Ditingggal Wafat Ketuanya, LPBHNU Depok Harap LPBHNU Kabupaten Bandung Lanjutkan Perjuangan
Bandung, NU Online Jabar
Ketua Lembaga Penyuluhan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama Kota Depok Muhtar Said mengungkapkan duka sedalam-dalamnya atas meninggalnya Ketua LPBHNU Kabupaten Bandung Sandi Novyan Lubis pada Rabu (30/6).
“Saya belum pernah bertemu dengan almarhum, tapi saya yakin cita-cita dan perjuangannya satu visi dengan kami, yaitu membantu perlindungan hukum untuk masyarakat,” ungkap dosen hukum Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Jakata ini, Kamis (1/7).
Sebagai sesama pengurus LPBHNU, lanjut Muhtar, dia berharap agar LPBHNU Kabupaten Bandung melanjutkan apa yang selama ini diperjuangkan dalam membela kaum lemah. Pasalnya, masih banyak masyarakat kita yang masih awam dalam hukum sehingga merugikan mereka sendiri.
Menurut Muhtar, hal itu berdasarkan pengalaman riil LPBHNU di Depok. Ketika membuka layanan penyuluhan dan bantuan hukum gratis, masyarakat banyak mengadu terkait persoalan mereka.
“Dengan melayani mereka di bidang hukum, saya yakin itu akan tercatat menjadi bagian khidmahnya NU. Justru di situ adalah lapangan yang harus terus diperkuat di berbagai wilayah,” tegasnya.
Jika berkaca pada sejarah, beberapa pendiri dan tokoh NU sudah melakukan khidmah melalui jalur hukum, misalnya KH Zainul Arifin yang pernah jadi pokrol bambu di Betawi untuk membela rakyat lemah pada masa penjajahan Belanda.
“Saya mewakili sahabat-sahabat LPBHNU Depok mendoakan semoga almarhum diterima di sisi Allah. Amal perjuangannya di bidang hukum menjadi bagian ibadah yang jadi jalan rahmat Allah. LPBHNU Depok juga mendoakan para kiai NU di seluruh Indonesia yang tutup usia dalam beberapa hari terakhir ini. Semoga semua husnul khatimah. Amin. Alfatihah…,” pungkasnya.
Untuk diketahui, almarhum memiliki darah Sumatera Utara, tercermin dari nama belakangnya. Ia tinggal di Kabupaten Bandung dan menjadi Ketua LPBHNU sesuai latar belakangnya sebagai pengacara. Dalam data NU Online Jabar, ia mengaku mau aktif di NU karena amanat kakeknya, Utsman Lubis, yang disampaikan saat kecil.
Pewarta: Abdullah Alawi
