• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 3 Mei 2024

Ngalogat

Beda Habib Kampung vs Habib Kota

Beda Habib Kampung vs Habib Kota
Beda Habib Kampung vs Habib Kota. (Pinterest/GunaydunHuzun)
Beda Habib Kampung vs Habib Kota. (Pinterest/GunaydunHuzun)

Sebagai wong NU dan juga banyak orang kampung lainnya di Indramayu kami sangat mencintai habaib. Pemandangan membludaknya jamaah juga bisa dilihat dengan ramainya haul akbar ke-16 Ust. Tubagus Muh. Rofiuddin Mahmud Al-Bantani semalam di Karangampel Kidul.


Acara haul ya solawatan, pembacaan ratib, lanjut pengajian. Pengajian diisi dua orang habib, satu dari kota Habib Salim bin Thohir  Al-Jufri (Habib Salju dari Jakarta) satunya Habib Zaky dari Trisi Indramayu Habib Zaky bin Thohir bin Syech bin Yahya.  


Habib Zaky adalah keponakan dari guru saya Kang Ayip Muhammad bin Syech bin Yahya. Selama saya di Ponpes Jagasatru belum sekalipun saya memanggil guru saya habib, saya selalu memanggil beliau "Kang Ayip Muh". 


Keindahan acara haul tentu ya pembacaan solawat, ratib dan manaqib yang syahdu dan khusyu. Tentu ada juga yang menunggu ceramah dari ustadz yang mereka suka, apalagi yang sedang trend di media. Publik di kampung sekarang tentu tidak beda jauh dengan karakter masyarakat kota, karena dalam framing media semua tipe masyarakat hampir sama.


Habib Salju tentu lengkap dengan perform yang exelent, bicara kekinian, dengan gaya intonasi bicara khas habib Rizik Syihab yang kental. Repetisi bicaranya khas. Tak lupa menyentil isyu yang viral seantero negeri "Polemik Al-Zaytun".


Bagaimanapun publik sangat tertarik diajak mengikuti nalar mainstream, menilai sesat amaliyah orang lain. Dakwah perkotaan ya begitu mengajak publik bicara pada soal-soal dengan tingkat viralitas yang tinggi dan trending topik.


Berbeda dengan Habib Zaky yang dari kampung, beliau bicara cool dan tak tertarik pada isyu viral. Beliau menekankan pentingnya silaturahmi dan persatuan. Beliau menggambarkan sebuah kampung yang baik, yang kondusif.


Adalah percuma sebuah kampung yang banyak kiai dan ustadznya tapi saling tidak akur, saling caci, saling hina karena kampung atau wilayah seperti itu tidak nyaman, tidak berkah meski isinya puluhan habaib, ratusan kiai dan hafidz hafidzah.


Terakhir Habib Zaky mengutip pendapat kakeknya Habib Syech bin Yahya. "Kalau masih Tuhannya sama, Qur'annya sama, Kiblatnya sama, Nabinya sama maka mereka adalah keluarga kita, saudara kita tidak layak kita hina dan kita sesatkan. Menjaga silaturahmi adalah lebih utama karena akan tercipta kedamaian dalam hidup bersama." pungkasnya.


Yahya Ansori, Kontributor NU Online Jabar wilayah Indramayu


Ngalogat Terbaru