• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Daerah

Pelajar NU Kecamatan Juntinyuat Refleksikan Perjuangan Kaum Sarungan

Pelajar NU Kecamatan Juntinyuat  Refleksikan Perjuangan Kaum Sarungan
IPNU IPPNU Juntinyuat
IPNU IPPNU Juntinyuat

Indramayu, NU Online Jabar


PAC IPNU IPPNU Kecamatana Juntinyuat, Indramayu  dan  PKPT IPNU IPPNU Kampus Putih  Segeran mengadakan kegiatan Refleksi Perjuangan Rakyat Kaum Sarungan  dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional yang bertempat di Sekretariat PKPT IPNU IPPNU Kampus Putih, Sabtu (24/10).

Kegiatan tersebut merupakan realisasi dari rapat gabungan antara PAC IPNU IPPNU Juntinyuat dengan PKPT IPNU IPPNU Kampus Putih. Acara tersebut dihadiri kurang lebih 40 orang perwakilan dari kalangan santri dengan menghadirkan narasumber Akhmad Rifa’i dan Wawan dengan mengangkat tema “Membedah Perjuangan Rakyat Kaum Sarungan”.

Ketua Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) PKPT Kampus Putih, Fikri Hidayat kepada NU Online Jabar menjelaskan, kegiatan tersebut bertujuan agar IPNU IPPNU bisa tumbuh ghiroh semangat perjuangan. Peringatan Hari Santri merupakan tonggak awal mengenang sejarah resolusi jihad yang dicetuskan oleh KH Hasyim Asy’ari dalam mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

“Jaringan ulama dan santri telah terbukti secara konsisten memberikan perdamaian dan keseimbangan dunia,” Kata Fikri.
 

Fikri, mengutip Martin Van Bruinessen dalam NU: Tradisi, relasi-relasi kuasa, pencarian wacana Baru, melanjutkan bahwa Hari Santri yang diperingati pada tanggal 22 Oktober, berdasarkan keputusan Presiden Nomor 22 Tahun mengingatkan kita bagaimana di tanggal 21 dan 22 Oktober 1945, wakil-wakil cabang NU di seluruh Jawa dan Madura berkumpul di Surabaya menyatakan perjuangan kemerdekaan sebagai jihad (perang suci. 

Lebih jauh Fikri menjelaskan bagaimana proses keikutsertaan perjuangan rakyat kaum sarungan untuk kemerdekaan bangsa berlangsung dari tahun 1618. 
“Berbagai napak tilas di berbagai wilayah misalnya Juntinyuat, terdapat beberapa tokoh penting yang menjadi teladan untuk kita.. Kini saatnya kita yang mulai berperan,” ungkapnya.

Sedangkan Akhmad Rifa’i dalam pemaparannya menjelaskan tentang peran santri di era digital. Menurutnya semangat juang santri zaman penjajahan harus bisa diimplementasikan oleh santri hari ini dengan perjuangan menghadapi kemajuan teknologi informasi dengan dakwah digital. 

“jadilah santri yang berperan, lawan stigma yang tidak sesuai dan berdakwah melalui media sosial,” ujar Akhmad Rifa’i.

Sementara Wawan dalam pemaparannya mengajak kaum sarungan untuk terus berlajar, meningkatkan kapasitas diri karena tantangan yang dihadapi sangatlah berat, karena hanya dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi segala tantangan tersebut akan dapat dihadapi. 

“Saya berpesan kepada semua anggota IPNU dan IPPNU untuk bergerak bersama meningkatkan kualitas SDM, gunakan nalarmu, lalu asah pikiranmu, dan mainkan jarimu,” tutur Wawan. 

Pewarta : Iing Rohimin
Editor : Muhyiddin

 


Editor:

Daerah Terbaru