• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Nasional

Muktamar Lampung

PCINU Usulkan Muktamar Daring, Dua Hal Ini Jadi Pertimbangan 

PCINU Usulkan Muktamar Daring, Dua Hal Ini Jadi Pertimbangan 
PCINU Usulkan Muktamar Daring, Dua Hal Ini Jadi Pertimbangan (Foto: NUO)
PCINU Usulkan Muktamar Daring, Dua Hal Ini Jadi Pertimbangan (Foto: NUO)

Jakarta, NU Online Jabar
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Se-Dunia telah mengusulkan agar Muktamar NU tetap dilaksanakan pada 23-25 Desember 2021, dengan teknis pelaksanaan yang dilakukan secara daring. Usulan ini kemudian mendapat apresiasi positif dari Ketua Panitia Pelaksana KH M Imam Aziz.


Namun, jika usulan tersebut disetujui dan kemudian pelaksanaan Muktamar NU ke-34 dilakukan secara daring. Setidaknya ada dua hal yang harus menjadi pertimbangan menurut Ketua PCINU Jerman, Muhammad Rodlin Billah. Menurutnya, ada dua pertimbangan penting yang perlu diperhitungkan sebelum memutuskan menggunakan suatu teknologi baru, khususnya dalam bidang teknologi informasi.


Pertama, mengetahui visi dan misi dengan baik hal yang ingin dicapai oleh satu kegiatan ataupun organisasi tertentu. “Biasanya, antara kedua hal ini terdapat ruang kosong yang perlu diisi. Baru kemudian kita pelajari apakah terdapat beberapa alternatif teknologi yang dapat membantu mengisi ruang kosong tersebut.


Dengan demikian, kata dia, kebutuhan panitia dan peserta Muktamar ke-34 mesti diterjemahkan dengan baik untuk kemudian dibandingkan dengan perkembangan terbaru dari berbagai aspek. Antara lain kesiapan venue Muktamar, seperti ketersediaan jaringan internet yang dapat diandalkan, khususnya saat diakses bersamaan oleh puluhan hingga ratusan orang. 


“Tentu saja perkembangan Covid-19 yang mempengaruhi kebijakan pemerintah secara nasional, demikian juga kesehatan para masyayikh selama Muktamar berlangsung, juga mesti diperhitungkan,” terangnya. 


Kedua, ada empat parameter yang harus dijadikan fokus saat menyeleksi alternatif teknologi yang ada. Keempat faktor itu adalah keamanan (security) data yang harus dijaga. Diikuti dengan privasi, khususnya dalam rangka memastikan identitas yang menjadi perwakilan dari masing-masing pengurus. Kemudian integritas, bagaimana menjamin suara yang diberikan pemiliknya tak berubah mulai dari proses input sampai output datanya. Terakhir, pertimbangan agar sistem senantiasa berkelanjutan (sustainability).


“Idealnya, diskusi soal infrastruktur digital ini tidak hanya untuk keperluan Muktamar sekarang, tetapi bagaimana agar dapat digunakan untuk lebih jauh. Apalagi NU akan segera memasuki abad keduanya. Namun tentu saja, prioritas terdekat adalah bagaimana Muktamar dapat berlangsung dengan lancar,” ujarnya. 


Pria yang akrab disapa Oding itu juga memastikan bahwa terdapat beberapa alternatif teknologi dan ketersediaan para ahli yang dapat memfasilitasi pelaksanaan Muktamar NU ke-34 jika dilakukan secara daring. Ia juga meyakini bahwa di kalangan nahdliyin juga terdapat tenaga ahli yang menjadi praktisi IT.


“Saya yakin ada banyak nahdliyin yang praktisi IT, tidak hanya dari lingkungan PCI yang memiliki pengetahuan dan pengalaman tersebut, namun juga di Indonesia. Setiap permasalahan besar menjadi ringan bila kita punya komitmen untuk melaksanakannya bersama-sama,” kata peneliti bidang komunikasi serat optik di Institut Teknologi Karlsruhe, Jerman, tersebut.


“Meski tentu kita masih perlu konsolidasi lebih jauh serta mempelajari dengan seksama, mana platform teknologi yang paling sesuai dengan kebutuhan panitia dan para masyayikh (kiai),” lanjutnya.


Soal ketersediaan tenaga ahli, di lingkungan PCINU Jerman saja ada banyak sarjana teknologi informasi, jelasnya. Mulai dari tingkat sarjana, master, doktor, peneliti, bahkan profesor. Belum lagi menghitung tenaga ahli dari PCINU lainnya. Ia menyebut bahwa PCINU Inggris Raya, PCINU Jepang, PCINU Korea Selatan, dan PCINU Amerika Serikat - Kanada juga telah menyatakan dukungannya.


Apabila usulan PCINU Sedunia ini kemudian dianggap sebagai soluisi terbaik oleh para masyayikh, maka tidak ada jalan lain selain mengusahakannya semaksimal mungkin hingga hari H tiba. “Usaha mesti kita maksimalkan, disamping juga dengan adanya dukungan dan keterlibatan para masyayikh, insyaallah bisa,” tandasnya. 

Editor: Agung G


Nasional Terbaru