Kota Cirebon

Perkuat Kerukunan Beragama, Lakpesdam NU Kota Cirebon Gelar Gebyar Toleransi di Ciayumajakuning

Kamis, 12 Desember 2024 | 08:00 WIB

Perkuat Kerukunan Beragama, Lakpesdam NU Kota Cirebon Gelar Gebyar Toleransi di Ciayumajakuning

Lakpesdam Nahdlatul Ulama (NU) Kota Cirebon menyelenggarakan kegiatan “Gebyar Toleransi dan Bhineka Tunggal Ika dalam Kerukunan Beragama” di Aula Pascasarjana Lt. 3 UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon pada Senin (11/12). (Foto: NU Online Jabar)

Cirebon, NU Online Jabar
Lakpesdam Nahdlatul Ulama (NU) Kota Cirebon menyelenggarakan kegiatan “Gebyar Toleransi dan Bhineka Tunggal Ika dalam Kerukunan Beragama” di Aula Pascasarjana Lt. 3 UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon pada Senin (11/12). Acara ini bertujuan memperkuat nilai-nilai toleransi di wilayah Ciayumajakuning dan mendapat dukungan penuh dari Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama RI. Kegiatan ini juga bekerja sama dengan RMB Sejati dan melibatkan kolaborasi dari HMJ IQTAF UIN SSC, Lesbumi NU Kota Cirebon, Lazisnu Kota Cirebon, dan IPPNU Kota Cirebon.


Gebyar Toleransi dihadiri sekitar 150 peserta dan dimeriahkan oleh 11 penampil seni dan budaya dari wilayah Ciayumajakuning. Kegiatan ini diawali dengan doa bersama lintas iman, yang dipimpin oleh sejumlah tokoh agama, termasuk Js. Suryana Erawan (Konghucu), PMd. Toto Sutanto (Buddha), Made Supartini, S.Ag. (Hindu), Pdt. Heru Kusumo (Kristen), Romo Antonius Haryanto, Pr. (Katolik), dan Kiai Miftah Faqih (Islam).


Ketua Lakpesdam NU Kota Cirebon, Mohamad Yahya, menekankan pentingnya menjaga indeks toleransi di Ciayumajakuning. Ia mengajak masyarakat untuk terus mengawal semangat kebhinekaan dan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan sehari-hari.


“Kegiatan ini menjadi penting dalam konteks kehidupan kita berbangsa dan bernegara. Indeks toleransi di Ciayumajakuning perlu kita kawal, terutama mengingat adanya kasus terbaru yang dapat memengaruhi indeks tersebut. Hal ini harus menjadi perhatian bersama,” ujar Yahya.


Kiai Mustofa Rajid, Ketua PCNU Kota Cirebon, menyampaikan rasa syukur atas terlaksananya acara ini. Menurutnya, eksistensi NU di Kota Cirebon harus terus dijaga untuk mempererat kerukunan antarumat beragama.


“Kota Cirebon sering menjadi sasaran masuknya pemahaman luar karena posisinya sebagai kota metropolis di Ciayumajakuning. Melalui kegiatan ini, kita bersyukur karena dapat memperkuat kebersamaan dalam membangun kerukunan umat di Kota Cirebon,” tegas Mustofa.


Wakil Rektor II UIN SSC, Ilman Nafi’a, dalam sambutannya mengingatkan sejarah panjang perjuangan dialog lintas agama di Cirebon yang dimulai pada 1993-1994 oleh PMII Kota Cirebon. Ia berharap semangat kebhinekaan terus dijaga dan diperkuat.


“Pada masa itu, dialog lintas agama dianggap membahayakan negara hingga sempat mendapat tekanan. Namun, kini ikatan pemuda lintas iman terus berkembang dan menjadi semakin kokoh,” tutur Ilman.


Dalam sesi talkshow, Romo Toto Sutanto, tokoh agama Buddha, menekankan pentingnya moderasi beragama sebagai upaya mencegah konflik.


“Hal-hal yang berkaitan dengan agama harus dihadapi dengan hati-hati. Pelajari wawasan moderasi beragama agar kita menjadi umat yang moderat,” ujar Romo Toto.


Sementara itu, Satori dari Densus 88 Kota Cirebon mengapresiasi penyelenggaraan acara ini. Ia menekankan pentingnya penyelesaian konflik melalui musyawarah untuk menjaga keharmonisan masyarakat.


“Saya mengapresiasi Lakpesdam NU Kota Cirebon dan semua pihak yang terlibat. Besar harapan agar masyarakat Ciayumajakuning dapat menyelesaikan perselisihan melalui dialog dan musyawarah,” kata Satori.


Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat kerukunan umat beragama di wilayah Ciayumajakuning, sekaligus mempertegas semangat Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.


Kontributor: Hamid