Siapa yang tak kenal nama ini?. Ia adalah perempuan sufi agung, maha guru para mistikus besar laki-laki. Farid al-Din al-‘Atthar, sufi dan sastrawan besar, penulis buku yang sangat terkenal “Manthiq al-Thair” (Percakapan Burung), menulis kisahnya panjang lebar.
Hari-hari Rabi'ah dihabiskan hanya untuk mengingat Allah dan mendesahkan nama-Nya. Bila malam merangkak menuju pagi ia berintimria bersama-Nya. Kata-katanya indah dan puitis. Antara lain :
Duhai Kekasih-ku Satu-satunya
Kaulah yang memberiku kegembiraan tiap malam
Lalu Kau lepaskan aku ketika siang datang
Duhai Tuhanku,
Aku ingin seluruh siang adalah malam
Agar aku selalu merasa indah bersama-Mu
Dan Puisinya yang paling terkenal dan acap disenandungkan sang legenda "Bintang Timur" Ummi Kultsum dengan nada-nada yang begitu indah, memilukan dan merengkuh palung jiwa pendengarnya adalah ini :
أحِبُكَ حُبَيْنِ حُبَ الهَـوىٰ # وحُبْــاً لأنَكَ أهْـل ٌ لـِذَاك
فأما الذي هُوَ حُبُ الهَوىٰ # فَشُغْلِي بذِكْرِكَ عَمَنْ سـِواكْ
وامّـا الذي أنْتَ أهلٌ لَهُ # فَكَشْفُكَ لِى الحُجْبَ حَتىٰ أراكْ
فلا الحَمْدُ في ذا ولا ذاكَ لي # ولكنْ لكَ الحَمْدُ فِي ذا وذاك
Aku mencintai Mu dengan dua cinta
Cinta karena hasrat diriku kepada-Mu
Dan cinta karena hanya Engkau yang memilikinya
Dengan Cinta hasrat, aku selalu sibuk menyebut nama-Mu
Dengan Cinta karena Diri-Mu saja, tidak yang lain
Aku berharap Kau singkapkan Tirai Wajah-Mu
Biar aku bisa menatap-Mu seluruh
Tak ada puja-puji bagi yang ini atau yang itu
Seluruh puja-puji untuk-Mu saja
Sesungguhnya Cinta kepada Tuhan adalah puncak dari seluruh perjalanan hidup para pencari Tuhan. Ia bukan hanya milik Rabi’ah, melainkan juga milik para sufi besar lain, seperti Husein Manshur al-Hallaj, Ibnu Arabi, Maulana Jalal al-Din Rumi dan lain-lain.
Lalu apakah cinta itu?. Mahmud Mahmud Ghurab menulis puisi :
Cinta adalah rasa
Kau tak paham hakikatnya
Ini sungguh menakjubkan
Sungguh menakjubkan
Maulana Rumi menyebut :
الحب لا يقبل الاشتراك. فلا يصح ان يحب المحب اثنين اصلا
لان القلب لا يسعهما
"Cinta tidak menerima diduakan.
Seorang pecinta sama sekali
tidak bisa mencintai dua orang.
Karena hati tidak memuat dua cinta. "
KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU