• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Obituari

Almarhumah Dorce: Gus Dur adalah Pahlawan Saya

Almarhumah Dorce: Gus Dur adalah Pahlawan Saya
Almarhumah Dorce Gamalama dan sampul buku Gus Dur Sang Kosmopolit (Sumber: IG dg_kcp dan FB HS)
Almarhumah Dorce Gamalama dan sampul buku Gus Dur Sang Kosmopolit (Sumber: IG dg_kcp dan FB HS)

Oleh Hairus Salim
Ini adalah cuplikan dari Pendahuluan yang Saya buat untuk buku Gus Dur Sang Kosmopolit. Karena berkait dengan Dorce Gamalama yang baru saja meninggal (16/02), ada baiknya saya tayangkan kembali. Alinea terakhir saya tambahkan untuk kepentingan tulisan ini. Selamat jalan Dorce, damai di sorgaNya. 

                                           * * *

Penghujung 2009. Senja baru saja lewat. Orang-orang bergegas melepas tahun dan menyambut tahun baru, semuanya seperti luruh ketika televisi dan jaringan short message system memberitakan bahwa K. H. Abdurrahman Wahid atau yang dikenal sebagai Gus Dur meninggal dunia. Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun.

 

Pagi harinya, sembari memikirkan rencana untuk melayat ke Jombang, saya menonton televisi. Sebuah stasiun TV swasta menyiarkan wawancara artis transgender Dorce Gamalama. Dorce mengatakan bahwa akhir tahun ini ia sama sekali tidak mendapat job pentas. Biasanya tahun-tahun sebelumnya, ia selalu dapat undangan untuk mengisi acara akhir tahun. Ia bilang sedih dan marah sekali. Tuhan kok kejam sekali, katanya. Selama seminggu terakhir ia dilanda rasa kalah yang mendalam.

 

Tapi ketika ia mendengar Gus Dur meninggal, ia segera merevisi rasa sedihnya. Sekarang, katanya, ia baru mengerti mengapa Tuhan tak memberinya job akhir tahun. Itu karena ia dirancang untuk melayat dan ikut mengantarkan Gus Dur ke pemakamannya. Coba kalau saya dapat job, saya pasti bingung dan mengalami dilema. Kalau saya pergi melayat dan meninggalkan janji pentas yang telah disepakati, saya akan dituntut secara hukum, harus membayar ganti rugi dan rusak reputasi. Tetapi di sisi lain, saya tak mungkin tidak takziah dan mengantarkan Gus Dur ke pemakaman. Dia adalah pahlawan saya, demikian katanya.

 

Kurang lebih seperempat abad sebelumnya, Dorce Gamalama, yang sebelumnya bernama Dedi Yuliardi Ashadi melakukan operasi plastik dengan mengubah dirinya menjadi seorang perempuan. Operasi plastik pertama di Indonesia itu mengundang banyak kontroversi dan kecaman, terutama dari tokoh-tokoh agama. Tetapi hanya Gus Durlah saat itu yang membela Dorce. Hal itulah yang membuatnya selalu ingat dan terkenang Gus Dur.

 

Demikianlah, hari itu, kata Dorce, ia dan beberapa krunya menyewa pesawat dan berangkat ke Surabaya untuk melayat ke Jombang.

 

Saya duduk terpana di hadapan televisi menyaksikan cerita Dorce ini. Cerita ini, bagiku waktu itu, begitu menggetarkan. Sebuah pernyataan duka cita yang paling mengharukan. Tak terasa saya meneteskan airmata waktu itu.

 

Demikian pandangan Dorce terhadap Gus Dur, dan juga pandangan Gus Dur  terhadap Dorce. Mungkin di sana kau bisa berjumpa Gus Dur, dan bisa duduk berbincang, tanpa dicereweti oleh banyak orang lagi. Sebagian orang memang diciptakan untuk mencereweti orang lain Dorce, itulah dunia. Dan kini kau sudah tinggalkan dunia ini. Selamat jalan, damai di rumahNya. 

 

Penulis adalah peneliti dan budayawan 


Editor:

Obituari Terbaru