• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Obituari

KH Abdul Aziz Sirodj, Ajengan Mahiwal dari Pesantren Cijantung

KH Abdul Aziz Sirodj, Ajengan Mahiwal dari Pesantren Cijantung
KH Abdul Aziz Sirodj
KH Abdul Aziz Sirodj

Bandung, NU Online Jabar 
Pesantren Cijantung Kabupaten Ciamis dikenal masyarakat sebagai sebagai tujuan para santri memperdalam ilmu Al-Qur’an, di samping ilmu-ilmu lain yang lumrah diajarkan di pesantren seperti fiqih, tauhid, dan lain sebagainya. 

Baca: Innalillahi, KH Abdul Aziz Sirodj dari Pesantren Al-Qur'an Cijantung Wafat

Di antara ahli Al-Qur’an yang mengajar kepada santri-santri Cijantung adalah KH Abdul Aziz Sirodj, putra ketujuh Mama Sirodj. Namun, ia punya kecenderungan lain, yakni punya visi pengembangan kemandirian pesantren melalui pengembangan ekonomi sejak masa mudanya. 

Tak heran kemudian dia memilih jalannya sendiri dengan menimba khusus di jurusan Ilmu Ekonomi Pembangunan di Universitas Siliwangi. Ia merupakan satu-satunya putra Mama Sirodj yang bergelar sarjana ekonomi.

Mahiwal saurang ti para putrana Mama Sirodj,” ujar keponakannya, Said Attanjani kepada NU Online Jabar, Ahad (7/9). “Ia punya visi dan misi, anjeuna hayang mengembangkan ekonomi supaya pasantren mandiri,” lanjutnya. 

Menurut Said, keahliannya dalam pengembangan ekonomi, maka Yayasan Pesantren Cijantung menunjuknya sebagai ketua bidang ekonomi. Salah satu yang diterapkannya dengan mendirikan koperasi Pondok Pesantren Cijantung. 

Selain itu, kata Said, pamannya juga menyukai tanaman. Selepas pensiun jadi kepala Madrasah Tsanawiyah, KH Abdul Aziz mendirikan madrasah yang berorientasi lingkungan pada 2016. Tiga tahun kemudian, madrasahnya mendapat penghargaan Adi Wiyata 2019. 

“Ia juga menyukai perikanan. Pengembangan ekonomi melalui perikanan dilakukan secara pribadi sudah lama. Pada masa Menteri KKP Bu Susi, mengembangkan perikanan pesantren melalui sistem bioflok,” jelasnya.  

Melalui sistem bioflok itu, kata Said, Kiai Abdul Aziz beternak mujair dan nila konsumsi sehari-hari santri dan pengajar Cijantung.

Dalam pandangan dia, pesantren harus menyediakan dan mengolah kebutuhan sendiri para santri. Tak cukup di situ, santri juga harus terlibat agar mereka juga suatu saat bisa mempraktikkan hal sama saat dia sudah pulang kampung. 

“Santri diajarkeun, diarahkan menata ekonomi ke payun. Margi santri teh moal janten ajengan atau kiai sadayana. Jadi, santri kedah uninga ekonomi,” ujar Said menirukan pendapat KH Abdul Aziz. 
  
Lebih lanjut, Said terkesan dengan almarhum yang sangat dekat dengan santri. Ia dikenal sebagai ajengan yang egaliter yang tak sungkan makan berjamaah dengan para santri pada nampan yang sama. 

KH Abdul Aziz Sirdoj wafat di Rumah Sakit Permata Bunda Ciamis, Sabtu 5 September sekitar 23.30 pada usia 60 tahun. Selamat jalann, Ajengan... Al-Fatihah... 

Pewarta: Abdullah Alawi


Obituari Terbaru