Gus Yahya Minta Nahdliyin Tetap Tenang dan Jaga Persaudaraan Pasca Penyerangan Kiai NU di Karawang
Kamis, 15 Agustus 2024 | 08:43 WIB

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). (Foto: NU Online Jabar/Agung G)
Bandung, NU Online Jabar
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengimbau kepada warga Nahdliyin untuk tetap bersikap tenang dan mengutamakan persaudaraan pasca terjadinya insiden penyerangan terhadap kendaran rombongan kiai NU di Rengasdengklok, Karawang, Sabtu (10/8/2024) malam.
Ia juga mengimbau kepada sejumlah pihak yang merasa terhubung dengan NU baik individu atau pun kelompok, untuk tidak melakukan aksi-aksi yang tidak struktural dan mempercayakan kasus ini kepada penegak hukum.
"Tidak boleh ada tindakan sendiri-sendiri atau todak boleh melakukan reaksi apapun, semua harus disiplin dan taat kepada hukum. Begitu juga kepada warga NU pada umumnya, saya mengimbau agar juga melakukan cooling down terhadap masalah ini," kata Gus Yahya di Surabaya Senin lalu, dikutip NU Online.
Gus Yahya juga meminta kepada warga Nahdliyin untuk lebih mengutamakan persaudaraan pasca insiden yang ditengarai oleh perdaan pendapat soal nasab tersebut.
"Kita tahu ada kelompok-kelompok yang berseberangan pandangan dalam soal ini, kami mengimbau kepada warga NU untuk mengingat persaudaraan di antara kita semua, apapun pandangan yang kita miliki," jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan jajaran pengurus NU di tingkat wilayah dan cabang untuk mendalami kasus ini dan melihat gambaran tentang perkembangan terjadi.
Gus Yahya pun meminta kepada aparat penegak hukum untuk menindak tegas pelaku penyerangan agar tidak ada potensi perkembangan masalah yang semakin meluas.
"Kita tahu suasananya sekarang di bawah ini memang agak problematis, sehingga kalau ini tidak segera ada penyelesaian yang jelas, Ini kita khawatir potensi berkembangnya masalah ini secara lebih berkembang lebih luas," tegasnya.
Diketahui, kejadian ini bermula saat rombongan di mobil hendak menuju lokasi pengajian di Pesantren Al Baghdadi, Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat. Di perjalanan, rombongan ini transit terlebih dahulu di Pesantren Mambaul Ulum Rengasdengklok.
Setelah transit, rombongan kembali melanjutkan perjalanan. Tapi di tengah jalan, rombongan ini tiba-tiba diadang sekelompok orang tak dikenal sebelum tiba di Pesantren Al Baghdadi. Insiden ini disinyalir merupakan penyerangan yang salah sasaran.
Selain santri dan Banser yang menjadi korban penyerangan, Rais Syuriyah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, KH Ihsanudin Al Badawi yang berada di dalam mobil juga menjadi sasaran penyerangan.