama.

 

“Saya mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan pemerintahan, sementara untuk pelaksanaan pembacaan Aurad Hadiyu ya dipimpin oleh kiai,”ujarnya.

 

Ia juga menjelaskan, bahwa ia sering membaca buku terkait dengan Perang Pemikiran. Menurutnya, di dunia sekarang ini terdapat ideologi kapitalisme dengan contoh-contoh model seperti negara-negara Amerika Serikat, Perancis dan lain-lain, yang juga dibarengi dengan gerakan sekulerisme. Tuhan itu hanya ada di ruang privat. Sementara di ruang publik, Tuhan tidak lagi dibutuhkan. Mereka merumuskan nilai-nilai kebahagiaan berdasarkan apa yang mereka yakini. Sementara pada sisi lain, ada pemikiran untuk mengejawantahkan nilai-nilai ketuhanan pada berbagai level kehidupan.

 

“Pelaksaaan Muktamar ini adalah upaya untuk mengejawantahkan nilai-nilai agama sebagai bagian tidak terpisahkan dari seluruh dimensi kehidupan kita,”pungkas bupati.

 

Pengasuh Pesantren Mu'allimin Mu'allimat Babakan Ciwaringin Cirebon, KH. Zamzami Amin yang juga merupakan Mujiz Aurad Hadiyu menyampaikan bahwa tradisi pembacaan Hadiyu, kurang lebih telah berjalan selama 113 tahun dari mulai penulis generasi pertama, KH. Marzuki Galagamba bersama KH. Abdul Fanan, dan KH. Ismail. Kemudian KH. Muhammad Amin (Kiai Madamin), selanjutnya KH. Abdul Hanan serta KH. Muhammad Amin, dan sekarang dipimpin oleh beliau sendiri.

 

“Aurad Hadiyu ini adalah sumbangan muslim Nusantara untuk dunia,”demikian ungkap KH. Zamzami Amin.

 

Kiai Zamzami Amin menuturkan pengalamannya ketika berada di Kota Tangier, Maroko. Ada seorang syeikh yang meminta ijazah dzikir dari produk ulama Nusantara, yang diberikan Aurad  Hadiyu, walaupun Syeikh yang asli Arab tersebut, kesulitan untuk membaca bagian-bagian yang ditulis Arab Pegon. “Tolong, jangan diberikan tulian Arab seperti ini, saya tidak bisa membacanya,”kata Syeikh tersebut. “Ulama Nusantara memang hebat. Jadi kalau mereka tidak bisa membaca Arab Pegon. Kalau ulama Nusantara bisa membaca, baik Arab Pegon maupun Arab yang mereka pergunakan,”pungkas kiai yang disambut dengan tawa jamaah.

 

Setelah pembukaan berlangsung dilanjutkan dengan Agenda Muktamar berupa pembahasan berbagai komisi mulai dari Komisi Organisasi & Pembinaan Jama’ah, Komisi Ekonomi, Komisi Bahtsul Masail, Komisi Rekomendasi, serta Komisi JAMHA Perempuan sebagai khidmah bagi jama’ah, agama, serta negara. 

 

Pewarta: Dodo Widarda
Editor: Muhammad Rizqy Fauzi


Daerah Terbaru