Bandung, NU Online Jabar
Islam mengajarkan umatnya untuk bersikap santun dan beradab dalam setiap interaksi, tanpa memandang siapa lawan bicara atau profesinya. Sikap santun ini mencerminkan keimanan yang kokoh kepada Allah SWT, serta larangan untuk merendahkan seseorang berdasarkan profesinya.
Dalam kitab Fathul Muin (hlm. 309), Syekh Zainuddin al-Malibari menjelaskan perbedaan pendapat ulama tentang profesi terbaik di antara petani, pedagang, atau pekerja kerajinan. Beliau menulis:
Artinya, “(Faedah) Paling utamanya usaha adalah pertanian, kemudian industri, dan kemudian perdagangan. Sebagian orang berpendapat bahwa perdagangan adalah yang terbaik.”
Menurut sebagian ulama, profesi perdagangan dianggap lebih utama karena banyak sahabat Nabi yang memilih berdagang dan memperoleh penghidupan dari usaha tersebut. Imam al-Mawardi dalam Al-Hawil Kabir Jilid II menyebutkan bahwa perdagangan memiliki manfaat yang luas dan lebih dibutuhkan, seperti kebutuhan pokok makanan dan pakaian.
Etika dan Doa untuk Pedagang
Islam menekankan pentingnya adab dan etika dalam berinteraksi dengan pedagang. Salah satu bentuk adab tersebut adalah mendoakan agar para pedagang senantiasa jujur dan diberkahi dalam setiap transaksinya. Dalam Al-Khashaish al-Kubra Jilid II (hlm. 288), Jalaluddin as-Suyuti mencatat bahwa Nabi Muhammad SAW memberikan contoh interaksi yang baik dengan pedagang. Beliau sering mendoakan para sahabat yang berprofesi sebagai pedagang.
Salah satu contohnya adalah ketika Nabi mendoakan Urwah al-Barqi yang hendak berdagang, sehingga setiap transaksinya selalu mendatangkan keberuntungan dan keberkahan. Nabi juga pernah berdoa untuk Abdullah bin Ja'far, seperti diriwayatkan oleh al-Baihaqi:
(اللَّهُمَّ بَارك لَهُ فِي تِجَارَته)
Artinya, “Ya Allah, berkahilah ia dalam perdagangannya.”
Pedagang yang Jujur, Mulia di Sisi Allah
Kejujuran dalam berdagang merupakan adab yang sangat ditekankan dalam Islam. Pedagang yang jujur akan mendapatkan kedudukan istimewa di sisi Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:
(التَّاجِرُ الصَّدُوقُ الْأَمِينُ مَعَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ)
Artinya, “Pedagang yang jujur dan terpercaya akan bersama para nabi, orang-orang yang benar, dan para syuhada.” (HR. At-Tirmidzi).
Selain jujur, pedagang juga dianjurkan untuk bersikap murah hati dalam transaksi. Hal ini tercermin dalam sabda Nabi SAW:
(رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا سَمْحًا إِذَا بَاعَ وَإِذَا اشْتَرَى وَإِذَا اقْتَضَى)
Artinya, “Semoga Allah merahmati seseorang yang bersikap murah hati saat menjual, membeli, dan menagih haknya.” (HR. Bukhari).
Menghormati Pedagang dan Profesi Mereka
Islam menegaskan bahwa setiap profesi memiliki keutamaan, dan tidak boleh diremehkan. Pedagang memiliki kontribusi besar dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, kita hendaknya menghormati mereka dengan rasa hormat dan adab yang baik, sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Tulisan ini dikutip dari artikel karya Moh Soleh Shofier, sebagaimana dimuat di NU Online.