• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 28 April 2024

Nasional

Rais Aam PBNU: Hadapi Yaumul Harj, Keberadaan Pesantren Sangat Penting

Rais Aam PBNU: Hadapi Yaumul Harj, Keberadaan Pesantren Sangat Penting
Rais Aam PBNU dan Ketua Umum MUI Pusat KH Miftachul Akhyar. (NU Online Jabar/Fahmi)
Rais Aam PBNU dan Ketua Umum MUI Pusat KH Miftachul Akhyar. (NU Online Jabar/Fahmi)

Kuningan, NU Online Jabar
Rais Aam PBU KH Miftachul Akhyar menjelaskan bahwa situasi sekarang ini sudah masuk dalam yaumul harj. Masa huru-hara, kekacauan, kekalutan sekaligus kebingungan. Masa yang dipenuhi dengan hoaks. Demikian disampaikan oleh Rais Aam kepada NU Online Jabar, di sela-sela peresmian Masjid An-Nahdloh dan peletakan batu pertama asrama Pesantren An-Nadhliyah, Minggu (22/11).
Hal itu merujuk pada sabda sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Muslim:
 
“Demi Dzat yang jiwaku berada dalam kekuasaanNya, dunia ini tidak akan hilang (kiamat) hingga tiba suatu hari di tengah manusia, orang yang membunuh tidak tahu mengapa ia membunuh, orang yang dibunuh tidak tahu karena apa ia dibunuh. Maka ditanyakan, bagaimana hal itu bisa terjadi? Dikatakan, al-harj, orang yang membunuh dan yang dibunuh akan berada di dalam neraka.” 

“Itulah yang disebut dengan yaumul harj, ketidakjelasan,” tegas Kiai yang baru saja terpilih sebagai Ketua MUI Pusat itu.

Sekarang ini, lanjutnya, antara hoaks dan kebenaran sudah menjadi satu. Banyak orang justru melakukan sesuatu, berbuat sesuatu, melaksanakan sesuatu karena berita hoaks, bukan karena kebenaran.  Kalau hal ini terjadi terus menerus, papar Rais Aam, maka seperti dijelaskan hadits itu, yang membunuh dan yang dibunuh, kedua-duanya di dalam neraka. Kenapa? Karena tidak ada upaya untuk mencari solusi. 

Oleh karena itu, Rais Aam ikut menyambut baik pendirian Pesantren An-Nahdliyah di Maleber Kuningan, karena menjadi upaya mencari solusi dari kekacauan itu.

“Solusinya dengan mempertinggi, memperkuat, dan mempelajari ajaran ajaran Islam. Maka pesantren ini ini sangat penting,” ujar Kiai Miftach. 

Rasulullah itu, sambungnya, membagi manusia itu hanya dalam dua kelompok, al-‘alim dan al-muta’allim, orang yang alim dan yang belajar. Wama baqiya hamajun. Di luar itu adalah ibarat binatang yang tidak berguna.

“Oleh karena itu, pesantren pada masa kini sangatlah penting,” papar Pengasuh Pesantren Miftachussunnah Surabaya itu. “Agar kita menjadi manusia berilmu dan manusia yang terus haus dengan ilmu. Mudah-mudahanlah Islam ini terus berkembang dengan baik, dan Allah memberikan kelancaran kepada generasi yang ada di masa depan nanti,” pungkasnya.

Pewarta: M Rizqy Fauzi
Editor: Iip Yahya


Editor:

Nasional Terbaru