• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Daerah

KH Sa’dulloh Didaulat Jadi Ketua Koordinator Nasional Gerakan Jaga Kiai dan Santri

KH Sa’dulloh Didaulat Jadi Ketua Koordinator Nasional Gerakan Jaga Kiai dan Santri
Deklarasi Gerakan Jaga Kiai dan Santri (Foto: NU Online Jabar/Ayi Abdul Kohar)
Deklarasi Gerakan Jaga Kiai dan Santri (Foto: NU Online Jabar/Ayi Abdul Kohar)

Sumedanga, NU Online Jabar
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyyah KH Sa'dulloh didaulat menjadi Ketua Koordinator Nasional (Kornas) Gerakan Jaga Kiai Jaga Santri (Jakisan).

Penunjukan dan pelantikan pengurus koordinasi nasional Gerakan Jakisan secara resmi dipimpin oleh Katib Syuriyah PWNU Jawa Barat KH Usamah Manshur dan Wakil Rais PWNU Jawa Barat, KH Muhammad Aliyuddin di Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyyah Sukamantri Tanjungkerta Sumedang Jawa Barat, Jumat Malam (23/10).

Adapun susunan pengurus Kornas Gerakan Jaga Kiai Jaga Santri adalah sebagian berikut. Penasehat : KH Muhammad Aliyudin dan KH Usamah Mansyur. 

Pengurus: KH Sa'dulloh sebagai ketua, dan dibantu oleh Asep Rukmana, Asep Sutaryat, Jujun Juhanda, Gus Labib, dan Acep Komarudin Hidayat. 

KH Usamah Manshur yang menggagas Gerakan Jaga Kiai Jaga Santri mengatakan bahwa Deklarasi Jaga Kiai Jaga Santri itu dilatarbelakangi atas keprihatinan dan pamikiran dalam membangun sebuah kepedulian. 

Menurut dia, seorang Muslim itu mempunyai lima kewajiban yang harus dijaga, yaitu menjaga diri sendiri, menjaga akal yang ada pada diri kita, menjaga agama yang kita anut dan yakini, menjaga keturunan, dan menjaga hartanya. Jika kelima kewajiban itu sudah dilakukan, maka langkah selanjutnya seorang muslim harus peduli terhadap orang lain. Lebih-lebih kepada para kiai dan para ulama panutan kita. 

Akhir-akhir ini ada para kiai yang secara fisik ada yang dibunuh, secara fisik ada yang di-bully, dan secara fisik ada yang dihinakan. Kita sebagai santri harus tergugah dan punya kewajiban untuk menjaga mereka. Lebih-lebih seorang ulama panutan kita, guru kita, dan orang tua kita, lanjut KH Usamah. 

Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa orang tua itu ada tiga, pertama ibu yang melahirkan dan bapak kita, kedua mertua kita, dan yang ketiga orang yang pernah mengajari kita (guru). 

Maka dari gerakan-gerakan moral dan sosial, gerakan kepatutan, dan gerakan dari dorongan nilai keagamaan, kita sebagai para santri mulai berfikir secara konstruktif untuk membuat satu buah gerakan untuk menjaga para ulama, dan akhirnya tercetus sebuah gerakan yang dinamai Gerakan Jaga Kiai Jaga Santri. 

Dengan adanya Gerakan Jaga Kiai Jaga Santri ini ke depannya jangan ada lagi para kiai dan para santri yang dibuli oleh pihak-pihak lain. Baik di-bully secara fisik atau mental. 

Berbarengan dengan itu, lanjut KH Usamah, saat ini lagi masif-masifnya penyebaran virus Covid-19. Salah satu tugas dibentuknya Gerakan Jaga Kiai Jaga Santri yaitu bagaimana caranya agar virus Covid-19 tidak masuk ke wilayah pesantren. Tidak kena ke Kiai dan para santri. 

“Semoga kepengurusan Gerakan Jaga Kiai Jaga Santri ini cepat menyebar ke daerah-daerah. Dan bisa segera terbentuk korda-korda di wilayah Jawa Barat dan Indonesia,” tutup KH Usamah. 

Sementara ketua Koordinator Nasional Gerakan Jaga Kiai Jaga Santri, KH Sa'dulloh, mengatakan insya Alloh siap mengemban amanah ini. Apalagi amanah ini didukung langsung oleh orang tua saya sendiri, KH Muhammad Aliyuddin. 

“Dalam waktu dekat kami semua Pengurus Kornas Jakisan akan segera bermusyawarah untuk merancang program kerja Gerakan Jakisan ke depan,” kata Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Sumedang masa khidmah 2009-2019,.  

Pewarta: Ayi Abdul Kohar
Editor: Abdullah Alawi

 


Daerah Terbaru