Taushiyah

Penegak Kebenaran dan Keadilan

Jumat, 13 Juni 2025 | 07:33 WIB

Penegak Kebenaran dan Keadilan

Penegak Kebenaran dan Keadilan. (Ilustrasi: NU Online Jabar/Freepik).

Sebagai agama yang bersifat universal, Islam merupakan agama yang senantiasa menegakkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Ajarannya bertujuan untuk menyejahterakan dan mencerahkan umat manusia menuju peradaban yang tinggi. Ajaran agama Islam sesuai dengan pemikiran akal sehat dan tidak bertentangan dengan nurani manusia. Ajarannya sesuai dengan norma, etika, sosial, dan kemasyarakatan, memandu dan mengukuhkan peradaban dunia.


ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡمُمۡتَرِينَ  


"Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu," (QS. Al-Baqarah, 02:147).


Umat manusia senantiasa dibimbing oleh ajaran Islam supaya mencapai kemajuan-kemajuan yang tinggi dalam berbagai kehidupan. Umat manusia dibimbing untuk merenungi fenomena alam, agar menemukan berbagai inovasi yang sangat berguna bagi peradaban yang luhur. Dengan akal pikiran dan naluri yang luhur, umat manusia mampu memanfaatkan benda-benda alam, sehingga bermanfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk lain. Hal ini bisa terlihat dengan jelas pada kemajuan sains dan teknologi yang terus menerus berkembang dari masa ke masa.


إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱلۡفُلۡكِ ٱلَّتِي تَجۡرِي فِي ٱلۡبَحۡرِ بِمَا يَنفَعُ ٱلنَّاسَ وَمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مِن مَّآءٖ فَأَحۡيَا بِهِ ٱلۡأَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٖ وَتَصۡرِيفِ ٱلرِّيَٰحِ وَٱلسَّحَابِ ٱلۡمُسَخَّرِ بَيۡنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَعۡقِلُونَ  


"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan," (QS. Al-Baqarah, 02:164).


Ajaran Islam tampil untuk menegakkan nilai-nilai humanisme, egalitarianisme, keadilan, dan toleransi di antara sesama umat manusia. Setiap diri manusia diperintahkan agar menghindari kebatilan, kezaliman, kemungkaran, dan penindasan terhadap sesama:


إِنَّآ أَرۡسَلۡنَٰكَ بِٱلۡحَقِّ بَشِيرٗا وَنَذِيرٗاۚ وَإِن مِّنۡ أُمَّةٍ إِلَّا خَلَا فِيهَا نَذِيرٞ  


"Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan. (QS. Fathir, 34: 24).


Tugas para nabi dan rasul adalah membimbing umat manusia menuju kebahagiaan yang hakiki, baik dalam kehidupan dunia, maupun dalam kehidupan akhirat. Pada nabi itu menyampaikan berita gembira bahwa siapapun yang beriman dan berbuat kebajikan, akan meraih kebahagiaan, baik pada masa kini maupun pada masa yang akan datang. Selain berita gembira, para nabi juga menyampaikan peringatan agar dipahami oleh umat manusia. Sesungguhnya pembangkangan terhadap kebenaran dan melakukan perbuatan yang tercela akan mencampakkan pelakunya pada kehidupan yang hina sepanjang masa.


Menghadapi kenyataan ini, maka setiap diri manusia harus berpegang teguh pada ajaran kebenaran, dan tidak boleh bersikap ragu terhadap segala petunjuk yang datangnya dari para nabi dan rasul. Dalam al-Qur’an banyak dijelaskan sejarah umat masa lalu, baik mereka yang beriman dan mentaati ajaran para nabi dan rasul atapun mereka yang membangkang dan menolak ajarannya. 


Mereka yang mengkuti petunujuk kebenaran, meraih kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhiat. Di dunia mereka menjadi suatu bangsa besar yang meraih berbagai macam kemajuan dan mampu membentuk masyarakat, dengan keadilan, dan persamaan hak. Sebaliknya mereka yang menolak kebenaran dan melakukan kegiatan yang tercela, akan mengalami kehancuran dalam kehidupan dunia dan kehidupan akhirat lebih berat lagi. 


Dengan berita gembira dan peringatan yang disampaikan para nabi dan rasul itu, umat manusia diberikan kebebasan untuk memilih dua jalan yang berbeda dan bersifat antagonis, yaitu hak dan batil atau kebenaran dan keburukan. Siapapun yang memilih jalan kebenaran dan melaksanakan aktivitas yang terpuji dalam kehidupannya akan menjadi manusia yang berbahagia dalam segala kehidupannya. Sebaliknya mereka yang memilih jalan keburukan, dan melakukan aktivitas yang tercela, sehingga menimbulkan kerusakan akan tercampakkan dalam kehidupan yang hina, baik dalam kehidupan dunia apalagi dalam kehidupan akhirat.


Dr. KH. Zakky Mubarak, MA, salah seorang Mustasyar PBNU