• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Ubudiyah

Hikmah dan Cara Memprediksi Datangnya Lailatul Qadar Dalam Pandangan Beberapa Ulama

Hikmah dan Cara Memprediksi Datangnya Lailatul Qadar Dalam Pandangan Beberapa Ulama
Ilustrasi: NUO
Ilustrasi: NUO

Sebagaimana kita ketahui, bahwa malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan (83 tahun 4 bulan). Sebagaimana tertera dalam firman Allah SWT: 


لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ


Artinya "Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan." 


Surat al-Qadr ayat 3, justru dengan dalil tersebut, maka alangkah baiknya bagi seorang muslim yang melaksanakan ibadah puasa Ramadan untuk memperjuangkan mendapatkan malam Lailatul Qadar tersebut.


Menurut keterangan didalam kitab I'anatut Thalibin juz 2 halaman 567, berkata Imam Ghazali dan lainnya, bahwa malam Lailatul Qadar itu dapat diketahui dengan hari awal Ramadan jika:
 

 
  1. Awal Ramadan hari Ahad atau Rabu, maka malam Lailatul Qadar jatuh pada tanggal 29 Ramadan.
  2. Awal Ramadan hari Senin, maka malam Lailatul Qadar jatuh pada tanggal 21 Ramadan.
  3. Awal Ramadan hari Selasa atau Jum'at, maka malam Lailatul Qadar jatuh pada tanggal 27 Ramadan.
  4. Awal Ramadan hari Kamis, maka malam Lailatul Qadar jatuh pada tanggal 25 Ramadan.
  5. Awal Ramadan hari Sabtu, maka malam Lailatul Qadar jatuh pada tanggal 23 Ramadan.


Hal tersebut juga terdapat di dalam kitab Mutiara Ramadhan, karya Abuya KH Abdurrahman Nawi, seorang ulama Betawi uang produktif menulis banyak kitab dalam bahasa Melayu Arab.


Dalam literatur klasik, di mana disebutkan tentang keutamaan malam Lailatul Qadar yang kerap ditunggu-tunggu umat islam di bulan Ramadhan.


Ada empat keutamaan malam Lailatul Qadar, dimana disebutkan di dalam surat al-Qadr. Pertama malam diturunkan Al-Qur'an.


اِنَّاۤ اَنۡزَلۡنٰهُ فِىۡ لَيۡلَةِ الۡقَدۡرِ


"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar."


Dalam tafsir Jalalain disebut juga dengan istilah


أَيْ الشَّرَف الْعَظِيم


(Sesungguhnya Kami telah menurunkannya) yaitu menurunkan Al-Qur'an seluruhnya secara sekali turun dari lauhil mahfuz hingga ke langit yang paling bawah (pada malam kemuliaan) yaitu malam Lailatul Qadar, malam yang penuh dengan kemuliaan dan kebesaran.


Kedua, malam tersebut lebih baik dari seribu bulan. Malam kemuliaan atau malam yang penuh dengan rahmat.


لَيْلَة الْقَدْر خَيْر مِنْ أَلْف شَهْر


Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan, yang tidak ada malam Lailatul Qadar. Beramal saleh pada malam itu pahalanya jauh lebih besar dan lebih baik daripada beramal saleh yang dilakukan selama seribu bulan yang tidak mengandung malam Lailatul Qadar.


Ketiga turunnya lara malaikat di malam yang mulia tersebut. Imam Al-Qurtubi menyebutkan bahwa dari setiap lapisan langit dan dari Sidratul Muntaha, para malaikat turun ke bumi, untuk mengamini doa umat Islam yang dimohonkan sepanjang malam itu sampai terbitnya fajar.


Keempat adalah malam keselamatan, diakhiri ayat surat Al-Qadar digariskan bahwa 


سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ


"Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar."


Dalam lafal ayat ini sebagai Khabar Muqaddam atau Khabar yang didahulukan, sedangkan Mubtadanya ialah (sampai terbit fajar) dapat dibaca Mathla’al Fajri dan Mathla’il Fajri, artinya hingga waktu fajar.


Malam itu dinamakan sebagai malam yang penuh dengan kesejahteraan, karena para malaikat banyak mengucapkan salam, yaitu setiap kali melewati seorang mukmin baik laki-laki maupun perempuan mereka selalu mengucapkan salam kepadanya.


Hal tersebut, tertulis dengan lengkap dalam satu surat Al-Qadar dan di dalam surat Ad-Dhukhan.


Ustadz Abdul Hakim Hasan, salah seorang Kontributor NUJO asal Bogor.


Ubudiyah Terbaru