Chanaya Resort Inisiasi Program Adopsi Pohon untuk Pulihkan Ekosistem Dago Giri
Sabtu, 19 Juli 2025 | 09:10 WIB

Untuk merawat dan menjaga keseimbangan alam, dengan melibatkan berbagai unsur, Chanaya Resort menggelar Program Adopsi Pohon di perbukitan Dago Giri, kawasan Bandung Utara, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (18/7/2025). (Foto: NU Online Jabar/Rameli)
Bandung Barat, NU Online Jabar
Chanaya Resort menggagas program #RebirthOfOurForest sebagai bagian dari komitmen menjaga kelestarian lingkungan kawasan perbukitan Dago Giri, Bandung Utara. Program ini menjadi upaya konkret pelaku industri pariwisata dalam menciptakan ekosistem berkelanjutan melalui inisiatif adopsi pohon dan perdagangan karbon (carbon trading).
Perbukitan Dago Giri memiliki nilai historis dan ekologis yang tinggi. Dalam buku Semerbak Bunga di Kota Bandung (1986) karya Haryoto Kunto, kawasan ini disebut sebagai belantara yang dahulu dirancang Pemerintah Kolonial Belanda sejak abad ke-18 sebagai kawasan perkebunan dan wisata alam, mencakup Taman Hutan Raya (Tahura) hingga Tangkuban Parahu.
Keindahan alam Dago Giri juga menarik perhatian berbagai tokoh dunia. Raja Chulalongkorn dari Thailand pernah bertetirah di Curug Dago pada 1896. Marquess Tokugawa dari Jepang mengunjungi kawasan ini pada 1931. Bahkan aktor legendaris Charlie Chaplin sempat bermalam di Hotel Preanger pada 1935.
Namun dalam tiga dekade terakhir, kawasan ini mengalami degradasi. Pertumbuhan penduduk, tata ruang yang tidak terencana, serta pembangunan yang tak terkendali menyebabkan terganggunya keseimbangan alam. Kondisi tersebut memunculkan kekhawatiran akan potensi bencana ekologis.
Sebagai respons atas kondisi tersebut, Chanaya Resort yang berlokasi di Jalan Dago Giri 102, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, memprakarsai gerakan pelestarian lingkungan sejak awal 2024. Prinsip Responsible Tourism dan Sustainable Tourism menjadi pijakan utama dalam pengelolaan kawasan wisata seluas 3,5 hektar ini.
Dalam rangka memperingati satu tahun kehadirannya, Chanaya meluncurkan program #RebirthOfOurForest pada Juli 2025. Program ini melibatkan berbagai pihak, antara lain komunitas Rumah Kayu Permakultur, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Sekolah Pascasarjana Universitas Padjadjaran (Unpad), serta masyarakat sekitar Dago Giri.
Salah satu inisiatif utama adalah program Adopsi Pohon, yang mengajak masyarakat luas untuk berpartisipasi dalam menanam 100 pohon keras dan produktif sepanjang 2025 di kawasan resort. Tujuannya, menyerap emisi karbon yang dihasilkan dari aktivitas pariwisata serta menghidupkan kembali ekosistem hutan.
“Aksi ini adalah ikhtiar untuk menciptakan masa depan yang lebih baik, serta memberikan warisan berharga bagi generasi mendatang, sejalan dengan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs),” ujar pendiri Chanaya Resort, Paulina Permatasari, dalam keterangan persnya.
Ia menambahkan, melalui program ini Chanaya ingin membuktikan bahwa sektor pariwisata dapat menjadi solusi dalam pelestarian kawasan, peningkatan ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat.
“Melalui program Adopsi Pohon, Chanaya Resort mengajak seluruh insan untuk terlibat dan berbuat aksi guna merawat masa depan,” tuturnya.
Sebagai destinasi wisata, Chanaya Resort menghadirkan beragam fasilitas bernuansa alam, di antaranya 22 unit vila tematik, Soeji Dining – restoran kuliner Nusantara, Rumpun – simpul kreatif dan kuliner, Pasar Hutan Bambu, Forest Gym, Forest Spa, serta ruang MICE berkonsep alam terbuka.