Ketua IPPNU Tekankan Peran Strategis Kaderisasi di Lingkungan NU
Rabu, 13 Agustus 2025 | 16:00 WIB

Ketua Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Whasfi Velasufah (Foto:nucirebon.or.id)
Cirebon, NU Online Jabar
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Whasfi Velasufah, menegaskan pentingnya peran strategis IPNU dan IPPNU dalam proses kaderisasi di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU).
Menurutnya, organisasi ini menjadi gerbang awal yang vital dalam menyiapkan kader-kader unggulan untuk meneruskan estafet kepemimpinan di NU, baik di Fatayat maupun Muslimat.
“Kalau tidak ada IPNU IPPNU, tidak akan ada yang mensuplai kader untuk Fatayat, untuk Muslimat. Ketua Umum Fatayat dan Muslimat hari ini adalah kader asli dari IPPNU,” ungkapnya saat memberikan sambutan pada Konferensi Cabang XXI-XV IPNU IPPNU Kabupaten Cirebon, Jumat (8/8/2025) di Aula PCNU Kabupaten Cirebon.
Vela, sapaan akrabnya, mengingatkan bahwa meskipun manfaat aktif di IPPNU mungkin belum terasa hari ini, kontribusi kader akan berdampak besar di masa depan. Ia menilai konferensi cabang bukan sekadar pergantian kepemimpinan, melainkan momentum memperkuat silaturahim dan merumuskan gagasan baru.
“Konfercab adalah waktu untuk beradu gagasan, untuk merumuskan langkah-langkah yang akan kita ambil dalam dua tahun ke depan. Mumpung di bulan kemerdekaan, mari kita ambil semangat para founding fathers Indonesia yang juga awalnya berawal dari konsolidasi gagasan seperti ini,” ujarnya.
Ia juga menyoroti tantangan baru yang dihadapi kader IPNU dan IPPNU di era perkembangan teknologi. “Sekarang kita hidup di era teknologi, banyak tantangan baru yang harus kita hadapi. IPNU IPPNU harus punya peran di sini, terutama kita yang masih sekolah atau kuliah,” jelasnya.
Menanggapi pesan Bupati Cirebon tentang perlunya perubahan pola pikir dakwah NU, Vela menilai hal itu juga berlaku bagi IPNU dan IPPNU. Ia mengingatkan pentingnya menjaga kondusivitas selama konferensi. “Jangan sampai seperti kongres, jangan ada kursi-kursi yang terlempar,” katanya disambut tawa hadirin.
Alumni MA NU Banat Kudus itu mengutip pesan gurunya, “Santri itu boleh mumet (pusing), asal jangan mutung (ngambek)”. Menurutnya, dua tahun kepengurusan bukan waktu singkat, sehingga harus dimanfaatkan untuk mengembangkan organisasi.
Di akhir sambutannya, Vela menyampaikan tiga pesan utama bagi kader IPNU dan IPPNU. Pertama, menggencarkan kaderisasi karena menjadi jantung organisasi. Kedua, memperkuat keorganisasian mulai tingkat cabang hingga komisariat. Ketiga, menjalankan program yang relevan, kreatif, dan inovatif sesuai kebutuhan pelajar.
“Jangan sampai setelah konferensi ini, kita pulang tanpa membawa gagasan baru. Mari bawa oleh-oleh berupa ide-ide segar yang bisa diaplikasikan di PAC, Ranting, dan Komisariat,” tandasnya.