• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Ubudiyah

Belum Bisa ke Tanah Suci, Berikut 3 Amalan Setara Pahala Haji dan Umrah

Belum Bisa ke Tanah Suci, Berikut 3 Amalan Setara Pahala Haji dan Umrah
Belum Bisa ke Tanah Suci, Berikut 3 Amalan Setara Pahala Haji dan Umrah (Foto: freepik)
Belum Bisa ke Tanah Suci, Berikut 3 Amalan Setara Pahala Haji dan Umrah (Foto: freepik)

Setelah vakum selama pandemi, tahun 2022 ibadah haji kembali diberlakukan dengan berbagai pembatasan, mulai dari kuota haji, hingga usia. Pembatasan ini diberlakukan oleh otoritas Arab Saudi sebagai bentuk antisipasi melonjaknya Covid-19.


Dengan adanya pembatasan tersebut, banyak warga masyarakat Indonesia yang gagal berangkat di tahun ini, walaupun demikian mereka masih punya harapan untuk diberangkatkan tahun berikutnya.


Berangkat tidaknya, jadi atau tidaknya ibadah haji memang sudah ketentuan Allah sang maha kuasa, sebagaimana rukun iman, bahwa ibadah haji hanya wajib bagi yang mampu, bahkan bagi yang mampu juga kadang-kadang belum bisa berangkat, karena memang belum masanya Allah memanggil sebagai tamu di rumah sucinya, seperti terkendala aturan, sakit, dan bahkan keburu wafat. Itu semua sekenario Allah terhadap hambanya.


Namun demikian, bagi yang tidak mampu bukan berarti tidak bisa memperoleh pahala atau nikmatnya ber haji, melainkan siapapun bisa memperolehnya. Ada cara lain yang dapat ditempuh untuk memperoleh pahala haji, yaitu dengan cara memperbanyak amalan


Salah satu bentuk kasih sayang Allah Swt ialah melimpahkan pahala berlipat ganda kepada umat-Nya, sekalipun amalan yang dilakukan terlihat kecil dan sederhana. Ada banyak ibadah di dalam Islam yang terlihat sederhana dan tidak sulit dikerjakan, tetapi Allah Swt memberikan ganjaran besar. 


Misalnya, dalam beberapa hadits dijelaskan, ada beberapa amalan yang kalau dilakukan dengan penuh keikhlasan dan konsisten, maka pahala dari amalan tersebut setara dengan ibadah haji. Di antara amalan yang ganjarannya setara dengan ibadah haji dan umrah ialah sebagai berikut. 


Pertama, shalat jamaah lima waktu di masjid dan shalat dhuha. Shalat berjamaah lebih utama dibanding shalat sendirian. Selain mendapatkan pahala dua puluh tujuh kali lipat, shalat berjamaah di masjid juga dilimpahkan pahala ibadah haji bila dilakukan terus-menerus. Sementara orang yang mengerjakan shalat dhuha di masjid dihadiahi pahala ibadah umrah. 


Penjelasan ini didasarkan pada hadits riwayat Abu Umamah bahwa Rasulullah berkata.


من خرج من بيته متطهرا إلى صلاة مكتوبة فأجره كأجر الحاج المحرم، ومن خرج إلى تسبيح الضحى لا ينصبه إلا إياه فأجره كأجر المعتمر 


Artinya, “Siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan suci untuk menunaikan shalat fardhu akan diberikan pahala ibadah haji. Sementara orang yang keluar rumah untuk mengerjakan shalat dhuha dan tidak ada tujuan lain selain itu, maka akan diberikan pahala umrah,” (HR Abu Daud). 


Kedua, zikir setelah shalat shubuh berjamaah sampai terbit matahari, lalu shalat dua rakaat. Selain shalat lima waktu, orang yang berzikir setelah shalat shubuh juga diberikan pahala ibadah haji dan umrah. Syaratnya, dia harus tetap berzikir di masjid sampai terbit matahari, kemudian mengerjakan shalat sunnah dua rakaat. 


Hal ini berdasarkan riwayat dari Anas bahwa Rasulullah berkata.


من صلى الغداة في جماعة ثم قعد يذكر الله حتى تطلع الشمس، ثم صلى ركعتين كانت له كأجر حجة وعمرة 


Artinya, "Siapa yang mengerjakan shalat subuh berjemaah, kemudian dia tetap duduk sambil dzikir sampai terbit matahari dan setelah itu mengerjakan shalat dua rakaat, maka akan diberikan pahala haji dan umrah,” (HR At-Tirmidzi). 


Ali Mula Al-Qari dalam Mirqatul Mafatih menjelaskan, yang dimaksud zikir dalam hadits di atas tidak sebatas melafalkan kalimat zikir, tetapi juga termasuk thawaf bagi orang yang berada di masjidil haram, serta majelis ilmu dan agama. 


Hal itu dilakukan sampai terbit matahari dan sekira matahari setinggi tombak, sekitar lima belas menit setelah terbitnya matahari, disunahkan shalat dua rakaat. Shalat dua rakaat itu dinamakan dengan shalat sunah isyraq. 


Ketiga, pergi ke masjid untuk menuntut ilmu atau mencari kebaikan. Tidak hanya ibadah shalat yang mendapatkan pahala haji dan umrah, menuntut ilmu dan mengajar di masjid pun diberikan pahala ibadah haji. Sebagaimana penjelasan dari riwayat Abu Umamah bahwa Rasul berkata.


 من غدا إلى المسجد لايريد إلا أن يتعلم خيرا أو يعلمه، كان له كأجر حاج تاما حجته 


Artinya, “Siapa yang berangkat ke masjid hanya untuk belajar kebaikan atau mengajarkannya, diberikan pahala seperti pahala ibadah haji yang sempurna hajinya,” (HR At-Thabarani). 


Meskipun ketiga amalan di atas diberikan pahala ibadah haji dan umrah, bukan berarti orang yang mengerjakan amalan tersebut tidak diwajibkan haji dan umrah. Kewajiban haji dan umrah tetap berlaku bagi siapapun. 


Pahala ketiga amalan di atas diserupakan dengan pahala ibadah haji dan umrah bertujuan untuk memotivasi (targhib) umat Islam untuk melakukannya. Wallahu a’lam.


Editor: Abdul Manap
Sumber: NU Online


Ubudiyah Terbaru