• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 6 Mei 2024

Nasional

Refleksi HUT Kemerdekaan Ke-75 RI KH Nuh Addawami, Rais Syuriyah PWNU Jawa Barat

Refleksi HUT Kemerdekaan Ke-75 RI KH Nuh Addawami, Rais Syuriyah PWNU Jawa Barat
Rais Syuriyah PWNU Jawa Barat KH M. Nuh Addawami
Rais Syuriyah PWNU Jawa Barat KH M. Nuh Addawami

"17 Agustus kita lebih memanjatkan rasa syukur kita kepada Allah. Allah mengingatkan dalam Al-Qur’an di kala dulu Rasulullah SAW setelah umat Islam jaya, kelihatannya akan ramai-ramai berebutan jabatan. Kalau tadi sejak lama berjuang bersama-sama, tapi setelah mendapat kemenangan, jadi mau masing-masing mendapat kuenya, maka Allah memberikan peringatan,

Udzkuruu ni’matallahi ‘alaikum idz kuntum a’daa-an fa-allafa baina quluubikum fa-ashbahtum bini’matihi ikhwaana

Kalau kita ingat kepada detik-detik proklamasi, kita ingat sebelum proklamasi, 350 bukan waktu yang singkat kita dijajah oleh kolonial Belanda. Dalam pada akhirnya ingin semua merdeka. 
Padahal di Nusantara ini bermacam-macam etnis, bermacam-macam agama. Bahkan dalam satu golongan agama juga bermacam-macam mazhab dan bermacam-macam sekte. Tapi Allah bisa mempersatukan semua bangsa Indonesia yang berbeda-beda etnis, berbeda-beda agama, 

allafa baina quluubihim

oleh Allah dipersatukan hatinya, semua memandang bahwa penjajahan itu adalah musuh bersama, bukan musuh sewang-sewangan (masing-masing), tapi musuh bersama, musuh umat Islam, musuh orang Katolik, Hindu, Budha, Aliran Kepercayaan. 

Semua yang berbeda-beda itu bersatu menghadapi satu musuh, ialah penjajahan, maka akhirnya jadi kuat. Padahal andaikata kamu mendermakan, membiayakan, tidak akan mempersatukan hati-hati kalian. Oleh Allah bangsa Indonesia yang beraneka ragam suku, agama itu, dalam semua menghadapi satu musuh, penjajahan, akhirnya jadi kuat. 

Maka sekarang pun, kita sebetulnya semua golongan, semua anak suku bangsa untuk kita bersatu menghadapi satu musuh, yaitu musuh kita sekarang adalah wabah corona.

Sebetulnya wabah corona mengingatkan kita, semua yang berbeda-beda, suku bangsa berbeda-beda, mempunyai pandangan musuh kita yang urgen saat ini adalah corona. Jangan sampai ada istilah memancing di air keruh. Sekarang ada corona jangan sampai ada isu perpecahan."

Editor: Abdullah Alawi

Refleksi ini disampaikan pada pembukaan pengajian bulanan kitab Al-Ashbah wan Nadhair oleh Rais Syuriyah PWNU Jawa Barat KH M. Nuh Addawami di gedung PWNU Jawa Barat, Jalan Terusan Galunggung No 9, Kota Bandung, Sabtu 15 Agustus 2020
 


Editor:

Nasional Terbaru