Mahasiswa STIDKI NU Indramayu Jadi Penggerak Keagamaan di Desa
Ahad, 20 Desember 2020 | 11:00 WIB
Indramayu, NU Online Jabar
Salah satu bukti bahwa keberhasilan Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam Nahdlatul Ulama (STIDKI NU) Indramayu sebagai kampus dakwah milik PCNU Indramayu, adalah dengan tampilnya para mahasiswa sebagai penggerak keagamaan di desanya masing-masing.
Salah satu contohnya adalah seorang mahasiswa Prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) semester 7, Tarno yang sanagt aktif melakukan dakwah dan menggerakkan kegiatan keagamaan di Blok Lebiyah Desa Rancahan Kecamatan Gabuswetan, Indramayu.
Kepada NU Online Jabar, Ahad (20/12) Tarno menjelaskan, dirinya aktif sebagai Ketua Seksi Keagaam di DKM Masjid Al-Hidayah Desa Rancahan, berbagai kegiatan keagamaan sengaja ia aktifkan untuk memberikan semangat kepada warga dalam menghidupkan Syiar Islam.
“Banyak sekali kegiatan keagamaan yang dilakukan di desa Rancahan, Khususnya di blok Lebiyah RT 09 dan RT 08 Rw 04 diantaranya adalah menghidupkan shalat lima waktu secara berjamaah, Taman Pendidikan Al-Quran/MDTA dan R, pengajian anak-anak dan menghidupkan pengajian rutin untuk masyarakat,” ungkap Tarno.
Menurut Tarno, kegiatan keagamaan adalah jalan untuk setiap insan muslim untuk menggapai kebahagiaan di dunia dan akhirat, karena dengan aktif mengikuti kegiatan keagamaan, maka warga masyarakat segala aktivitas dalam kehidupannya akan selalu didasarkan pada nilai-nilai agama dan dengan demikian tidak terjadi kekacauan di dalam kehidupan sehari-hari.
“Kegiatan Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) setiap hari senin sampai hari jumat. Kegiatan ini bertujuan untuk mendidik generasi muda Desa Rancahan untuk bisa membaca Al-Qur’an dan mengerti tentang pendidikan agama Islam,” ujarnya.
“Pendidikan agama pada akhir-akhir ini sangat merosot apalagi pada tingkat generasi kanak-kanak, remaja, bahkan pada generasi orang dewasa. Maka untuk itu, kami berupaya mengembangkan kegiatan pendidikan Al-qur’an guna untuk mendidik anak-anak yang ada di Desa Rancahan supaya bisa mengerti tentang ilmu-ilmu Al-Qur’an, membaca Al-qur’an dengan baik,” lanjutnya.
Tarno juga menegaskan kegiatan pengajian diikuti seluruh elemen masyarakat yang terdiri dari bapak-bapak, ibu-ibu, anak-anak, serta pemuda yang dilakukan setelah shalat Maghrib sampai dengan masuk waktu shalat Isya.
“Ada pengajian dengan pembacaan Rotibul Haddad dan pengajian khusus untuk ibu-ibu dan remaja putri yang biasa dilakukan pada siang hari jam 09.00 WIB. Itulah beberapa kegiatan di bidang keagamaan yang ada di Desa Rancahan,” ujarnya.
“Saya selaku mahasiswa STIDKI NU memiliki tanggung jawab moral untuk mendorong masyarakat aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan,” terangnya.
Tujuan kami adalah untuk menjadikan masyarakat Desa Rancahan lebih memahami tentang ilmu agama Islam. Mempelajari Ilmu agama Islam sangatlah penting mengingat praktek ibadah yang dilakukan tidak akan diterima oleh Allah bila tidak didasari oleh ilmu pengetahuan yang benar,” pungkasnya.
Pewarta: Iing Rohimin
Editor: Muhyiddin
Terpopuler
1
Barak Militer Vs Pesantren
2
Jejak Perjuangan KH Muhammad asal Garut: Dari Membangun Pesantren hingga Menjaga NU
3
Dialog Refleksi Harlah ke-70, IPPNU Tasikmalaya Tegaskan Peran Strategis Perempuan dalam Pendidikan dan Kepemimpinan
4
Pesantren Karangmangu Bertaraf Nasional, Cetak Puluhan Khatimin dari Berbagai Daerah
5
BPBD Jabar Siap Tangani Bencana Alam di Bandung Barat, Karawang, dan Bekasi
6
IPPNU Kota Banjar Kunjungi Dinas Sosial, Bahas Kasus Sosial dan Penguatan Ketahanan Keluarga
Terkini
Lihat Semua