• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 4 Mei 2024

Daerah

Diterjang Banjir Bandang, Pesantren Ta'limul Qur'an Bogor Butuh Bantuan

Diterjang Banjir Bandang, Pesantren Ta'limul Qur'an Bogor Butuh Bantuan
Pesantren Ta'limul Qur'an menjemur benda-benda yang terendam banjir (Foto: NU Online Jabar/Nidhom MR)
Pesantren Ta'limul Qur'an menjemur benda-benda yang terendam banjir (Foto: NU Online Jabar/Nidhom MR)

Bogor, NU Online Jabar
Hujan lebat yang terjadi di wilayah Puncak Cisarua, Kabupaten Bogor, Senin (21/9) membuat aliran air Sungai Cianten dan Cisakati meluap. Akibatnya, banjir bandang menerjang Kampung Muara 01 Rt 01/RW 1, Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor dan satu pesantren terdampak.

Pesantren yang tampak alami dengan pemandangan persawahan itu bernama Pesantren Ta'limul Quran. Puluhan santri yang bermukim di pesantren pimpinan Ustadz Hendra ini akhirnya mengungsi sementara. Hanya beberapa santri terlihat di kobong saat Pengurus Anak Cabang (PAC) Fatayat NU Pamijahan berkunjung ke pesantren mereka, Kamis (24/9). Para santri tampak sibuk membersihkan kamar mereka serta menjemur barang-barang yang terendam banjir. 

Terlihat, karpet, Al-Qur'an, kitab-kitab hingga amplifier berjajar terjemur rapi di samping pondok. Salah seorang santri, Lusi yang saat itu tengah sibuk membersihkan bekas-bekas sisa banjir mengatakan, kobong yang dia tempati terendam, semua baju, peralatan tidur mulai tikar, selimut, kasur tidak terselamatkan. 

"Basah semua, jadi ini bersih-bersih," ucapnya malu-malu sambil tetap sibuk mencuci barang-barang bekas terendam banjir bandang.

Sementara itu saat ditemui, Pengurus Pondok Pesantren Ta'limul Quran, Ustadz Hendra memaparkan, kejadian begitu cepat sehingga banyak barang-barang yang tidak bisa dibawa ketika Sungai Cianten meluap. Banjir bandang terjadi sejak sore hari hingga pukul 20.00 malam.

“Awalnya hujan deras serta angin lebat setelah Ashar, tiba-tiba debit aliran Sungai Cianten sama Cisakati menjadi deres dan tidak lama kemudian banjir,"

Lebih lanjut Hendra menjelaskan, banjir yang menggenangi pondok pesantren yang sudah sekitar 12 tahun berdiri itu mencapai ketinggian hingga 2 meter. “Iya tinggi air kurang lebih 2 meter,"
tandasnya.

Banjir ini sudah tiga kali sejak tahun 2003 dan banjir ini yang paling parah. “Banjir pertama tahun 2003 yang kedua 2016 serta tahun sekarang, dan ini yang paling parah," imbuh Hendra.

Sementara itu bantuan yang dibutuhkan saat ini selain logistik para santri memerlukan alas tidur, alas shalat, air bersih, serta Alquran. Selain itu, aula dan tempat mukim santri juga butuh renovasi. 

Pewarta: Nidhomatum MR
Editor: Abdullah Alawi 

 


Daerah Terbaru