• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Daerah

Ketua PCNU Cianjur KH M. Choirul Anam Gagas Ikatan Santri Nahdlatul Ulama

Ketua PCNU Cianjur KH M. Choirul Anam Gagas Ikatan Santri Nahdlatul Ulama
Ketua PCNU KH KH M. Choirul Anam (Foto: NU Online Jabar/Abdullah Alawi)
Ketua PCNU KH KH M. Choirul Anam (Foto: NU Online Jabar/Abdullah Alawi)

Bandung, NU Online Jabar
Ketua PCNU KH KH M. Choirul Anam beserta jajarannya bersilaturahim dengan poengurus PWNU Jawa Barat. Mereka diterima langsung Ketua PWNU KH Hasan Nuri Hidayatullah dan Sekrtearis PWNU H Asep S. Abdillah di ruang pertemuan kantor PWNU Jawa Barat, Kamis (27/8). 

Pada silaturahim tersebut, Ketua PCNU KH Khoirul Anam menyampaikan gagasannya tentang sebuah wadah untuk para santri bernama Ikatan Santri Nahdlatul Ulama (Isanu). 

Menurut dia, ada beberapa alasan yang melatarbelakangi gagasannya agar NU segera mendirikan sebuah badan otonom untuk mewadahi para santri. 

“Setelah saya mempelajari dan menelaah organ di NU itu ternyata IPNU dan IPPNU itu lebih cenderung kepada pelajar di sekolah. Kemudian pesantren-pesantren yang menyelenggarakan pendidikan formal pun tidak semua terakomodir di IPNU dan IPPNU karena kalau di IPNU dan IPPNU itu ada mekanisme Makesta sehingga tidak otomatis pelajar yang sekolah di pesantren-pesantren NU itu menjadi anggota IPNU dan IPPNU,” katanya.  

Kemudian di sisi lain, kata Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Pusdai Jabar ini, yang paling memprihatinkan santri-santri yang mondok yang mengaji di kiai NU, setamat dari pesantren itu, tidak otomatis menjadi orang yang memperkuat NU. 

“Jangankan jadi pengurus NU, aktif di NU saja enggak. Bahasa saya, jadi NU ge henteu. Yang lebih menyedihkan lagi, tidak sedikit contoh kasus itu alumni pondok pesantren yang ngaji di kiai NU, keluar dari pesantren itu justru bergabungnya dengan organisasi-organisasi yang bersebrangan dengan NU, bahkan yang memusuhi NU. Bahasana kieu, toat jeung ta’dhim seteh palebah ngaji, palebah organisasi mah kumaha urang we. Ini buat saya, satu hal yang sangat yang memprihatinkan," jelasnya.  

Oleh karena itu, banom Isanu ini adalah wadah menempa para santri ini dengan khasaish Ahlussunah wal Jamaah an-nahdliyah tanpa membedakan santri salaf atau santri yang ada di di pendidikan formal.

“Saya kira itu tidak perlu diperdebatkan karena itu kalau kita pisahkan akan berbenturan dengan peraturan dengan menteri agama dan sebagainya. Santri adalah orang yang mondok, ya sudah,” katanya.  

Hanya, lanjutnya, nanti  yang perlu kita rumuskan bagaimana supaya antara banom ini bisa bersinergi dengan IPNU dan IPPNU dan dengan GP Ansor.

Pewarta: Abdullah Alawi 


Daerah Terbaru