• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Daerah

Pahlawan Hari ini adalah Pembela Kepentingan Masyarakat untuk Jadi Khaira Ummah

Pahlawan Hari ini adalah Pembela Kepentingan Masyarakat untuk Jadi Khaira Ummah
Pahlawan hari ini adalah mereka pembela kepentingan masyarakat
Pahlawan hari ini adalah mereka pembela kepentingan masyarakat

Indramayu, NU Online Jabar
Cara terbaik untuk memperingati Hari Pahlawan tanggal 10 November adalah dengan mengimplementasikan nilai-nilai kepahlawanan dalam diri kita masing-masing dan pahlawan hari ini adalah pahlawan keumatan, yakni orang-orang yang membela, menjaga dan memperjuangkan masyarakat, bukan untuk kepentingan sendiri atau golongan. 

Demikian ditegaskan Katib Syuriyah PCNU Kabupaten Indramayu, KH Ahmad Baidhowi Bilal kepada NU Online Jabar, Selasa (10/11).

Menurut Putera ulama besar Indramayu KH Bilal ini, umat Islam di Indonesia khususnya di Indramayu tengah dihadapkan pada tantangan yang sangat besar, di antaranya soal kemiskinan dan kesejahteraan, maka perjuangan membela umat adalah perjuangan bagaimana caranya pemberdayaan ekonomi umat (rakyat) benar-benar dijalankan, bukan hanya sekedar jargon belaka melainkan dijalankan melalui program nyata agar kesejahteraan umat benar-benar terwujud. 

“Peran dan fungsi Nahdlatul Ulama adalah menciptakan khaira ummah atau umat terbaik, kita ingat pada Muktamar NU di Magelang1939 ditetapkanlah prinsip-prinsip pengembangan sosial dan ekonomi yang tertuang dalam Mabadi Khaira Ummah, yaitu pertama, ash-shidqu (benar) tidak berdusta; kedua, al-wafa bil ‘ahd (menepati janji) dan ketiga at-ta’awun (tolong-menolong). prinsip ‘adalah (keadilan) dan istiqamah (konsistensi, keteguhan),” ungkap Kiai jebolan Pesantren Lirboyo ini.

Upaya menjadi pahlawan keumatan juga, menurut  KH Ahmad Baidhowi Bilal bisa diwujudkan dengan perjuangan merebut atau menguasai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi, karena saat ini berkembang medsos yang digunakan oleh kelompok-kelompok takfiri dan aliran yang anti NKRI.

“Saya berharap kepada generasi muda NU untuk turun menguasai medsos karena dakwah NU juga harus berbasis medsos, jangan sampai medsos dikuasai oleh kelompok-kelompok takfiri yang menyebarkan ajaran dengan kebencian serta menyalahkan bahkan mengkafirkan sesama umat Islam. Apalagi jika dilihat gerakan radikal dan para pengusung ideologi menyimpang yang dapat mengancam keutuhan NKRI, maka sudah saatnya Nahdliyin bergerak menyelamatkan umat agar mendapatkan materi dakwah yang sejuk, mempersatukan serta mendamaikan,” ujar Kiai kelahiran Indramayu pada Tahun 1958 ini.

Kiai yang pernah mesantren di Babakan Ciwaringin Cirebon pada tahun 1971sampai 1973 ini juga menegaskan, pahlawan keumatan harus ditunjukkan Nahdliyin dengan kebanggaan terhadap NU, aktif dalam jam’iyah Nahdlatul Ulama di berbagai tingkatan maupun juga lembaga dan banom, karena NU jelas-jelas sejak zaman penjajahan dahulu hingga sekarang ini telah membuktikan diri sebagai organisasi yang berjuang membela bangsa dan negara ini.

“Maka perjuangan kita tidak boleh berhenti, karena Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari telah menegaskan bahwa Hubbul Wathan Minal Iman, mencintai tanah air adalah sebagian dari iman. Kita mencintai NU dan aktif dalam jam’iyah ini adalah sebagai wujud kecintaan kita kepada NKRI, karena NU telah terbukti sebagai penjaga gawang bangsa dan negara ini. NU adalah rumah besar kita karena di sini disediakan berbagai wadah perjuangan dalam berbagai bidang dan keahlian, tinggal bagaimana caranya aktualisasi diri itu diwujudkan,” tegas Kiai yang pernah mesantren di Arjawinangun Cirebon pada tahun 1973-1975 ini.

Di ahir keterangannya, KH Ahmad Baidhowi Bilal berharap agar nilai-nilai kepahlawanan juga diimplementasikan oleh seluruh Nahdliyin dan warga Indramayu dengan tetap menjaga kondusifitas, menjaga persatuan dan kesatuan, menghargai perbedaan, menghormati pilihan orang lain karena sebentar lagi Indramayu akan menghadapi momen pesta demokrasi Pilkada.

“NU adalah organisasi kemasyarakatan dan keislaman, bukan organisasi politik maka NU bersikap netral secara keorganisasian dalam hal politik praktis, oleh karenanya NU berharap agar momen politik disikapi secara dewasa, tidak terjadi gontok-gontokan, saling menghargai dan tetap menjaga keutuhan umat, kita berdoa semoga terpilih pemimpin daerah yang amanah dan sesuai dengan kehendak rakyat, yang menang jangan sombong serta jumawa, dan yang kalah jangan marah serta tetap legawa,” tutup Katib Syuriyah PCNU Indramayu, KH Ahmad Baidhowi Bilal. 

Pewarta: Iing Rohimin
Editor: Abdullah Alawi


 


Daerah Terbaru