Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya

Nasional

Penjelasan Lembaga Falakiyah NU Terkait Berbedanya Waktu Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi

Penjelasan Lembaga Falakiyah NU Terkait Berbedanya Waktu Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi (Ilustrasi: freepik)

Bandung, NU Online Jabar
Waktu perayaan Idul Adha 1444 H di Indonesia dan Arab Saudi terselenggara dengan waktu yang berbeda. Di Indonesia hari kesepuluh bulan Dzulhijjah itu akan dirayakan pada Kamis, 29 Juni 2023 berdasarkan itsbat Kemenag dan LF PBNU pada Ahad (18/6/2023) lalu, sedangkan Idul Adha di Arab Saudi dirayakan di hari sebelumnya, Rabu, 28 Juni 2023.   


Pun hari Arafah 1444 H ini otomatis berbeda. Di Arab Saudi, hari Arafah dan wukuf para jamaah haji akan dilakukan pada Selasa, 27 Juni 2023. Sementara hari Arafah di Indonesia akan terjadi pada Rabu, 28 Juni 2023 saat di Arab Saudi sudah hari raya Idul Adha.   


Ketua Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) KH Sirril Wafa menjelaskan bahwa perbedaan tersebut dipengaruhi lokasi yang berdampak pada waktu ijtimak, fase bulan mati yang terjadi di setiap tanggal 29 bulan Hijriah.    


Baca Juga:
Awal Dzulhijjah dan Idul Adha 1444 H Jatuh pada Selasa 20 dan Kamis 29 Juni 2023


“Jam terjadinya Ijtimak akan berbeda-beda sesuai waktu setempat,” katanya kepada NU Online pada Jumat (23/6/2023).


Kiai Sirril menjelaskan bahwa ijtimak akhir Dzulqa'dah 1444 ini terjadi pada tanggal 18 Juni 2023 sekitar jam 11.30 WIB. Sementara ijtimak di Makkah sekitar jam 7.30 an waktu setempat. Jarak antara waktu ijtimak dengan terbenamnya matahari berdampak besar pada ketinggian hilal.   


Baca Juga:
Niat, Tata Cara dan Waktu Pelaksanaan Puasa Dzulhijjah


“Jeda waktu antara jam terjadinya ijtimak hingga Maghrib, mempengaruhi posisi hilal baik ketinggian maupun elongasinya,” ujar dosen Ilmu Falak
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu.   


Kiai Sirril menjelaskan bahwa di Indonesia pada tanggal 18 Juni 2023 lalu, saat Maghrib, posisi hilal seluruh Indonesia masih sangat minim antara kurang dari 1 derajat hingga paling tinggi sekitar 2 derajat. Ketinggian 2 derajat juga hanya di sekitar Medan dan Aceh. Sementara di Makkah, ketinggian hilal sudah sekitar 4 atau 5 derajat.   


“Maka wajar kalau untuk awal Dzulhijjah tahun ini, Makkah lebih dahulu sehari sebelum Indonesia. Hari Arafahnya pun otomatis sehari sebelum hari Arafah di Indonesia,” ujarnya.
 

Editor: Abdul Manap

Artikel Terkait