• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Daerah

PCNU Kota Depok: 2020 Kaderisasi, 2021 Membangun Ekonomi

PCNU Kota Depok: 2020 Kaderisasi, 2021 Membangun Ekonomi
Ketua PCNU Kota Depok, Achmad Solechan (NU Online Jabar/Foto: Moch Ikmaludin)
Ketua PCNU Kota Depok, Achmad Solechan (NU Online Jabar/Foto: Moch Ikmaludin)

Kota Depok, NU Jabar Online
Siang itu kantor PCNU Kota Depok belum begitu ramai. Hanya ada beberapa hafiz dari Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffazh Nahdaltul Ulama (JQHNU) Kota yang duduk-duduk di kursi ruang depan bersama ketua PCNU Kota Depok, Ustadz Achmad Solechan. Sedangkan dari lantai tiga, terdengar sayup-sayup lantunan Al Qur’an dalan rangka Haul Gus Dur ke 11. 

NU Online Jabar tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut untuk berbincang dengan Ustadz Achmad Solechan, yang biasa dipanggil Mas Alex. Berbekal pengalaman berorganisasi dari PMII, membuatnya “sat-set”  alias gesit membangun konsolidasi di akar rumput NU Kota Depok. 

Di dalam gedung PCNU Kota Depok yang hijau “ngejreng” ini, NU Online Jabar memulai pertanyaan singkat: ketua, gedung sudah bagus, apa rencana di tahun 2021? Beliau menjawab pertanyaan pendek dengan jawaban panjang lebar dan runtut. Seakan sudah dikonsep jauh-jauh hari.

“Di Tahun 2020, kita fokus ke pengkaderan dan konsilidasi. Melantik dan mengaktifkan MWC, Ranting, Banom dan Lembaga. Mengadakan diklat-diklat, misalnya, MKNU, Diklatsar Banser, Mapaba, Makesta dan masih banyak lagi. Saatnya, di 2021 kita akan bergerak ke program ekonomi, pendidikan dan kesehatan,” kata Mas Alex.

“Konkretnya, kita akan bentuk koperasi terpadu di bawah PCNU, yang ditopang oleh semua Banom dan Lembaga. Kita akan hidupkan dari hulu sampai hilir, di mulai dari produk sehar-hari yang dibutuhkan,” lanjutnya.

Ketua PCNU berencana memulai program ekonominya dari hulu sebagai produksi dengan cara meningkatkan kapasitas, mutu dan kemasannya hingga distribusinya. Sehingga adanya koperasi ini bisa menjangkau kebutuhan warga NU khususnya, umumnya warga Depok, dan produk-produk tertentu harapkan bisa menembus pasar Internasional.

“Di beberapa kecamatan di Depok, misalnya Sawangan, Bojongsari dan Cilodong banyak budidaya ikan tawar, ada perkebunan belimbing. Tinggal ditingkatkan kapasitas, mutu dan kemasannya hingga distribusinya. Sehingga bisa bersaing dengan produk-produk yang sudah ada,” imbuhnya. 

Ia yakin program ekonomi akan berkembang pesat, seiring banyaknya perkaderan yang sudah   dilakukan. Hanya saja ia menggarisbawahi, bahwa program ini merupakan program yang berkelanjutan atau jangka panjang. Bukan program yang hanya muncul sesaat saja.

“Kita akan mulai dengan pendataan warga NU denganngsegenap peta potensi ekonominya. Makanya kami harapkan, setiap Banom, Lembaga, Ranting segera mendata warganya meliputi profesi dan usahanya,” ujearnya.

“Sehingga bisa dibuat klaster. Misalnya di kelurahan Pondokjaya, ternyata mayoritas warganya sebagai pedagang, sektornya apa saja? Dari sini akan ketahuan peta ekonominya. Hulunya kita dapet, hilirnya juga dapet,” tandasnya dengan penuh semangat.

Dengan demikian, antarwarga NU tercipta sel-sel atau jejaring ekonomi. Satu sama lain saling menguatkan, sehingga terbentuklah konsolidasi ekonomi dan secara otomatis instrumen organisasi akan hidup. Kalo usaha ini berjalan, maka Lazis akan berkembang dan bisa membantu kebutuhan di masyarakat. Misalnya membantu anak yang tidak mampu sekolah, bantuan rumah layak huni.

Selain di bidang ekonomi, PCNU Kota Depok juga akan mulai membangun fasilitas kesehatan. Mulai klinik hingga rumah sakit. Alhamdulillah, sudah ada salah satu sesepuh masyarakat yang siap mewakafkan tanah. Bahkan di tempat tersebut juga akan dibangun masjid.

Dalam bidang pendidikan, PCNU Kota Depok akan konsolidasi melalui Lembaga Ma’arif.  “Kita akan optimalkan peran Ma’arif. Dalam pendidikan ada potensi tiga SDM, yaitu guru, murid dan orang tua,” kata Mas Alex.

Menurutnya, guru harus diselamatkan fikrahnya sehingga berakidah Ahlus sunnah wal jama’ah an Nahdliyah. Begitu juga siswa. Jika siswa dalam naungan Ma’arif, tidak mudah terkontaminasi dengan faham-faham yang  berseberangan dengan NU. Serta segenap potensi orang tua.

Bahkan menurutnya, dalam pendidikan ada konsolidasi ekonomi. Misalnya kebutuhan mebeler, seragam, sarana-prasarana, bahan makanan untuk para santri. Semua bernilai ekonomi yang peluangnya harus kita manfaatkan sebaik-baiknya.

Pewarta:  Moch Ikmaluddin
Editor: Muhyiddin


Editor:

Daerah Terbaru