Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya

Nasional

Kiai Said: Jangan Andalkan Kebesaran Nenek Moyang, Tapi Harus Bangun Kebesaran Sendiri

Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj (kiri) dan Menag RI H. Yaqut Cholil Qoumas (Foto:)

Bandung, NU Online Jabar 
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj melantunkan sebuah syair berbahasa Arab di hadapan Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas di gedung PBNU, Jakarta, Selasa (26/1). Lalu Kiai Said menerjemahkan syair itu bahwa sejelek-jeleknya manusia adalah kalau hanya mengandalkan kebesaran nenek moyangnya. 

“Saya keturunan Mbah Cholil, saya keturunan kiai besar, saya keturunan Sunan Gunung Jati,” ungkapnya pada pertemuan itu. 

Baca: Menteri Agama RI Akui ‘Agama sebagai Inspirasi, Bukan Aspirasi’ Terinspirasi dari Ketum PBNU

Untuk diketahui, yang dimaksud Mbah Cholil oleh Kiai Said adalah seorang kiai besar NU di Jawa Tengah yang merupakan ayah dari Menag yang akrab disapa Gus Yaqut itu dan juga Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf.  

“Manusia paling bagus adalah keturunan orang besar, saya pun membangun kebesaran. Nah ini keturunan kiai besar, saya pun menjadi menteri agama,” tegas Kiai Said disambut tepuk tangan hadirin.  

Pada kesempatan lain, Kiai Said juga pernah menyampaikan hal serupa di hadapan para santri Pondok Pesantren Al-Iman Tulangbawang, Lampung, pada momentum peringatan Hari Santri 2019. 

Pada kunjungan itu, Menag Gus Yaqut didampingi Sekretaris Jenderal Kementerian Agama (Sekjen Kemenag) RI Nizar Ali, Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Muhammad Ali Ramdhani, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pesantren Waryono Abdul Ghofur, dan Dirjen Bimas Islam H Kamaruddin Amin. 

Untuk diketahui, pertemuan tersebut terbatas antara pengurus harian PBNU dengan Menag dan jajarannya. Sebelum melangsungkan pertemuan di lantai 8, terlebih dulu semua orang yang ingin hadir dilakukan tes swab antigen di lantai dasar, halaman Gedung PBNU.

Pewarta: Agung Gumelar
Editor: Abdullah Alawi 

 

Editor: Abdullah Alawi

Artikel Terkait