Rais Syuriyah PCNU Garut Ungkap Dua Inti Tugas NU, Perkuat Paham Ahlussunnah wal Jama'ah dan Keutuhan NKRI
Senin, 13 Mei 2024 | 12:56 WIB
Garut, NU Online Jabar
Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Garut KH R Amin Muhyiddin Maulani mengajak kepada semua pengurus NU, terutama pengurus yang sudah mengikuti Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PD-PKNU) atau yang sejenisnya untuk tetap membumikan dua inti kewajiban dalam berorganisasi yakni menjaga paham Ahlussunnah wal Jama'ah dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hal itu disampaikan saat membuka kegiatan musyawarah Rencana Tindak Lanjut (RTL) alumni PD-PKPNU Kabupaten Garut di Gedung Hijau PCNU Garut, tepatnya di Jalan Suherman No 117 Pancalikan Tarogong Kaler pada Senin (13/05/2024).
"Inti dari pelaksanaan kaderisasi bermuara pada dua hal. Pertama bagaimana cara menguatkan dan menggerakkan para kader NU agar tetap memasyarakatkan hal-hal yang terkait dengan paham Ahlussunnah wal Jama'ah. Yang kedua menguatkan dan merawat nilai-nilai kebangsaan," ucap Kiai Amin.
Kiai yang merupakan pemilik pondok pesantren Assa'adah Limbangan Garut itu mengatakan bahwa kaderisasi menjadi sesuatu yang mesti diikuti oleh setiap pengurus NU. Ia menilai bahwa kaderisasi akan menjadi pembeda antara seorang pengurus NU dengan warga NU biasa.
"Para pengurus NU kalau ditanya siapa kita pasti akan menjawab NU. Ditanya NKRI jawabnya harga mati. Namun kalau ditanya bagaimana keterkaitan antara NU dan NKRI kadang bingung. Oleh karena itulah, kaderisasi menjadi pengejawantahan dari dua hal tersebut" tuturnya.
Kiai Amin juga menyebut bahwa kaderisasi juga dimaksudkan untuk membekali para pemuka agama/ajengan agar jangan sampai apa yang telah dilakukan para ajengan atau kiai kepada masyarakat ternodai dengan faham-faham yang intoleransi, radikalisme dan terorisme.
"Sadar atau tidak sadar secara kultural, faham keagamaan Islam di Indonesia mayoritas NU, namun karena kurangnya pengawasan yang ketat, sedikit demi sedikit kultur NU itu diambil alih dan digantikan oleh sekelompok orang yang intoleran dan radikal. Oleh karena itulah kaderisasi menjadi sesuatu yang penting dilakukan. Paling tidak dengan kaderisasi kita akan tahu mana yang menjadi kawan dan mana yang menjadi lawan," jelasnya.
Atas dasar itulah, sambung Kiai Amin, para kia ajengan atau pengurus NU perlunya meningkatkan sensitifitas terhadap gejala-gejala yang kiranya dapat menggangu kondusifitas NU. "Maka yang harus dilakukan adalah dengan melakukan penguatan pembinaan jangan sampai warga NU terpapar faham intoleransi dan radikalisme yang akhirnya berujung terorisme. Jangan sampai warga yang telah dibina, karena lalainya pengawasan, dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab," imbuhnya.
Selain itu Kiai Amin berpesan kepada para pengurus agar tetap berkhidmat dalam membesarkan NU tanpa pamrih. Ia menilai, mengingat NU merupakan ormas terbesar di dunia, maka apabila para pengurus terus membumikan NU, itu artinya ia telah berbuat untuk kemaslahatan umat di dunia.
"Saya rasa, NU merupakan organisasi sakral, organisasi terbesar di dunia. Maka jika ada saja seorang atau sekelompok orang atau sekumpulan orang yang lantang melawan NU, saya yakin mereka akan hina dengan sendirinya," tandasnya.
Untuk diketahui, selain dihadiri oleh para pengurus NU, Lembaga dan Banom serta 4 perwakilan kader penggerak dari 42 kecamatan, kegiatan tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari Polres Garut, Kemenag Garut dan perwakilan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri.