Seminar Ekologi LPBI dan LP Ma’arif: Selamatkan Bumi dengan Kesadaran Spiritual

Jakarta, NU Online Jabar
Lembaga Penanggulangan Bencana dan Iklim (LPBI) NU bersama LP MA’ARIF NU menyelenggarakan Talk Show Ekologi Spiritual dengan tema "Ekologi Spiritual Menjawab Tantangan Global" di Hotel Yuan Garden Jakarta pada Senin, (20/11/23).

Acara tersebut dihadiri oleh panelis ternama, antara lain Wakil Sekjend PBNU Dr. Najib Azca, Greenpeace Indonesia Khalisah Khalid, dan Dosen LSPR dan Relawan Kemanusiaan Dr. Muhammad Hidayat.
 

Dalam talk show tersebut, Dr. Najib Azca menyoroti isu perubahan iklim dengan pendekatan ekologi spiritual. Beliau menekankan bahwa LPBI NU, dengan basis spiritualitasnya, menghadapi isu lingkungan dengan pandangan sekuler terhadap alam, menjauhi antroposentrisme, dan memandang manusia sebagai khalifah yang bertanggung jawab menjaga bumi.

"Kami merawat jagat dan membangun peradaban sebagaimana mandat dalam Al-Qur’an; khalifah yang tugasnya menjaga bumi, melihat alam bukan sebagai objek eksploitasi, tetapi harus bertanggung jawab untuk memelihara dan merawatnya secara berkala," ujar Dr. Najib Azca.

Sementara itu, Khalisah Khalid dari Greenpeace Indonesia menyampaikan menyampaikan fakta bahwa 25% dari 1,8 milyar penduduk muslim berada di wilayah rentan dampak krisis iklim. Ia menyoroti pentingnya peran Greenpeace Indonesia dan LPBI NU dalam menyelamatkan bumi dengan pendekatan akumulasi dan tanggung jawab terhadap lingkungan.

“Indonesia memiliki iklim tropis dengan sinar matahari berlimpah, curah hujan tinggi serta tanah yang subur meski dikelilingi oleh rangkaian gunung berapi dan situs aktif seismik. Maka peran Greenpeace Indonesia dan LPBI NU secara bersama menyelamatkan bumi berdasarkan akumulasi dan tidak serta merta kita sebagai umat manusia secara eksploitatif menjadi serakah dan rakus,” terangnya

Pengurus LPBI NU, Arief Rosyid Hasan menyampaikan gagasan spiritual ekologi memposisikan agama sebagai kendaraan spiritual umat manusia dalam memandang alam, lingkungan hidup dalam perspektif spiritualitasnya. 

“Oleh karenanya, manusia tidak hanya melihat alam sebagai objek eksploitasi tapi juga harus bertanggung jawab memelihara serta merawat demi kemaslahatan bersama,” tutupnya  

Pewarta: Abdul Majid Ramdhani