Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya

Hikmah

Gus Dur: Pluralisme dan Humanisme

Gus Dur bersama KH Abdullah Syarwani. (Sumber: IG @ulama.nusantara).

Kemarin (7/1) malam, dalam acara Seminar bertema "Gus Dur : Pluralisme dan Humanisme", oleh PPI Dunia wilayah Timur Tengah dan Afrika,via Webinar, aku antara lain menyampaikan: Tidak seorangpun di dunia ini yang dapat menolak sebuah kenyataan bahwa alam semesta adalah plural, beragam, berwarna-warni dan berbeda-beda.


Keberagaman adalah hukum alam semesta atau sunnatullah. Dengan kata lain keberagaman merupakan kehendak Allah dalam alam semesta.


Oleh karena itu, tak menghargai perbedaan atau memaksakan pandangan /keyakinanmu terhadap orang lain sama saja dengan tak menghargai sistem suci yang telah ditetapkan oleh Tuhan".


Baca Juga:
Di Tugu Proklamasi, Sejuta Lilin Duka atas Kepulangan Gus Dur Berpendar


Humanisme atau kemanusiaan dalam Islam tidak lain adalah cara melihat manusia/orang sebagai manusia/orang, apapun identitas dirinya, yang harus dihormati dan dihargai, sebagaimana Tuhan sendiri menghormati dan menghargainya. Soal apa keyakinan dalam hati atau pikirannya hanya Allah yang akan memutuskannya. Inilah makna firman Tuhan "Wa Maa Arsalnaka Illa Rahmatan li al 'Alamin" (Kami tidak mengutusmu kecuali untuk menjadi Rahmat/ Kasih bagi semesta).


Sungguh, tidak ada pernyataan kemanusiaan yang demikian indah seperti ini. Ini merupakan puncak pandangan Islam tentang pluralisme.


 Atas hal ini al Syekh al Akbar, maha guru spiritualitas, Muhyiddin Ibn Arabi mengatakan :


لا تحتقر احدا او شيئا لان الله لا يحتقره حين خلقه


Baca Juga:
Doa Haul Gus Dur ke-13


"Janganlah kau merendahkan siapapun dan apapun. Karena Allah tidak merendahkannya ketika menciptakannya".


Gus Dur adalah manusia bijakbestari besar. Seluruh hidupnya dipertaruhkan dan diabdikan untuk mencintai semua manusia dan menemani mereka yang hatinya luka.


“Sepanjang sejarah bangsa ini tak ada orang yang kematiannya diantarkan dengan kehormatan dan doa oleh beragam identitas orang dan dalam jumlah yang begitu masif, kolosal, kecuali beliau: Gus Dur”.


Seorang bijakbestari menjadikan cinta sebagai kode moral tertinggi. Cintalah yang melahirkan keindahan, harapan, kesabaran, ketabahan, toleran dan semua moral baik. Penghormatan, toleransi, memberikan kebaikan, semua lahir dari cinta.


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU

M. Rizqy Fauzi
Editor: M. Rizqy Fauzi

Artikel Terkait