Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya

Nasional

KH Zulfa Mustofa Ajak Santri Tidak Takut Punya Cita-Cita yang Tinggi

Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zulfa Mustofa. (Foto: NU Online)

Bandung, NU Online Jabar

Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zulfa Mustofa mengajak para santri untuk tidak berkecil hati alias minder atau insecure untuk mempunyai cita-cita yang tinggi. Menurutnya, banyak tokoh-tokoh hebat saat ini yang mempunyai latar belakang seorang santri. 

 

Misalnya, kata dia, Wakil Presiden saat ini yakni KH Ma’ruf Amin merupakan tokoh penting yang mempunyai latar belakang sebagai seorang santri atau pernah mesantren yang sekaligus juga sebagai seorang kiai. 


Baca Juga:
KH Zulfa Mustafa: Sanad Keilmuan dari YouTube dan Google Tidak Jelas 

 

“Santri tidak boleh minder dan berkecil hati tidak bisa cakap dalam berbagai segmen dan lini-lini penting di kepemerintahan, buktinya kita pernah punya Presiden Indonesia, yaitu KH. Abdurrahman Wahid dan KH. Ma’ruf Amin sebagai Wakil Presiden saat ini,” ujar Kiai Zulfa saat memberikan tausiyah di hadapan para ulama dan santri ondok Pesantren Manba’ush Sholichin Al-Charomain Kota Palu, Sulawesi Tengah dikutip NU Online Jabar dari TVNU, Rabu (30/11/2022).

 

Bukan hanya itu, kata Kiai Zulfa, saat ini juga banyak santri-santri yang ahli dalam berbagai bidang dan keahlian. Oleh karena itu, ia mengajak para santri untuk mempunyai cita-cita yang tinggi tanpa harus minder atau insecure mempunyai latar belakang seorang santri.

 

“Santri harus banyak belajar dan gantungkan cita-citanya agar kelak kemudian hari bisa mencapai cita-cita itu,” ucapnya.


Baca Juga:
KH Zuhri Ainani: Manfaat Belum Tentu Berkah, Berkah Sudah Pasti Manfaat

 

Kiai Zulfa juga mengatakan bahwa pesantren dalam bahasa Arab disebutkan sebagai Musagharah Min Nahdlatul Ulama artinya miniaturnya Nahdlatul Ulama. Dan para pengurus Nahdlatul Ulama kebanyakan dari para pimpinan-pimpinan di Pesantren seluruh Indonesia.

 

“Pesantren adalah NU lingkup yang lebih kecil, kalau ingin melihat ajaran-ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah ataupun pemikiran-pemikiran NU, manhaj NU, Thariqah NU maka lihatlah apa yang diajaran di Pesantren, dari mulai kajian fiqih, tauhid, tasawuf, tafsirnya,” tuturnya.

 

“Dan dipesantren banyak kitab-kitab yang dikarang oleh ulama-ulama Nusantara salah satunya yakni, Syekh Nawani Al-Bantani,” tandas Kiai Zulfa.

 

Pewarta: Agung Gumelar

Agung Gumelar
Editor: Agung Gumelar