Kabupaten Tasikmalaya

Dialog Refleksi Harlah ke-70, IPPNU Tasikmalaya Tegaskan Peran Strategis Perempuan dalam Pendidikan dan Kepemimpinan

Kamis, 22 Mei 2025 | 07:00 WIB

Dialog Refleksi Harlah ke-70, IPPNU Tasikmalaya Tegaskan Peran Strategis Perempuan dalam Pendidikan dan Kepemimpinan

Dialog Refleksi Harlah ke-70, IPPNU Tasikmalaya (Foto: Dok. Pribadi)

Tasikmalaya, NU Online Jabar
Dalam rangka memperingati Hari Lahir ke-70 Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Pimpinan Cabang IPPNU Kabupaten Tasikmalaya menggelar Dialog Refleksi Harlah IPPNU yang menghadirkan para tokoh dari Majelis Alumni IPPNU sebagai narasumber. Kegiatan ini menjadi ruang pembelajaran sekaligus inspirasi bagi para kader IPPNU se-Kabupaten Tasikmalaya.


Ketua PC IPPNU Kabupaten Tasikmalaya, Nuri Nuraulya, dalam sambutannya menyampaikan bahwa seminar ini sengaja digelar sebagai bentuk pembekalan ilmu dan penyemangat bagi seluruh rekanita. “Kami ingin agar para rekanita pulang dari Harlah tidak hanya membawa dokumentasi, tetapi juga membawa edukasi,” ujarnya.


Dialog diawali dengan pemaparan sejarah lokal IPPNU Kabupaten Tasikmalaya oleh Ketua Majelis Alumni IPPNU, Hj. Pipih Syarifah. Ia mengulas perjalanan organisasi sejak awal berdiri hingga perkembangannya saat ini yang terus memperkuat eksistensi perempuan muda NU di berbagai bidang.


Dilanjutkan dengan materi bertajuk Pendidikan Karakter dalam Kepemimpinan Perempuan yang disampaikan oleh Hj. Neng Ida Nurhalida, Dewan Pembina IPPNU. Dalam pemaparannya, ia menekankan bahwa kepemimpinan harus dimulai dari diri sendiri melalui kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), hingga kepedulian dan kemampuan membina relasi yang sehat dengan orang lain.


“Pemimpin yang baik harus meneladani Rasulullah SAW yang memiliki empat sifat utama: siddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (komunikatif), dan fathanah (inovatif). Pemimpin itu bukan hanya memberi contoh, tetapi menjadi contoh,” ungkap Hj. Neng Ida.


Ia juga mengklasifikasikan karakter kepemimpinan ke dalam dua kategori, yakni karakter moral seperti kejujuran dan sikap tawadhu, serta karakter kinerja yang mencakup kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan produktif.


Sesi terakhir diisi oleh Mia Faiza Imran, Sekretaris Majelis Alumni IPPNU Kabupaten Tasikmalaya. Ia membahas tentang peran IPPNU dalam pendidikan dan pemberdayaan perempuan serta pentingnya peningkatan soft skill bagi kader IPPNU. 


Menurutnya, pelajar IPPNU harus terus menggali potensi diri, membangun keberanian untuk bertanya dan berpikir kritis, serta menghindari sikap minder yang kerap muncul akibat membandingkan diri dengan orang lain.


“Kita adalah pemimpin, dan kepemimpinan itu dibentuk melalui latihan. Kita harus belajar public speaking, membangun kepercayaan diri, dan punya self awareness yang kuat. Perempuan harus berani menjadi pionir bagi sekitarnya yang belum mendapatkan akses pendidikan dan kesempatan yang sama,” jelasnya.


Dialog refleksi ini menjadi ajang penting untuk memperkuat pemahaman kader IPPNU tentang sejarah, nilai-nilai organisasi, serta posisi strategis perempuan dalam membangun masyarakat. Kegiatan tersebut juga mempertegas peran IPPNU sebagai ruang tumbuh bagi generasi muda yang berkarakter, kritis, dan berdaya saing.

Pewarta: Nuri Nuraulya


Terkait