• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Tauhid

Jangan Sembarangan Tuduh Orang Lain Anti Tauhid dan Kafir! (1)

Jangan Sembarangan Tuduh Orang Lain Anti Tauhid dan Kafir! (1)
Maka kita harus mengingatkan bahaya takfiri (mengkafirkan) yang bisa membuat pelakunya jatuh ke dalam kekeliruan itu sendiri (Ilustrasi: NU Online)
Maka kita harus mengingatkan bahaya takfiri (mengkafirkan) yang bisa membuat pelakunya jatuh ke dalam kekeliruan itu sendiri (Ilustrasi: NU Online)

Oleh Ustadz Asep Purnawan

Apabila kita menyaksikan seorang Muslim mengatakan kepada saudaranya sebagai anti tauhid atau anti kalimat tauhid maka seperti ia sedang mengkafirkan sesama Muslim. Padahal hanya tidak sepemahaman denga dalam hal dakwah ataupun seruan-seruannya. Maka kita harus mengingatkan bahaya takfiri (mengkafirkan) yang bisa membuat pelakunya jatuh ke dalam kekeliruan itu sendiri, sebagimana sabda Rasulallah SAW;


من قال لأخيه يا كافر فقد باء بها أحدهما

Artinya: “Barangsiapa mengatakan kepada saudaranya kafir, maka kekafiran itu kembali kepada salah satunya.”

Untuk memahami tauhid (keimanan) Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:


اَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ اَصْلُهَا ثَا بِتٌ وَّفَرْعُهَا فِى السَّمَآءِ ۙ

"Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit," (QS. Ibrahim 14: Ayat 24)


تُؤْتِيْۤ اُكُلَهَا كُلَّ حِيْنٍ بِۢاِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَ مْثَا لَ لِلنَّا سِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَ

"(Pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat." (QS. Ibrahim 14: Ayat 25)

Bahwasannya keimanan (ketauhidan) itu teguh di dalam hati setiap orang mukmin dengan penuh keyakinan karena adanya bukti yang nyata baginya dan amal orang yang beriman dengan penuh keikhlasan akan dinaikkan ke langit dalam setiap waktu ia mengerjakan kebaikan atas perintah Tuhannya.

Definisi iman menurut Imam As-syafi’i adalah sebagai berikut:


الإيمان تصديق بالقلب وإقرار باللسان وعمل بالأركان ، وكان الإجماع من الصحابة والتابعين ومن بعدهم ومن أدركناهم يقولون: الإيمان قول وعمل ونية لا يجزئ واحد من الثلاثة إلا بالآخر

Keimanan seseorang harus memenuhi 2 kriteria, yaitu:
1. Rukun di dalam lafadz لااله الاالله

Rukun ada 2 (dua) hal, yaitu:

1. lafadz لااله yang berarti meniadakan
2. lafadz الاالله yang berarti menetapkan

2. Syarat di dalam lafadz لااله الاالله

Syarat ada 7 (tujuh), yaitu:

1. Mengetahui makna dari kalimat لااله الا الله

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:


فَا عْلَمْ اَنَّهٗ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَا سْتَغْفِرْ لِذَنْبِۢكَ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنٰتِ ۗ وَا للّٰهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوٰٮكُمْ

"Maka ketahuilah, bahwa tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah, dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat usaha dan tempat tinggalmu." (QS. Muhammad 47: Ayat 19)

2. Hati Meyakinkan dan Membenarkan

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:


اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِا للّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ لَمْ يَرْتَا بُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَ مْوَا لِهِمْ وَاَ نْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ اُولٰٓئِكَ هُمُ الصّٰدِقُوْنَ

"Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar." (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 15)

3. Ikhlas dan Tunduk
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


وَمَاۤ اُمِرُوْۤا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَـهُ الدِّيْنَ ۙ حُنَفَآءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِ ۗ

"Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan sholat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar)." (QS. Al-Bayyinah 98: Ayat 5)

4. Membenarkan Al-Qur'an dan Sunnah

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


وَا لَّذِيْ جَآءَ بِا لصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهٖۤ اُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ

"Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan orang yang membenarkannya, mereka itulah orang yang bertakwa." (QS. Az-Zumar 39: Ayat 33)

5. Mencintai Allah SWT

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَا تَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَـكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَا للّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

"Katakanlah (Muhammad), Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 31)

6. Berserah Diri
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَمَنْ يُّسْلِمْ وَجْهَهٗۤ اِلَى اللّٰهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِا لْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى ۗ وَاِ لَى اللّٰهِ عَا قِبَةُ الْاُ مُوْرِ

"Dan barang siapa berserah diri kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul (tali) yang kukuh. Hanya kepada Allah kesudahan segala urusan." (QS. Luqman 31: Ayat 22)

7. Menerima Kebenaran
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


بَلْ جَآءَ بِا لْحَقِّ وَصَدَّقَ الْمُرْسَلِيْنَ

"Padahal dia (Muhammad) datang dengan membawa kebenaran dan membenarkan rasul-rasul (sebelumnya)." (QS. As-Saffat 37: Ayat 37) (Bersambung)

Penulis Ketua Ranting NU Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi


 


Tauhid Terbaru