• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Nasional

Spirit Penguatan Bangsa, Menag Ajak Dai dan Media Bumikan Moderasi Beragama

Spirit Penguatan Bangsa, Menag Ajak Dai dan Media Bumikan Moderasi Beragama
Menag Yaqut (foto: kemenag.go.id)
Menag Yaqut (foto: kemenag.go.id)

Jakarta, NU Online Jabar
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengajak para dai untuk turut membumikan gerakan moderasi beragama sebagai spirit untuk penguatan bangsa. Hal ini dikatakan Menag saat menghadiri Temu Dai Media di Jakarta, Ahad (26/12).

 

Gus Yaqut sapaan akrabnya mengatakan moderasi beragama yang digulirkan Kementerian Agama adalah salah satu upaya untuk merawat karakter keberagamaan yang moderat, toleran, dan saling menghormati. 

 

"Mari kita jadikan dakwah sebagai spirit menjaga dan merawat harmoni Indonesia. Kita buktikan bahwa Indonesia adalah kiblat Islam yang meneduhkan dan visioner," ujar Menag.

 

Gus Yaqut juga mengajak para dai untuk menjadikan Indonesia sebagai laboratorium kerukunan umat beragama yang mampu menjadi kiblat perdamaian di dunia. 

 

"Semua ini diperlukan sinergitas dan keterlibatan para dai dalam menjabarkan
nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin," imbuhnya.

 

Lebih lanjut Menag meyakini bahwa para ulama di Indonesia mengamalkan Islam yang ramah dan teduh, namun sering memposisikan diri sebagai kelompok silent majority.  

 

"Mari kita sama-sama speak-up dan speak-out yang kencang dan intensif tentang pentingnya mempraktikkan Islam Wasathiyah (jalan tengah)," tambahnya lagi.

 

Tampak hadir dalam temu dai media ini, Menteri Agama periode 2014 -2019 Lukman Hakim Saifudin, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, Staf Khusus Menteri Agama Wibowo Prasetyo, dan para Tenaga Ahli Menteri Agama.

 

Sementara itu, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kamaruddin Amin mengatakan bahwa media merupakan mitra dakwah yang sangat relevan. Sebab,  di era digital ini, penyampaian dakwah melalui media sangat efektif.

 

"Saat ini generasi Z yang jumlahnya mungkin lebih dari 50% akrab dengan media sosial. Mereka menerima banyak informasi agama dari mulai wacana konservatif hingga liberlisme dan Islamisme. Mereka memerlukan penetrasi sehingga informasi yang diterima bisa dicerna ulang," pungkasnya.

 

Editor: Abdul Manap


Editor:

Nasional Terbaru