• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Daerah

Cara MWC Cileunyi Mengakarkan Kultur NU di Masyarakat

Cara MWC Cileunyi Mengakarkan Kultur NU di Masyarakat
Bahtsul Masail MWCNU Cileunyi. (Foto: Abdul Manap).
Bahtsul Masail MWCNU Cileunyi. (Foto: Abdul Manap).

Bandung, NU Online Jabar
Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Kecamatan Cileunyi menggelar acara Bahtsul Masail ke setiap Pondok Pesantren yang ada di Kecamatan Cileunyi, dalam rangka mengakarkan NU dan Mengaktualisasikan NU agar lebih terkenal khususnya di Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Bahtsul Masail kali ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Ihsan Cibiru Hilir, Ahad (13/3).


Mewakili Ketua LBMNU Cileunyi, Ketua Tanfidziyah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Cileunyi Ustadz Nana Yuliana menuturkan Bahtsul Masail ini digelar setiap satu bulan sekali keliling ke setiap pondok pesantren yang ada di Cileunyi, dengan membahas persoalan ringan dari usulan peserta yang hadir.


“Bahtsul Masail kali ini yang ketiga kalinya, sebelumnya dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Mardiyah Cibagbagan, dan yang ke dua di Pondok Pesantren Miftahul Falah Cikalang. Bahtsul Masail ini digelar setiap satu bulan sekali, bentuknya tentatif sesuai kesiapan pondok sebagai tempatnya,” tuturnya.


Tujuan diadakannya Bahtsul Masail ini kata Nana sapaan akrabnya untuk mengenalkan dan mengaktualisasikan NU baik kultural maupun struktural. 


“NU lahir di pondok pesantren maka selain mengenalkan ke masyarakat, juga berkomitmen mengenalkannya ke pesantren-pesantren, apalagi di Cileunyi ini banyak pesantren yang identitas ke NU-annya masih kurang,” katanya.


Sementara acara Bahtsul Masail ini lanjut Nana tujuannya untuk membahas persoalan-persoalan keagamaan yang sifatnya ringan yang sering dipertanyakan oleh masyarakat, seperti zakat, mustahik zakat, solat terawih dan lain-lain


“Pembahasan pada Bahtsul Masail ini membahas persoalan ringan, karena yang terlalu berat dan susah biar lembaga tingkat pusat atau wilayah saja yang membahasnya, mengingat kurangnya sumber daya manusia yang bisa menjawab atau menggalinya, dan ini menjadi latar belakang juga kenapa kami menggelarnya di ponpes-ponpes agar santri juga ikut berkontribusi memberikan pendapatnya,” terangnya 


Lebih lanjut Nana menyampaikan pada Bahtsul Masail kali ini kita membahas perihal pelaksanaan solat terawih antara sebelas rakaat atau 23 rakaat, yaitu terdiri dari delapan rakaat tarawih dan tiga rakaat witir atau 20 rakaat tarawih dan tiga rakaat witir dengan mengundang KH Enas Nashruddin pimpinan Pondok Pesantren Rijalul Ghod Cibagbagan, Cileunyi sebagai pengkaji.


Ustadz Nana berharap digelarnya Bahtsul Masail ini NU lebih terkenal dan eksis di Kecamatan Cileunyi, dan di pesantren-pesantren yang ada di Cileunyi.


“Mengakarkan kultur dan memperkenalkan struktur bahwa NU di Cileunyi itu ada, dengan harapan bahwa NU bisa lebih eksis di Kecamatan Cileunyi,” harapnya.


Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Ihsan Cibiru Hilir KH Tantan Taqiyudin sebagai tuan rumah dalam sambutannya mengatakan bahwa NU ini tertinggal dan terbelakang khususnya di Kecamatan Cileunyi. Ia berharap semoga NU bisa lebih eksis lagi dengan digelarnya Bahstul Masail di setiap pesantren, dan bisa menjadi daya tarik untuk santri agar mondok di pesantren tersebut.


Pewarta: Abdul Manap
Editor: Muhammad Rizqy Fauzi


Daerah Terbaru