Harlah ke-102 NU: Navigasi dan Tantangan Pengelolaan STIDKI NU Indramayu Menuju Pendidikan Berkualitas
Senin, 27 Januari 2025 | 18:24 WIB
Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (NU) merupakan lembaga yang diberi tugas menahkodai pada bidang Pendidikan di perguruan tinggi dan kemajuan masyarakat seluruh tingkat kepenguruan Nahdlatul Ulama. Pendirian perguruan tinggi tersebut melambangkan komitmen dan usaha banyak orang yang menyadari potensi pendidikan untuk meningkatkan taraf hidup dan masyarakat.
Membangun perguruan tinggi merupakan tugas yang sulit yang menuntut dedikasi, kegigihan, dan kerja sama tim yang signifikan dari anggota masyarakat. Esai ini mencoba memberikan menjelaskan proses yang sulit dalam pengelolaan Perguruan Tinggi NU di daerah ini khususnya yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam Nahdlatul Ulama Indramayu dengan menekankan usaha dan tekad yang kuat yang terlibat.
Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam Nahdlatul Ulama (STIDKI NU) Indramayu berdiri pada tahun 2017 merupakan salah satu perguruan tinggi yang berfokus pada pengembangan ilmu dakwah, komunikasi, dan kajian Islam. Perguruan tinggi ini tidak hanya berperan sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai bagian dari upaya Nahdlatul Ulama (NU) untuk mendukung pengembangan sumber daya manusia yang berakhlak mulia dan memiliki wawasan keislaman yang mendalam.
Namun, seperti halnya perguruan tinggi lainnya, pada awal periode kedua kepemimpinan STIDKI NU Indramayu menghadapi berbagai tantangan dan dinamika dalam mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas.
Salah satu temuan yang di awal kepemimpinan kedua yang dilakukan oleh Lembaga Audit Mutu Internal terdapat 57 temuan yang 20 diantaranya bersifat fundamental diantaranya adalah perumusan stututa dan perubahan lambang dan manajemen system pendataan STIDKI NU Indramayu. Sehingga periode kedua kepemimpinan tersebut dapat dikatakan merupakan awal dari langkah transformasi yang dilakukan oleh STIDKI NU Indramayu.
Sejarah STIDKI NU Indramayu
Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam Nahdlatul Ulama Indramayu, yang disingkat dengan STIDKI NU Indramayu resmi mendapat izin operasional pada tanggal 26 Desember 2016. Sebelum mendapatkan izin, STIDKI NU Indramayu telah melalui proses persiapan selama 4 tahun hingga akhirnya pada Kamis, 4 Juni 2017 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Republik Indonesia melakukan visitasi ke kampus STIDKI NU Indramayu di Jalan Gatot Subroto No. 09 Indramayu, Kecamatan Indramayu, Jawa Barat.
STIDKI NU Indramayu merupakan salah satu perguruan tinggi yang didirikan langsung oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Dengan demikian, maka badan penyelenggara pendidikan STIDKI NU Indramayu menggunakan Badan Hukum Perkumpulan Nahdlatul Ulama, atau disingkat BHPNU.
Namun untuk melaksanakan fungsi penyelenggaraan secara teknis, PBNU membentuk Badan Pelaksana Penyelenggaraan Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama Indramayu, yang kemudian disingkat BP3TNU. Atas dasar itu maka BP3TNU memiliki kewenangan sebagai pelaksana penyelenggara pendidikan STIDKI NU Indramayu berdasarkan kewenangan yang dilimpahkan oleh PBNU kepada Badan Pelaksana Penyelenggara Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama Indramayu.
Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam Nahdlatul Ulama Indramayu berdiri pada tanggal 15 Jui 2017 dengan izin oprasional berdasarkan SK. Direktur Pendidikan Islam No. 3333 Tahun 2017 Tanggal 15 Juli 2017. Keberadaan kampus STIDKI NU di Indramayu berada di Jalan Gatot Subroto No. 9 Indramayu menyatu dengan di kantor PCNU Indramayu
Pendirian STIDKI NU Indramayu sendiri didasarkan beberapa bahan pertimbangan
diantaranya adalah:
a. Adanya kesadaran pentingnya peningkatan akses dan relevansi pendidikan tinggi di Indonesia, khususnya di Kabupaten Indramayu. Akses dan relevansi ini dinilai menjadi persoalan mendasar lemahnya daya saing warga Indramayu di regional ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan) atau bahkan di level nasional.
b. Berbagai data menunjukkan, bahwa Pendidikan di Indramayu, terutama pendidikan tinggi, masih belum menjanjikan. Rendahnya akses dan relevansi pendidikan, terutama pendidikan tinggi di Indramayu ini secara massif menggerus eksistensi masyarakat Indramayu di tatanan global baik di regional Jawa Barat bahkan di tingkat nasional.
b. banyaknya alumni-alumni pesantren yang tersebar di wilayah Ciayumajakuning khususnya Kabupaten Indramayu dibutuhkan wadah dan media pengembangan keilmuan secara akademis sehingga peran dakwahnya di masyarakat dapat lebih optimal dan efektif.
c. Banyaknya Lembaga keagamaan yang tersebar di Regional Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan) baik KBIH, Majelis Taklim, Pesantren, Tempat Ibadah, dan Lembaga Pemberdayaan masyarakat yang harapannya dapat dikelola dengan baik secara keilmuan dan gerakan.
d. Dibutuhkan peran penyuluh yang mengusahi keilmuan dan problem solving yang efektif bagi masyarakat maupun Lembaga Pendidikan dan keagamaan.
Dengan hadirnya STIDKI NU Indramayu yang secara kelembagaan di bawah naungan Perkumpulan Nahdlatul Ulama membuka 4 (empat) program studi yaitu:
1. Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI).
2. Bimbingan dan Konseling Islam (BKI).
3. Manajemen Dakwah (MD).
4. Pembangunan Masyarakat Islam (PMI)
Dengan empat program studi tersebut diharapkan masyarakat Indramayu khususnya warga jam’iyyah Nahdlatul Ulama dalam meningkatkan keimanan, ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan akhlak mulia dalam rangka membumikan ahlus sunnah wal jamaah dan berkontribusi nyata dalam lini kehidupan.
Peran dan Visi STIDKI NU Indramayu
Sebagai bagian dari jaringan perguruan tinggi yang dikelola oleh Nahdlatul Ulama, STIDKI NU Indramayu memiliki peran strategis dalam mencetak generasi yang tidak hanya paham ilmu dakwah dan komunikasi Islam, tetapi juga memahami tantangan-tantangan yang dihadapi masyarakat modern. Visi utamanya adalah menjadi Sekolah Tinggi di bidang ilmu dakwah dan komunikasi Islam bertarap nasional yang mandiri, unggul, dan inovatif serta berkarakter Ahlussunnah Wal Jama`ah Annahdiyyah
Tantangan dan Lika-Liku Pengelolaan STIDKI NU Indramayu
Pengelolaan STIDKI NU Indramayu tidak lepas dari berbagai lika-liku yang berkaitan dengan aspek akademik, sumber daya manusia, serta hubungan dengan masyarakat dan dunia kerja. Temuan beberapa aspek utama dalam pengelolaan STIDKI NU Indramayu menghadapi tantangan yang lumayan bervariatif sebagaimana temuan yang dipaparkan sebelumnya diantaranya:
1. Keterbatasan Sumber Daya Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh STIDKI NU Indramayu dari awal periode kedua adalah keterbatasan sumber daya, baik dari segi anggaran, fasilitas, maupun tenaga pengajar. STIDKI NU Indramayu sering kali bergantung pada dana dari organisasi atau masyarakat, yang terkadang tidak cukup untuk mengembangkan fasilitas pendidikan yang memadai, seperti laboratorium, perpustakaan, dan teknologi pendidikan. Keterbatasan anggaran juga dapat menghambat program riset dan pengembangan yang menjadi kunci dalam menciptakan inovasi dalam dunia pendidikan.
2. Persaingan Global dan Standar Internasional Di era globalisasi, tantangan berikutnya adalah persaingan dengan perguruan tinggi lain, baik nasional maupun internasional. STIDKI NU Indramayu perlu meningkatkan kualitas pendidikan agar dapat bersaing dengan perguruan tinggi yang lebih maju secara teknologi dan kurikulum. Salah satu aspek yang perlu ditekankan adalah pencapaian standar internasional dalam pengajaran, riset, dan kualitas lulusan. STIDKI NU Indramayu harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi pendidikan dan tren global dalam dunia akademik agar tetap relevan.
3. Penurunan Minat Mahasiswa terhadap Pendidikan Keagamaan Seiring dengan perkembangan zaman, minat terhadap bidang pendidikan keagamaan di perguruan tinggi terkadang mengalami penurunan, khususnya di kalangan generasi muda yang lebih tertarik pada disiplin ilmu lain yang dianggap lebih aplikatif dan memberi peluang karir lebih besar. PTNU perlu menciptakan daya tarik yang lebih kuat terhadap pendidikan keagamaan dengan menunjukkan bahwa pendidikan berbasis agama tidak hanya relevan untuk kehidupan spiritual, tetapi juga memiliki kontribusi besar dalam mengatasi tantangan global
Navigasi STIDKI NU Indramayu Menuju Pendidikan Berkualitas
Navigasi di sini dalam manajemen pengelolaan pendidikan merujuk pada proses perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan pengendalian sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang efektif dan efisien. Berikut diantara strategi navigasi STIDKI NU Indramayu dalam pengelolaan perguruan tinggi:
1. Pengembangan Kurikulum yang Relevan dan Inovatif
Salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh STIDKI NU Indramayu adalah bagaimana mengembangkan kurikulum yang tidak hanya mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga tetap berakar pada nilai-nilai Islam yang moderat sesuai dengan tradisi Nahdlatul Ulama. Dalam 5 (lima) berjalan kurikulum di STIDKI NU berusaha mengintegrasikan ilmu dakwah dengan ilmu komunikasi, memberikan mahasiswa keterampilan praktis dalam berkomunikasi dengan berbagai kalangan, sekaligus menjaga tradisi pesantren yang menjadi bagian dari budaya NU.
Pengelolaannya membutuhkan upaya berkelanjutan untuk memperbarui dan menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan zaman, tanpa meninggalkan akar keislaman yang menjadi ciri khas STIDKI NU. Misalnya, mengintegrasikan teknologi komunikasi yang berkembang pesat, seperti media sosial, dalam mata kuliah komunikasi Islam. Hal ini bertujuan agar lulusan STIDKI NU mampu memanfaatkan platform digital untuk dakwah dan memperkuat pesan Islam moderat.
Saat ini capaian STIDKI NU Indramayu dalam integrasi kurikulum salah satunya dengan menginisiasi E-Campus secara mandiri sebagai upaya dan bentuk nyata dalam dunia transpormasi digital.
2. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
Dosen dan tenaga pengajar menjadi elemen kunci dalam kualitas pendidikan di STIDKI NU Indramayu. Tantangan terbesar adalah bagaimana memastikan bahwa dosen yang mengajar di STIDKI NU tidak hanya memiliki keahlian di bidang dakwah dan komunikasi, tetapi juga memiliki kemampuan pedagogis yang memadai. Pengembangan dosen melalui program pelatihan, workshop, serta peningkatan kualifikasi akademik menjadi hal yang sangat penting untuk menciptakan atmosfer pembelajaran yang berkualitas. Hal tersebutlah dalam periode 5 tahun berjalan terus digelorakan melalui berbagai macam program pengembangan dan pemberdayaan dosen dan mahasiswa.
Selain itu, dalam mengelola SDM, STIDKI NU juga harus berupaya untuk menarik mahasiswa yang berkualitas. Oleh karena itu, selain pengajaran yang baik, penting untuk membangun lingkungan akademik yang kondusif, dengan fasilitas yang memadai dan kegiatan ekstrakurikuler yang memperkaya pengalaman mahasiswa. Di sisi lain, kebutuhan dasar secara akademik bagi tenaga pendidik sangat dipedulikan dalam rangka mengangkat nilai kemajuan bagi lembaga.
3. Keterbatasan Sumber Daya dan Fasilitas
Sama halnya dengan perguruan tinggi lainnya, STIDKI NU Indramayu juga menghadapi keterbatasan sumber daya yang dapat mempengaruhi pengelolaan dan kualitas pendidikan. Keterbatasan anggaran yang bergantung pada bantuan dari pihak luar, donasi masyarakat, atau dana pemerintah menjadi salah satu kendala. Sumber daya yang terbatas ini sering kali berdampak pada pengembangan fasilitas kampus, baik itu dalam bentuk ruang kelas, laboratorium, hingga sarana prasarana teknologi informasi yang semakin dibutuhkan di era digital ini.
Untuk mengatasi hal ini, STIDKI NU harus memiliki strategi pengelolaan keuangan yang efisien dan efektif, serta membuka peluang kerja sama dengan berbagai pihak untuk memperoleh dana tambahan. Selain itu, inisiatif untuk memanfaatkan teknologi pendidikan secara maksimal, seperti penggunaan platform e-learning secara mandiri dan digitalisasi materi ajar, dapat menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan pada fasilitas fisik yang terbatas.
4. Menjalin Kerja Sama dengan Dunia Eksternal
Dunia dakwah dan komunikasi Islam membutuhkan pemahaman yang tidak hanya terbatas di ranah akademik, tetapi juga melibatkan praktik langsung di masyarakat. Oleh karena itu, STIDKI NU Indramayu perlu memperkuat hubungan dengan berbagai organisasi sosial, media, dan dunia kerja. Dengan menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga tersebut, mahasiswa dapat terlibat dalam kegiatan nyata yang
memperkaya wawasan mereka dalam bidang dakwah dan komunikasi. Berbagai Kerjasama STIDKI NU indramayau baik skala local, nasional bahkan internasional telah dilakukan yang pada gilirannya sebagai upaya mengangkat derajat lembaga dan mahasiswa.
Kerja sama ini juga penting untuk membuka peluang bagi mahasiswa untuk magang atau melakukan penelitian lapangan yang relevan dengan disiplin ilmu yang mereka pelajari. Hal ini juga menjadi sarana bagi STIDKI NU untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menjadikan lulusan lebih siap untuk terjun ke masyarakat.
5. Meningkatkan Daya Saing dengan Perguruan Tinggi Lain
Salah satu tantangan terbesar dalam pengelolaan STIDKI NU Indramayu adalah meningkatnya persaingan dengan perguruan tinggi lainnya, baik yang berbasis agama maupun non-agama. Perguruan tinggi yang memiliki fasilitas lebih lengkap, kurikulum yang lebih inovatif, serta jejaring nasional serta internasional yang luas dapat menjadi pilihan utama bagi calon mahasiswa.
STIDKI NU Indramayu harus memiliki strategi untuk meningkatkan daya saing dengan terus memperbaharui kualitas pengajaran, memperkuat riset di bidang dakwah dan komunikasi Islam, serta membangun reputasi yang baik di kalangan masyarakat dan dunia akademik. Mengembangkan program-program unggulan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, seperti dakwah melalui media sosial, atau kajian komunikasi antar umat beragama, dapat menjadi salah satu upaya untuk menarik minat mahasiswa.
Kontribusi Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) dalam Suksesi Navigasi
Untuk menuju pendidikan berkualitas, perguruan tinggi dibawah nahkoda LPTNU termasuk di dalamnya adalah STIDKI NU Indramayu tidak bisa terus menerus dibiarkan berjalan secara parsial. Jika itu dibiarkan akan dipastikan perguruan tinggi NU akan ketinggalan marwah dan kualitasnya.
Menahkodai perguruan tinggi NU se-Indonesia, LPT NU perlu memastikan road map (tuntunan) perguruan tinggi dibawahnya dan juga target berjenjang LPT NU secara nasional berjalan secara optimal. Di antara yang perlu dilakukan sebagai target jenjang jangka pendek yakni berfokus pada beberapa aspek yang menjadi pondasi bagi kualitas pendidikan tinggi, antara lain: kualitas kurikulum, penguatan sumber daya manusia, dan pencapaian standar pendidikan internasional. Pendidikan yang berkualitas tidak hanya diukur dari segi akademik semata, tetapi juga pada pengembangan karakter dan moral mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa.
1. Pengembangan Kurikulum yang Relevan dan Inovatif
Salah satu navigasi yang perlu dilakukan oleh LPTNU adalah memperbaharui dan mengembangkan kurikulum yang relevan dengan perkembangan zaman. Kurikulum di LPTNU harus mampu mengintegrasikan ilmu pengetahuan modern dengan nilai-nilai Islam yang diajarkan dalam NU. Pendidikan berbasis karakter yang mengedepankan akhlakul karimah sangat penting untuk diterapkan dalam kurikulum, sehingga menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia. Selain itu, kurikulum yang dikembangkan harus mampu mengakomodasi perkembangan teknologi dan dunia kerja, memastikan lulusannya siap bersaing dalam masyarakat global.\
2. Peningkatan Kualitas Dosen dan Tenaga Pengajar
Sebagai ujung tombak dalam proses pendidikan, dosen dan tenaga pengajar memainkan peran krusial dalam menentukan kualitas pendidikan di Perguruan Tinggi NU. Oleh karena itu, pengelolaan Perguruan Tinggi NU harus fokus pada peningkatan kompetensi dosen melalui pelatihan dan pengembangan keilmuan. Dosen yang kompeten dan berintegritas tidak hanya akan mendidik mahasiswa secara akademik, tetapi juga membentuk karakter mereka. Peningkatan kualifikasi akademik dosen, baik melalui pendidikan lanjutan atau program riset, juga sangat penting agar mereka bisa menghadirkan materi yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan terkini. Tidak hanya itu, dengan jaringan Nahdlatul Ulama sangat mungkin untuk saling berkontribusi dan mensupport antar sesama dosen dalam meningkatkan kualitas di seluruh Perguruan Tinggi NU.
3. Keterlibatan Dunia Industri dan Masyarakat
LPTNU harus mampu menjalin kerjasama dengan berbagai sektor industri, lembaga pemerintah, dan masyarakat untuk memastikan pendidikan yang diberikan relevan dengan kebutuhan dunia kerja yang nilai kemanfaatan akan sangat dirasakan oleh Perguruan Tinggi NU di daerah . Dengan melibatkan dunia industri dalam kurikulum secara nasional, Perguruan Tinggi NU dan mahasiswa bisa memperoleh pengalaman langsung serta keterampilan praktis yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Di samping itu, Perguruan Tinggi NU juga bisa melaksanakan program pengabdian masyarakat yang sejalan dengan nilai-nilai NU, yang pada gilirannya memperkuat hubungan antara perguruan tinggi, dunia industi dan masyarakat luas.
Pengelolaan Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam Nahdlatul Ulama Indramayu merupakan suatu perjalanan yang penuh dengan tantangan dan dinamika. Namun, dengan pendekatan yang tepat dalam mengelola kurikulum, sumber daya manusia, serta hubungan dengan masyarakat dan dunia kerja, STIDKI NU dapat terus berkontribusi dalam mencetak generasi yang cerdas, berakhlak mulia, dan siap menghadapi tantangan global.
Keberhasilan pengelolaan STIDKI NU Indramayu tidak hanya diukur dari aspek akademik semata, tetapi juga dari kemampuannya untuk menciptakan pengaruh positif dalam masyarakat melalui dakwah dan komunikasi Islam yang moderat dan inklusif.
Bagi LPTNU terlebih STIDKI NU Indramayu sudah seharusnya menempatkan posisi sebagai fa’il (subjek) yang berperan sebagai pengayom, melayani, mendampingi dan mengantarkan stakeholder untuk menjadi lebih baik bukan sebaliknya.
Supendi Sami’an, Ketua STIDKI NU Indramayu