• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 18 Mei 2024

Opini

Untuk Timnas Indonesia U-23: Jalanmu Masih Panjang dan Perjuangan Belum Selesai

Untuk Timnas Indonesia U-23: Jalanmu Masih Panjang dan Perjuangan Belum Selesai
(Foto: IG @witansulaeman_).
(Foto: IG @witansulaeman_).

Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, ada kalanya sesuatu yang terjadi berbanding terbalik dengan apa yang diinginkan. Tak sedikit pula realita yang terjadi dilapangan tak sesuai dengan apa yang diharapkan. Jika sudah demikian, tentu rasa sedih dan duka pun akan mengemuka kepermukaan. 


Lalu apa yang mesti dilakukan jika kondisi seperti itu menimpa diri kita? Sikap apa yang harus kita lakukan? Bagaimana menyikapinya? Ataukah kita akan putus asa atau terus sabar dan bertawakal atas realita yang telah terjadi? Hal itu tergantung kita menyikapinya.


Tampaknya penggalan teks kitab suci berikut relevan untuk kita renungkan. "Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Tuhan mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." 


Itu artinya sesuatu yang kita anggap baik belum tentu baik bagi kita, demikian pula sebaliknya. 


Kita baru saja menyaksikan dua kegagalan tim nasional sepak bola Indonesia U-23 setelah pada babak semi final Piala Asia U-23 dikalahkan Uzbekistan 0-2, dan pada final perebutan peringkat ketiga kalah oleh Irak 1-2. Tentu hal ini sangat menyedihkan, mengingat harapan untuk mengangkat trofi sangat kita dambakan. Terus menerus larut dalam kesedihan pun tidak ada baiknya. Kita tetap yakin sesuatu yang dicita-citakan akan membuahkan hasil di kemudian hari. 


Gagal dalam satu kompetisi belum tentu akan gagal pada kompetisi yang lain. Siapa tahu dilain kompetisi kita akan mendulang lebih keberhasilan. Naif dan tak bijak rasanya jika kita menyandarkan satu kegagalan untuk kegagalan yang lain. 


Tolak ukur keberhasilan sesuatu tidak mesti dilihat dari apa yang telah kita dapatkan, tapi dilihat dari sejauh mana dan apa yang telah dipersiapkan untuk memperoleh sesuatu itu. Pepatah bijak mengatakan kegagalan adalah keberhasilan yang tetunda. Boleh jadi disatu kesempatan tidak menghasilkan apa-apa , namun siapa tahu dikesempatan yang lain mendapatkannya sesuatu yang lebih. 


Tawakal dan optimisme adalah frase yang tepat untuk ditumbuhkan dalam menyudahi kegagalan. Berbagai upaya dan rencana kedepan pun tetap harus terus dipersiapkan. Sekali lagi meratapi kegagalan tak akan ada artinya, malah akan membuat tak berdaya.


Menyongsong masa depan dengan suasana yang cerah nan indah patut digelorakan demi untuk mencapai apa yang dicita-citakan.


Sejatinya apa pun yang telah dilakukan selama baik dan bermanfaat tentu tak akan ada yang sia-sia. Meskipun gagal, namun itu semua pasti akan memiliki hikmah dan pelajarannya. Barang siapa yang pandai mengambil hikmah pasca mendapatkan kegagalan, itu artinya ia telah siap untuk mengambil keberhasilan dimasa depan.


Capaian masuk ke babak semifinal Piala Asia U-23 Qatar 2024 sebenarnya sudah lebih dari cukup bagi Timnas Indonesia mengingat target awal PSSI adalah lolos ke babak perempat final atau lolos fase group. Target ini cukup realistis mengingat peserta kejuaraan adalah tim-tim berpengalaman dan langganan berbeda dengan timnas yang menyandang predikat sebagai tim besutan (pemula). Namun, tak ada salahnya jika kemudian target PSSI ditingkatkan (timnas menjadi juara) selagi masih ada kesempatan. 


Jika melihat perjalanan sejak fase grup, menempati peringkat ke-2 klasemen dengan perolehan 6 point, kalah dari Qatar 0-2, menang 1-0 atas Australia dan menang 4-1 atas Yordania hingga mengalahkan Korea Selatan (2-2) 11-10 melalui drama adu penalti, seyogianya Timmas U-23 layak mendapatkan apresiasi yang lebih. 


Sekarang tinggal ditunggu, akankah Timnas U-23 memberikan kebahagiaan dengan tampil di Olimpiade Paris 2024 karena  mengalahkan wakil Afrika, Guinea pada pertandingan playoff pada 9 Mei 2024 mendatang?


Apa pun hasilnya kita tetap bangga pada garuda-garuda muda yang paling tidak sudah menghiasi dunia persepakbolaan tanah air dan membanggakan Indonesia. Kelak, perjalananmu akan selalu dikenang dan menjadi tuturan bagi generasi yang akan datang. 


Bravo Timnas Indonesia U-23, kami selalu bersamamu dan terus berdoa untuk keberhasilanmu. Kami persembahkan syair berikut ini. 


Jalan kita masih panjang
Masih ada waktu tersisa
Coba kuatkan dirimu 
Jangan berhenti di sini


Semoga!


Rudi Sirojudin Abas, salah seorang peneliti kelahiran Garut yang menyukai permainan sepak bola


Opini Terbaru