Tragedi Kebakaran di Pesantren Darul Qur’an Cimalaka: Kiai Cecep Ceritakan Detik-Detik Kejadian
Selasa, 13 Mei 2025 | 04:45 WIB

Dari kiri ke Kanan: Bu Nyai Hj. Rd. Dewi Nurul Aini, K.H. Cecep Parhan Mubarok, Bupati Sumedang, Wakil Bupati, dan Wakapolres Sumedang. (Foto: NU Online Jabar/Istimewa).
Sumedang, NU Online Jabar
Pimpinan Pondok Pesantren Darul Qur'an Cimalaka Kabupaten Sumedang KH Cecep Parhan Mubarok mengungkapkan kronologis terjadinya kebakaran yang menimpa sejumlah gedung di pesantren pada Senin (12/5/2025) malam. Ia menyebutkan bahwa awal mula kebakaran terjadi setelah shalat isya sekitar pukul 19.15 WIB di Aula Pesantren Darul Qur'an, dimana tempat tersebut merupakan tempat sehari-hari santri mengaji setiap Maghrib.
"Ba'da Isya, aula itu dalam kondisi kosong dari anak-anak santri. Karena biasanya ba'da isya anak-anak pindah tempat untuk mengaji di tempat kiai yang mengajarnya yakni adik saya Kiai Rosyada Muktafa yang biasa mengajar ba'da isya. Baru sampai ditempat adik saya, tiba-tiba aula sudah terbakar," ungkapnya kepada NU Online Jabar saat di wawancara pada Selasa (13/5/2025) dini hari.
Kiai Cecep mengaku, hingga saat ini pihaknya belum mengetahui apa penyebab dari kebakaran tersebut.
"Tapi alhamdulillah, kondisi anak santri dan sivitas pesantren tidak ada korban jiwa semua dalam keadaan selamat. Namun tentu ada trauma khususnya pada anak santri. Oleh karena itu, sekarang santri di tampung di tenda BPBD dalam satu tenda khususnya santri putra karena berdekatan dengan tempat yang terbakar," tuturnya.
Adapun gedung yang terbakar, tambah Kiai Cecep, yakni Aua Pondok Pesantren, sebagian rumah pendiri pesantren Darul Qur'an KH Raden Zainal Muttaqin yang saat ini ditempati oleh ibu sesepuh, kamar, ruang tamu. "Kemudian di sebelah rumah tersebut berdampingan dengan aula ada dua bangunan yakni rumah saya dan di sebelahnya lagi ada dua ruang kelas dan itu hanya sedikit saja terkena hembusan api. Karena 4 bangunan itu semuanya nempel dengan pemilik hotel Hegarmanah," paparnya.
Terkait agenda pembelajaran, pihaknya sementara diistirahatkan akan tetapi para santri tidak dipulangkan ke rumahnya masing-masing dan sementara santri ditampung di dalam tenda yang disediakan oleh BPBD dan Polres Sumedang. Sedangkan santri yang terdampak trauma dengan kejadian tersebut, pihaknya akan melakukan trauma healing yang dilakukan oleh instansi terkait atas intruksi Bupati Sumedang agar kondisi anak normal kembali.
"Karena ini sudah memasuki sesi terakhir dari pembelajaran anak-anak santri, kami akan melanjutkan aktifitas pembelajaran santri-santriyah sampai dengan nanti tiba pada tasyakur akhirusanah sekitar bulan Juni karena garapan-garapan pengajian tentu masih berjalan sesuai dengan program. Namun demikian, kami masih bisa menggunakan tempat-tempat lain karena masih ada tempat yang bisa digunakan untuk pengajian, dan santri-santri kobong-kobongnya dalam kondisi aman. Sehingga kelas-kelas yang ada di pesantren bisa digunakan untuk pembelajaran selanjutnya," jelasnya.
Selain itu, Kiai Cecep berterima kasih kepada kepada seluruh pihak baik masyarakat, pemerintah maupun instansi terkait yang sudah memberikan doa atas musibah kebakaran yang di alami oleh keluarga besar Pondok Pesantren Darul Qur'an beserta para santrinya.
"Terima kasih atas kehadirannya kepada pak Bupati, Wakil Bupati, Wakapolres, dinas-dinas terkait, alhamdulillah kebakaran ini bisa ditangani langsung oleh dinas Pemadam kebakaran, jadi tidak sampai merembet kepada bangunan-bangunan lain. Terima kasih juga kepada masyarakat yang telah peduli dan juga merasakan keprihatinan kami dalam musibah ini. Segala perhatian yang diberikan oleh kaum muslimin muslimat instansi terkait khususnya pada Bupati Sumedang yang standby terus setelah terjadi kejadian itu sampai mungkin 4 jam beliau mendampingi kami para santri di pesantren," katanya.
"Tentu musibah yang terjadi ini patut menjadi pelajaran bagi kita sehingga kedepan tidak terulang lagi dan menjadi tafakur bagi kita bahwa ini adalah benar-benar qudroh dan irodah Allah. Kami tentu ikhlas dengan apa yang terjadi dibalik itu semua tentu merupakan hikmah yang terbaik bagi kami," ucap kiai yang saat ini menjabat sebagai Wakil Katib Syuriah PWNU Jawa Barat itu.
Sebagai tradisi di Pesantren, rencananya Kiai Cecep akan menggelar munajat kepada Allah bersama para santri dengan melaksanakan istighosah dan membaca shalawat Nabi. Selain itu, pihaknya juga memberikan kesempatan bagi orang tua agar bisa menjenguk para santri ke pesantren sebagai salah satu upaya untuk penyembuhan trauma atas kejadian tersebut.