• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Selasa, 30 April 2024

Ubudiyah

Tata Cara Sholat Sunnah Khusuful Qamar di Malam Gerhana Bulan

Tata Cara Sholat Sunnah Khusuful Qamar di Malam Gerhana Bulan
Gerhana Bulan Penumbra (Ilustrasi: freepik)
Gerhana Bulan Penumbra (Ilustrasi: freepik)

Bandung, NU Online Jabar
Malam ini Ahad Pon 14 Rabi’ul Akhir 1445 H atau (29/10/2023) dinihari, yakni antara pukul 02:35:22 WIB sampai pukul 03:52:46 WIB diprediksi akan terjadi gerhana bulan sebagian atau separuh. 


Peristiwa Gerhana Bulan Penumbra ini akan tampak terlihat dari seluruh wilayah Indonesia. Karenanya, masyarakat Muslim di Indonesia disunnahkan untuk melaksanakan shalat gerhana bulan (khusuful qamar). Shalat sunah dua rakaat ini terbilang sunah muakkad.


   و) القسم الثاني من النفل ذي السبب المتقدم وهو ما تسن فيه الجماعة صلاة (الكسوفين) أي صلاة كسوف الشمس وصلاة خسوف القمر وهي سنة مؤكدة 


Artinya, “Jenis kedua adalah shalat sunah karena suatu sebab terdahulu, yaitu shalat sunah yang dianjurkan untuk dikerjakan secara berjamaah yaitu shalat dua gerhana, shalat gerhana matahari dan shalat gerhana bulan. Ini adalah shalat sunah yang sangat dianjurkan,” (Lihat Syekh Nawawi Banten, Nihayatuz Zein, Bandung, Al-Maarif, tanpa keterangan tahun, halaman 109).


Shalat gerhana ini sedikit berbeda dengan shalat pada umumnya. Sebab, bacaan Surat Al-Fatihah dan ruku pada shalat gerhana ini dilakukan dua kali di setiap rakaatnya. 


Selepas ruku’ pertama, kembali berdiri untuk membaca surat Al-Fatihah dan ayat lain. Kemudian, ruku’ kembali dan dilanjutkan i’tidal. Shalat ini bisa dilakukan secara berjamaah dengan bacaan jahar (keras) ataupun dilakukan secara sendiri (munfarid). 
 

Sebelum shalat imam atau jamaah harus niat terlebih dahulu sebagai berikut:


  أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا/مَأمُومًا لِلّٰهِ تَعَالَى  


Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini imâman/makmûman lillâhi ta‘âlâ 


Artinya, “Saya shalat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah swt.” 


Adapun urutan tertib shalat sunnah gerhana bulan adalah sebagai berikut:  

  1. Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram sebagaimana di atas. 
  2. Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati.  
  3. Baca taawudz dan Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca Surat Al-Baqarah atau selama surat itu dibaca dengan jahar (lantang). 
  4. Rukuk dengan membaca tasbih selama membaca 100 ayat Surat Al-Baqarah.  
  5. I'tidal, bukan baca doa i’tidal, tetapi baca Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca Surat Ali Imran atau selama surat itu.  
  6. Rukuk dengan membaca tasbih selama membaca 80 ayat Surat Al-Baqarah. 
  7. Itidal. Baca doa i’tidal. 
  8. Sujud dengan membaca tasbih selama rukuk pertama. 
  9. Duduk di antara dua sujud  
  10. Sujud kedua dengan membaca tasbih selama rukuk kedua.  
  11. Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua.  
  12. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama. Hanya saja bedanya, pada rakaat kedua pada berdiri pertama dianjurkan membaca surat An-Nisa, sedangkan pada berdiri kedua dianjurkan membaca Surat Al-Maidah.  
  13. Salam.  
  14. Imam atau orang yang diberi wewenang menyampaikan dua khutbah shalat gerhana dengan taushiyah agar jamaah beristighfar, semakin takwa kepada Allah, taubat, sedekah, memerdekakan budak (pembelaan terhadap kelompok masyarakat marjinal), dan lain sebagainya.
     


Ubudiyah Terbaru