• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 16 Mei 2024

Daerah

Bernegara Ibarat Shalat Berjamaah

Bernegara  Ibarat Shalat Berjamaah
Wakil Rais Syuriah PCNU Kota Bekasi KH Mulyadi Efendi (NU Online Jabar/foto: Syamsul Badri Islamy)
Wakil Rais Syuriah PCNU Kota Bekasi KH Mulyadi Efendi (NU Online Jabar/foto: Syamsul Badri Islamy)

Kota Bekasi, NU Online Jabar
Wakil Rais Syuriah PCNU Kota Bekasi, KH. Mulyadi Efendi menganalogikan bernegara dengan shalat berjamaah. Dalam berjamaah, kita memiliki kriteria dalam memilih imam. Bila imam salah bacaan, atau lupa, maka ma’mum harus mengingatkan, dengan metode tertentu.

Hal itu disampaikan Kiai Mulyadi dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Al Ikhlas Perwirasari Jl. Mawar 5 RT 04 RW 08 Perwira, Bekasi Utara, Kota Bekasi, (13/12).

“NKRI ini ijtihad para ulama dan sudah final. Ibarat bangunan, masjidnya sudah berdiri, sudah mulai shalat jamaahnya. Nah, kalau ada orang baru datang mau ganti bangunan yang sudah kokoh berdiri, hancurlah bangunannya,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Fathimiyah Jatisampurna itu.

Kiai Mulyadi menambahkan, sebagai umat Rasulullah yang tidak pernah bertemu langsung, kita dibesarkan hatinya dengan kekaguman Rasulullah terhadap kita, yang tetap beriman dan mencintai beliau meski tidak pernah melihat, mendengar sabda, dan hidup sezaman dengannya.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad sendiri, kata Kiai Mulyadi, adalah wujud kecintaan umatnya kepada sang junjungan. Bila ada yang menyalahkan, membid’ahkan, mengkafirkan orang yang mengekspresikan cintanya, maka orang itu salah alamat.

“Memperingati Maulid Nabi Muhammad itu bukan perkara amrun ubudiyun, tapi amrun ‘adiyun. Sekarang kalau semua yang tidak ada di zaman nabi dianggap bid’ah, maka sound system itu bid’ah, berangkat haji kudu naik onta. Bahkan muka kita juga bid’ah, enggak ada di zaman nabi,” tegasnya.

Menurut Kiai Mulyadi, bershalawat kepada Nabi Muhammad dengan berbagai variasi adalah bagian dari metode dakwah. Bila umat sudah senang dengan shalawat, maka langkah berikutnya adalah mempelajari lebih dalam ajaran serta meneladani akhlak mulia sang Rasul.

Pewarta: Syamsul Badri Islamy
Editor: Muhyiddin


Editor:

Daerah Terbaru