• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 4 Mei 2024

Daerah

PWNU Jawa Barat dan Seluruh PCNU Bahas Gagasan tentang ISANU

PWNU Jawa Barat dan Seluruh PCNU Bahas Gagasan tentang ISANU
KH Khoirul Anam (tengah) didampingi Sekretaris PWNU Jabar H Asep S. Abdillah dan Wakil Sekretaris KH Dasuki, saat menyampaikan gagasannya kepada para pengurus PCNU Jawa Barat yang mengikuti secara daring (Foto: NU Online Jabar)
KH Khoirul Anam (tengah) didampingi Sekretaris PWNU Jabar H Asep S. Abdillah dan Wakil Sekretaris KH Dasuki, saat menyampaikan gagasannya kepada para pengurus PCNU Jawa Barat yang mengikuti secara daring (Foto: NU Online Jabar)

Bandung, NU Online Jabar 
PWNU Jawa Barat mengundang perwakilan PCNU dan Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) dari seluruh kabupaten dan kota di Jawa Barat untuk membahas gagasan Ketua PCNU Cianjur KH Khoirul Anam tentang Ikatan Santri Nahdlatul Ulama. Pembahasan gagasan itu berlangsung secara virtual melalui Cloudxtelkomsel, Kamis (24/9).

Dalam catatan Media Center PWNU Jawa Barat yang memfasilitasi pembahasan itu, hampir seluruh perwakilan PCNU dan RMINU mengikuti kegiatan tersebut. Termasuk beberapa kiai sepuh. Hanya ada beberapa PCNU yang tak bisa ikut, itu pun karena kendala teknis. 

Ketua PWNU Jawa Barat KH Hasan Nuri Hidayatullah membuka diskusi tersebut dari gedung PWNU Jawa Barat. Ia menyampaikan, PWNU Jawa Barat mendukung gagasan Ketua PCNU Cianjur tersebut dan akan memfasilitasinya untuk melakukan sosialisasi ke daerah-daerah. 

Kiai yang akrab disapa Gus Hasan ini menjelaskan, PWNU mendukung gagasan dan mengharapkan dibahas sampai matang. 

“Kami siap menjadi fasilitator untuk membangun komunikasi dengan cabang-cabang,” kata pengasuh pondok pesantren Asshiddiqiyah 3 Cilamaya, Kabupaten Karawang ini. 

Sementara Wakil Sekretaris PWNU Jawa Barat H Dasuki yang menghadiri rapat itu menjelaskan dinamika yang terjadi. Menurut dia, seluruh peserta merespons positif gagasan tentang ISANU. 

Sebagaimana diketahui, KH Khoirul Anam menyampaikan gagasan bahwa NU harus segera membentuk sebuah banom untuk para santri. Menurut dia, ada beberapa alasan yang melatarbelakangi gagasannya. 

“Setelah saya mempelajari dan menelaah organ di NU itu ternyata IPNU dan IPPNU itu lebih cenderung kepada pelajar di sekolah. Kemudian pesantren-pesantren yang menyelenggarakan pendidikan formal pun tidak semua terakomodir di IPNU dan IPPNU karena kalau di IPNU dan IPPNU itu ada mekanisme Makesta sehingga tidak otomatis pelajar yang sekolah di pesantren-pesantren NU itu menjadi anggota IPNU dan IPPNU,” katanya.  

Kemudian di sisi lain, kata Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Pusdai Jabar ini, yang paling memprihatinkan santri-santri yang mondok yang mengaji di kiai NU, setamat dari pesantren itu, tidak otomatis menjadi orang yang memperkuat NU. 

“Jangankan jadi pengurus NU, aktif di NU saja enggak. Bahasa saya, jadi NU ge henteu. Yang lebih menyedihkan lagi, tidak sedikit contoh kasus itu alumni pondok pesantren yang ngaji di kiai NU, keluar dari pesantren itu justru bergabungnya dengan organisasi-organisasi yang bersebrangan dengan NU, bahkan yang memusuhi NU. Bahasana kieu, toat jeung ta’dhim seteh palebah ngaji, palebah organisasi mah kumaha urang we. Ini buat saya, satu hal yang sangat yang memprihatinkan," jelasnya.  

Oleh karena itu, banom ISANU ini adalah wadah menempa para santri ini dengan khasaish Ahlussunah wal Jamaah an-nahdliyah tanpa membedakan santri salaf dan santri yang ada di pendidikan formal.

Pewarta: Abdullah Alawi 


Daerah Terbaru