• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 4 Mei 2024

Daerah

Nadir Muharam, Kades yang Aktivis NU

Nadir Muharam, Kades yang Aktivis NU
Nadir Muharam, Kepala Desa Waringinsari, Kecamatan Takokak, Kabupaten Cianjur. (Foto: NU Online Jabar/Wandi Ruswanur)
Nadir Muharam, Kepala Desa Waringinsari, Kecamatan Takokak, Kabupaten Cianjur. (Foto: NU Online Jabar/Wandi Ruswanur)

Cianjur, NU Online Jabar
Di tengah kesibukannya menjadi kepala desa, tidak menyurutkan seorang Nadir Muharram untuk berkhidmat di NU. Salah satunya dengan masuk dalam kepengurusan Jam'iyyah Ruqyah Aswaja (JRA) Annahdliyyah Kabupaten Cianjur. JRA adalah ruqyah dengan metoda pengobatan Alquran, baik penyakit medis maupun non medis, untuk segala macam penyakit.
“Kita jadikan Alquran sebagai syifa (obat) dari segala penyakit. Kita memprogramkan agar masyarakat terbiasa berobat dengan wasilah Alquran, sebagai syifa atau obat untuk penyakit lahir maupun batin,” papar Nadir

Pria yang di masa sekolah aktif di IPNU ini selalu mengajak para pemuda desa untuk bergabung dalam NU. Terutama kepada mereka yang aktif di Karang Taruna. Imbauan tersebut disampaikannya selaku Kepala Desa Waringinsari , Kecamatan Takokak, Kabupaten Cianjur. Lokasinya berjarak 80 kilo meter dari ibu kota kabupaten. Perlu menempuh tiga jam perjalanan dari kota Cianjur untuk sampai di desanya.

“Saya merasa bersyukur bisa menjadi bagian dari keluarga besar NU. Rasa syukur tersebut semakin sempurna seiring bergabungnya para pemuda Karang Taruna dalam kegiatan NU,” ujar Kang Nadir, sapaan akrabnya.

Menurutnya, ia semangat bergabung jadi pengurus NU, karena aktif dalam NU itu tidak cukup dengan menjalankan amaliah saja. 

“Tak cukup ber-NU secara kultural, tapi juga mesti struktural," tegasnya.

Dengan aktif di struktural sebagai pengurus, menurutnya, di samping bisa menjalankan amaliyah, fikrah dan harakah an-Nahdliyah, juga bisa terus lestari dan memperluas jejaring.  

"Yang menjalankan amalan seperti tahlilan, barzanjiyan, yasinan, dan sejenisnya, tidak hanya NU. Dengan menjadi pengurus NU, maka kita sudah masuk secara kaffah," lanjutnya. “Semoga kita diberkahi oleh Allah dan diakui sebagai santrinya Mbah Hasyim," pungkasnya.

Pewarta: Wandi Ruswanur
Editor: Iip Yahya

 


Editor:

Daerah Terbaru