• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Obituari

Bunda Lily Wahid, Kijang Biru dan Storytelling

Bunda Lily Wahid, Kijang Biru dan Storytelling
Almaghfurlaha Hj Lily Chadijah Wahid dan Kijang Birunya (Ilustrasi: Fahmi).
Almaghfurlaha Hj Lily Chadijah Wahid dan Kijang Birunya (Ilustrasi: Fahmi).

Oleh Rozali Ahmad
Di saat Bunda Lily Wahid menjadi anggota DPR RI, beliau hanya mengendarai Kijang Kapsul berwarna biru keluaran tahun 1997. Saya tulis 'hanya' karena apa susahnya buat beliau untuk punya mobil lebih dari itu dengan jabatan setinggi itu? 

 

Setahuku, Bunda sendiri memang tak berniat ganti mobil. Walau begitu, banyak koleganya yang menawarkan diri menggantikan mobil tersebut. Tapi beliau sering menolak.

 

"Mpun, niki mawon. Sing penting lak nggelundung.” (Sudah, ini saja. Yang penting kan masih bisa jalan). 

 

Sebenarnya, sebagai co-pilot Kijang Biru kala itu, saya senang saja kalau Bunda ganti mobil. Jadi saya bisa nyetir mobil yang lebih bagus, setidaknya lebih nyaman. Kalau nggak hapal jalanan Jakarta, ada maps dengan layar besar yang sudah build-in. Dan tentu lebih berwibawa saat saat turun dari mobil mewah. Pikirku, ya begitu. Tapi Bunda beda. Beliau tetap nyaman dengan kijang birunya itu. 

 

Keengganan Bunda untuk ganti mobil dan penolakan pada tawaran koleganya, itulah puasa beliau. Atau pengekangan atas nafsu atau godaan yang berpotensi mengganggu keikhlasan beliau, dalam hal ini, terutama, keberpihakannya pada kepentingan orang banyak. Tentu saya tak mengatakan mobil bagus itu sarat goadaan, tapi menurut saya, Bunda memilih berpuasa pada godaan itu. Makanya beliau tetap nyaman dengan Kijang Biru itu. 

 

Hal itu juga pernah diungkapkan Bunda dalam sebuah wawancara mengenai Kijang Birunya itu.  "Saya tidak akan nyaman menaiki mobil bagus sedang masyarakat di daerah pemilihan saya masih hidup di bawah garis kemiskinan," kata Bunda, 2011, di tempo.co. 

 

Mungkin bagi Bunda, mobil ya sama saja. Yang penting manfaatnya: bisa jalan dan gak kepanasan. Di mobil itu, Bunda suka nyetel musik klasik seperti Mozart, Beethoven, Bach, Chopin, Vivaldi. Jika tiba pada musik favoritnya, beliau menikmati hingga memainkan tangan di udara, dan bergumam mengikuti iramanya. Aku juga sering mantuk-mantuk mengikuti irama lagu biar kesannya ngerti lagu klasik itu. 

 

Sepertinya, momen mengantar Bunda dari satu tempat ke tempat lain merupakan salah satu momen terbaik sepanjang hidupku. Sebab pada saat itu, saya dapat belajar dari jarak yang sangat dekat laku hidupnya. Seperti bagaimana keteguhannya memegang prinsip kebenaran, atau cara beliau menaklukkan nafsu sendiri.

 

The Great Storyteller 
Bunda Lily Wahid adalah pencerita ulung. Beliau sering menceritakan banyak kisah terutama kisah-kisah hubungan antarpara ulama NU. Cerita-cerita ulama dibingkai dengan sedemikian mudah dipahami. Bunda seringkali menekankan pada sisi jenakanya sehingga sering kali membuat seisi ruangan tertawa ngakak. Cerita-cerita itu tak bebas nilai. Cerita itu cerminan atau pedoman bagi kita yang menjdi bagian perjuangan para ulama itu. 

 

Cerita akan semakin seru saat berada di makam tertentu. Seperti saban nemenin Bunda ziarah ke Sewulan Mojokerto. Bunda sering menceritakan ulang hubungan Sewulan dan Tebuireng sambil menunjuk satu per satu makam yang disebutkannya. Salah satu cerita favorit yang saya ingat adalah seorang Ibuu Nyai yang super galak, yang ditakuti para kiai di jamannya. 


Cerita di balik kejadian besar di Indonesia dan dunia sering menjadi pembuka pembicaraan panjang. Semua cerita itu akan diakhiri dengan analisa yang sudah mafhum ditebak, 


"Apa dampak kejadian itu pada NU dan bangsa?" atau "Bagaimana NU dapat berperan untuk kemaslahatan bersama?". 

 

Dari sana, biasanya Bunda akan mengambil ibrah dari kisah para ulama di masa lalu, untuk menjadi cerminan atau pedoman atas langkah yang sebaiknya diambil pada saat ini. 

 

Kepiawaian Bunda bercerita dengan seru, membuatnya menjadi konsolidator ulung untuk berbagai level stakeholder: para penguasasan pejabat senang mendengarkan ceritanya di sela-sela obrolan berat, para kiai sering ngakak-ngakak menikmati kisah-kisah serunya, apalagi para aktivis muda tak kalah senangnya mendengar cerita seru yang disampaikan Bunda. Apalagi kalau sudah malam, sampai abai akan kesehatan. 

 

Bunda pada dasarnya adalah ulama perempuan yang ramah dan terbuka. Sifat itu membuat kalangan aktivis NU yang muda merasa nyaman di dekatnya, untuk cerita masalah yang dihadapinya atau sekedar memohon bantuan kecil darinya. 


Sejatinya, saat Bunda berada di tengah anak-anak muda sambil bercerita, ia sedang menjadi bagian dari pembangunan peradaban yang jauh lebih besar. lebih dari itu, ia sedang menginstall cita-cita ke dalam batok kepala para pendengarnya sehingga kelak menjadi bagian dari perjuangan besar itu. 

 

"What is more powerful than a story?"

 

Bunda, terima kasih atas semuanya. Selamat jalan.

 

Penulis adalah Host Peci dan Kopi TVNU
 


Editor:

Obituari Terbaru