Hilal Tidak Terlihat, Awal Rabiul Awal 1446 H Jatuh Pada Kamis 5 September 2024
Rabu, 4 September 2024 | 07:00 WIB
Jakarta, NU Online Jabar
Melalui Lembaga Falakiyah, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama telah mengeluarkan edaran terkait hasil rukyatul hilal penetapan awal bulan Rabiul Awal 1446 H lewat Pengumuman Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama tentang Awal Rabiul Awwal 1446 H dengan Nomor 056/LF–PBNU/IX/2024 yang ditandatangani Ketua LF PBNU KH Sirril Wafa dan Sekretaris LF PBNU H Asmui Mansur pada Selasa (3/9/2023).
Dalam pengumuman tersebut dijelaskan bahwa awal bulan Rabiul Awal 1446 H jatuh pada Kamis, 5 September 2024 M berdasarkan rukyatul hilal yang tidak terlihat di seluruh Indonesia pada Selasa, 29 Shafar 1446 H atau bertepatan dengan 3 September 2024 M.
"Telah dilaporkan penyelenggaraan rukyatul hilal pada Selasa Pon 29 Shafar 1446 H / 3 September 2024 M. Laporan lokasi yang menyelenggarakan rukyatul hilal terlampir. Semua lokasi tidak melihat hilal," ungkap tulisan yang dimuat lewat pengumuman seperti yang dilansir dari laman NU Online.
"Sebagai tindak lanjutnya maka awal bulan Rabiul Awal 1446 H bertepatan dengan Kamis Kliwon 5 September 2024 M (mulai malam Kamis) atas dasar istikmal," tambahnya.
Dalam pengumuman tersebut, LF PBNU juga mengucapkan terima kasih atas kontribusi dan partisipasi Nahdliyin dalam rukyatul hilal ini dan berharap jajaran Lembaga Falakiyah PWNU dan PCNU se–Indonesia bertindak aktif untuk menyebarluaskan pengumuman awal bulan Rabi’ul Awal 1445 H ini kepada warga Nahdlatul Ulama khususnya jajaran pengurus di wilayah / cabangnya masing–masing.
Untuk diketahui, hilal akhir Shafar 1446 H atau bertepatan dengan Selasa Pon, 3 September 2024 M adalah 2 derajat 39 menit 29 detik dengan elongasi 4 derajat 29 menit 13 detik dan lama hilal di atas ufuk 14 menit 15 detik. Sementara ijtima (konjungsi) terjadi pada Selasa Pon 3 September 2024 M pukul 08:57:22 WIB
Hal ini berdasarkan markaz Jakarta Gedung PBNU Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat (koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT). Penghitungan ini dilakukan dengan metode falak (hisab) tahqiqi tadqiki ashri kontemporer khas Nahdlatul Ulama.
Baca Juga
Maulid Nabi SAW (1)
Adapun parameter hilal terkecil itu terdapat di Kota Merauke, Provinsi Papua Selatan. Ketinggian hilal di sana mencapai 1 derajat 49 menit dan elongasi hilal hakiki 3 derajat 38 menit, serta lama hilal di atas ufuk 10 menit 37 detik. Sementara tinggi hilal terbesar terjadj di Kota Lhoknga, Provinsi Aceh. Ketinggian hilal di sana mencapai 2 derajat 58 menit, elongasi hilal hakiki 4 derajat 50 menit, dan lama hilal di atas ufuk 14 menit 52 detik.
Dari data yang diungkapkan di atas dapat disimpulkan bahwa hilal sudah berada di atas ufuk, tetapi belum memenuhi kriteria imkanurrukyah. Pasalnya, tinggi hilal belum mencapai 3 derajat dan elongasi belum sampai 6,4 derajat.